..."Senja, indah namun tak bertahan selamanya, dia akan pergi meskipun besok akan kembali dengan sinar yang sama. Namun, dengan corak yang berbeda. Dia tau bahwa dia hanya datang sementara, sehingga dia mampu memberikan warna indah yang berbeda di setiap kepergiannya."...
Heningnya malam begitu candu, berbisik pada alam bercerita berjuta kisah yang telah di lewati. Hidup itu adalah perjalanan. Kehidupan itu merangkai kisah yang tak pernah putus. Ada senang dan bahagia, ada air mata dan nestapa, ada siang dan malam, ada terik dan hujan. Hidup itu seperti menulis bait puisi yang tak pernah selesai. Setiap manusia yang hidup mempunyai masalah yang berbeda-beda, punya cerita hidup yang berbeda-beda, tidak ada manusia yang hidup tanpa masalah, jangan pernah lari dari sebuah masalah, karena hal itu tidak akan membuat masalah mu selesai.
Fatih mengurung diri di dalam kamar, di temani dengan suara televisi yang menyala sendiri. Ia tidak bisa tidur mengingat kisah yang kembali berputar di dalam pikirannya.
Namanya adalah Muhammad Fatih, ia anak dari seorang ustadz dan ustadzah. Ayahnya bernama Sam dan ibunya bernama Fatimah. Ia baru menginjakkan kaki di tanah kelahirannya. Selama 5 tahun Fatih tinggal di negara Dubai bersama kakaknya yang bernama Aisyah. Dia anak kedua dari dua bersaudara, kakaknya telah menikah dan tinggal di Dubai, kedua orang tuanya menyuruhnya pulang, karena kedua orang tuanya ingin Fatih tinggal bersama mereka.
Fatih merindukan semua kenangannya selama di Dubai, banyak cerita yang terukir di sana, tidak mungkin di lupakan dalam sekejap, bahkan sampai tua pun Fatih akan mengingat kenangan itu. Ia sangat merindukan teman-temannya yang ada di sana, jangan tanya masalah wanita. Fatih tidak berpacaran, baginya wanita yang ada di negara asalnya lebih menarik dari pada wanita yang ada di negara lain.
Tiba-tiba Fatih teringat dengan wanita yang ia temui tadi saat pulang majelisan. Fatih sedikit heran dengan wanita itu. Awalnya Fatih sering melihat wanita itu duduk di lapangan yang luas tanpa teman, ia hanya sendiri di sana. Tak jarang Fatih juga melihat wanita itu sering menangis, Fatih yakin bahwa wanita itu memiliki masalah yang rumit. Saat itu Fatih memberikan payung kepada wanita yang sebenarnya ia belum kenal sama sekali.
"Azalea?" ucapnya tiba-tiba.
Fatih mengalihkan pikirannya, tak ingin larut memikirkan seorang wanita di tengah malam. Fatih merebahkan tubuhnya di atas kasur, ia mulai menutup mata, ingin segera menjelajahi dunia mimpi.
___________________________
"Azalea, coba kamu baca novel ini, novelnya sangat menarik," ucap Mika memberikan sebuah novel padaku.
"Tentang kamu?" ucap ku membaca judul novel tersebut.
"Iya, coba baca. Ceritanya sangat bagus," ucap Mika lagi.
"Kamu baru membelinya?" tanya ku, karena sebelumnya aku belum pernah melihat buku novel tersebut.
"Iya, beberapa hari lalu aku membelinya," ucap Mika yang sangat suka membaca novel dan buku lainnya.
Mika banyak memiliki koleksi buku dan novel, wajar saja, ia memiliki banyak uang untuk membeli semua buku. Sedangkan aku untuk membeli satu buku saja harus berpikir 100 kali mengingat uang ku yang sedikit. Mika sangat mengerti akan kondisi ku, ia selalu meminjamkan bukunya padaku, jangan tanya berapa buku. Sangat banyak, bahkan masih banyak buku Mika di asrama yang belum ku baca. Maka dari itu aku sangat bersyukur memiliki teman seperti Mika, sangat baik dan tidak pernah merendahkan ku.
"Nanti sore kamu kemana?" tanya Mika padaku.
"Tidak kemana-mana," jawab ku yang sedang fokus membaca sinopsis dari novel tersebut.
"Bagaimana kalau kita jalan-jalan? ya di sekeliling sini saja, atau duduk di sebuah cafe," ucap Mika menawarkan.
"Hmmmm........ apakah kamu tidak malu membawa ku jalan-jalan?" tanya ku ragu, karena aku tidak pernah duduk di sebuah cafe.
"Kenapa aku harus malu? kamu ini adalah sahabat ku," ucap Mika sambil tersenyum, aku pun membalas senyumannya sambil mengangguk. Sungguh dia sahabat ku yang baik.
__________________
Waktu menunjukkan pukul satu siang, aku pulang berjalan kaki menuju asrama. Hari ini tampak cerah, langit yang biru di temani dengan awan putih dan matahari yang bersinar terang, kecantikan langit sangat sempurna hari ini, walaupun panas terik matahari sangat terasa. Angin pun menjadi pelengkap suasana saat ini, rumput bergoyang menikmati angin dan panasnya matahari.
Tak terasa aku sudah sampai di asrama, aku mengganti baju dan melaksanakan shalat dzuhur. Melakukan aktivitas biasa yang selalu ku kerjakan setelah pulang sekolah, membersihkan kamar dan mencuci baju.
Mika menjemput ku ke asrama pukul 5 sore, aku sangat jarang keluar di kota ini karena aku tidak memiliki kendaraan, begitu pun dengan Nisa.
Mika yang paling sering mengajak ku untuk keluar walaupun hanya keliling di jalan kota.
Mika melajukan motornya dengan kecepatan sedang, aku selalu menjadi penumpang jika jalan bersama Mika, karena jujur saja aku tidak bisa mengendarai motor. Saat di kampung aku juga terbiasa jalan kaki, karena nenek dan ibu tidak memiliki motor.
Tidak butuh waktu lama, kami sudah sampai di sebuah taman yang di penuhi oleh semua kalangan, mulai dari orang tua, anak remaja bahkan anak kecil yang bermain di awasi oleh orang tuanya.
"Jadinya kita ke taman?" tanya ku, karena saat di sekolah Mika mengajak ku ke sebuah cafe bukan taman.
"Iya, aku yakin pasti kamu akan suka berada di taman ini," ucap Mika melihat ke arah taman tersebut. Aku pun tersenyum, aku benar-benar suka dengan taman itu.
Kami membeli cemilan terlebih dahulu, lalu kami duduk di taman sambil menikmati senja di sore hari.
Sungguh aku sangat suka berada di taman ini, benar benar suasana di alam yang segar nan alami.
Taman itu di alasi dengan rumput zoysia matrella, sebelah kanan taman di penuhi oleh anak-anak yang masih balita, karena di sana ada beberapa wahana mainan anak-anak, seperti perosotan, ayunan dan banyak lagi. Sedangkan di sebelah kiri taman di penuhi oleh kalangan remaja, karena banyak tempat duduk yang cocok untuk anak remaja. Di tengah taman lebih banyak di penuhi oleh orang tua, karena di lengkapi dengan rumah pondok kecil yang cocok duduk bersama keluarga. Aku dan Mika duduk di rumput sebelah kiri.
Waktu pun berlalu, senja mulai menampakkan diri. Senja terjadi karena molekul dan partikel kecil di atmosfer mengubah arah sinar cahaya matahari, sehingga menyebabkannya berhamburan atau berpendar di udara. Pemendaran memengaruhi warna cahaya yang datang dari langit, tetapi detailnya ditentukan oleh panjang gelombang cahaya dan ukuran partikel.
Aku menikmati senja yang indah di taman bersama Mika, kami pun menyanyikan lagu see you again, lagu yang biasa kami nyanyikan ketika di kelas.
Terima kasih udah mampir di novel author semoga ceritanya menarik perhatian teman teman ya 🤗
Jangan lupa untuk like vote dan komen ya biar author nya tambah semangat ni wkwkkwkw 🥴
_happy reading_
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments