Bab 20 : Si ketua basket

Pagi ini aku lebih semangat dari biasanya, hari yang cerah ku sambut dengan senyuman yang indah. Aku sudah sampai di depan gerbang sekolah.

"Hai Azalea," ucap seorang lelaki. Aku pun langsung melihat ke arah sumber suara.

"Iya ada apa kak?" tanya ku saat melihat pria itu, aku tau bahwa dia adalah kakak tingkat ku.

"Kamu mau langsung ke kelas?" tanya pria itu. Aku pun langsung mengangguk

"Wah. . . bisa dong sekalian, kan kelas kita dekat," ucap pria itu, aku pun hanya mengangguk dan kembali berjalan, pria itu pun berjalan menyamakan langkah ku dengan langkahnya.

"Oh ya, kenalin nama ku Heri," ucap pria itu.

"Aku sudah tau kak," ucap ku tidak melirik Heri.

"Kau sudah tau? tau dari mana? kan kita belum pernah kenalan?" tanya Heri melayangkan banyak pertanyaan padaku.

"Aku sering mendengar teman sekelas ku menceritakan tentang kakak," ucap ku jujur.

"Benarkah? apa yang mereka bicarakan tentang ku?" tanya Heri tampak antusias.

"Kata mereka kakak tampan, sepertinya kakak idaman mereka," ucap ku jujur. Siapa yang tidak mengenal nama Heri di sekolah ini, dia salah satu lelaki yang paling di sukai setelah Gibran si ketua osis. Heri terkenal dengan ketampanannya bahkan dia ketua dari grup pemain basket, ia juga sering memenangkan pertandingan basket antar sekolah.

"Wah . . . saya jadi malu," ucap Heri tersenyum malu. Aku tak mengatakan apa pun lagi, menit berikutnya aku sampai di depan kelas ku.

"Izin masuk luan kak," ucap ku saat di depan kelas.

"Silahkan," ucap Heri sambil tersenyum.

Pukul 9 pagi semua siswa dan siswi di kumpulkan di lapangan bendera, semua berbaris sesuai kelas masing-masing, kami tak sabar menunggu pengumuman perlombaan.

Acara formal di mulai, dengan pembukaan oleh MC, lantunan ayat suci Al Quran yang di bacakan. Kemudian kata sambutan dari kepala sekolah dan di akhiri dengan doa bersama. Di sekolah ku semuanya beragama Islam, namun tidak di wajibkan memakai jilbab. Banyak di antara teman-teman ku yang tidak memakai jilbab, mereka mengatakan tidak terbiasa dengan jilbab. Sedangkan aku memang sudah terbiasa dari kampung halaman, semua siswi di kampung ku mengenakan jilbab.

Pemenang perlombaan pun di umumkan, di mulai dari pemenang berpuisi. Aku berdoa semoga Mika lah pemenangnya.

"Juara ketiga jatuh kepada . . . Farah dari kelas IPS2," ucap MC, semua bertepuk tangan termasuk aku dan Mika.

"Juara kedua jatuh kepada . . . Zara dari kelas IPS1," ucap juri lagi, di penuhi oleh sorak bahagia dari kelas mereka.

"Juara pertama jatuh kepada . . . " MC terdiam sejenak, membuat kami semua dag dig dug derrr!!

"Siapa ya kira kira," MC malah bertanya kepada kami. Kami pun langsung bersorak karena penasaran dan deg degan.

"Hahahaha, baiklah. Pemenang juara satu perlombaan puisi jatuh kepada Mika dari kelas IPA1" ucap MC dengan lantang. Kami pun langsung bersorak bahagia, aku sangat senang saat melihat Mika maju ke atas panggung.

Selanjutnya pemenang dari perlombaan menyanyi, ini membuat ku semakin tegang, MC membacakan pemenangnya. Juara satu dan dua bukan berasal dari kelas kami. Semakin lama semakin menegangkan.

"Juara satu perlombaan menyanyi, jatuh kepada. . . Azalea dan Lili dari kelas IPA1." Ucap MC.

Kami pun langsung bersorak bahagia, aku maju ke atas panggung untuk menerima hadiah. Kelas kami juga pendapatan peringkat umum karena kebanyakan perlombaan pemenangnya dari kelas kami.

"Kerja yang bagus nak," ucap pak Anton ketika kami sudah berada di dalam kelas.

"Kalian hebat," tambahnya lagi. Pak Anton adalah wali kelas kami dari awal masuk sampai nanti kami tamat dari sekolah ini.

Kami merayakan kemenangan kami dengan makan bersama, berfoto bersama dan bercanda tawa bersama.

Aku pulang ke asrama pukul 3 sore, agak telat karena merayakan kemenangan kami. Saat aku melewati aksana grass, aku melihat ada Fatih di sana yang sedang membaca buku. Aku pun langsung mampir ke sana.

"Kak Fatih," sapa ku.

"Waalaikumsalam," ucap Fatih yang masih fokus pada bukunya.

"Eh, maaf. Assalamualaikum," ucap ku malu.

"Waalaikumsalam," jawab Fatih yang mulai melihat ku, namun detik berikutnya ia mengalihkan pandangannya.

"Kenapa baru pulang sekolah sekarang?" tanya Fatih yang tidak melirik ku.

"Kami ada perlombaan dan kami merayakan kemenangan kami hari ini," ucap ku sambil tersenyum.

"Oh ya? kamu menang lomba apa?" tanya Fatih padaku.

"Menyanyi," ucap dengan bangga.

"Wah sangat bagus, selamat ya," ucap Fatih sekilas menatap ku. Aku pun mengangguk sambil tersenyum.

"Kamu tidak ingin duduk dulu?" tanya Fatih. Tanpa menjawab apa pun aku langsung duduk di pondok kecil itu.

"Kamu pintar menyanyi, apa kamu bisa bernyanyi Arab?" tanya Fatih padaku.

"Aku tidak bisa," jawab ku memang tida bisa.

"Atau kamu tidak suka nyanyi Arab?" tanya Fatih lagi.

"Aku suka, tapi aku tidak hafal satu lagu pun, karena aku tidak memiliki ponsel untuk mendengarkan lagu itu," ucap ku yang sampai saat ini belum bisa membeli ponsel.

"Oh gitu, baiklah." ucap Fatih yang kembali fokus pada bukunya.

"Boleh kah aku bertanya sesuatu?" tanya ku pada Fatih.

"Silahkan," ucap Fatih.

"Apakah pacaran itu dosa?" tanya ku pada Fatih.

"Tidak," jawab Fatih singkat. Aku pun langsung terkejut dengan jawaban Fatih.

"Tapi banyak yang mengatakan pacaran itu dosa, walaupun dosa tapi masih banyak yang melakukannya, termasuk aku. Tapi itu dulu." Ucap ku yang melirik Fatih dari sudut mataku.

Fatih menutup buku yang ia baca, ia pun melihat ke arah depan.

"Pacaran itu tidak dosa, yang dosa itu perbuatannya. Kau tau istilah dari 17:32,?" tanya Fatih pada ku. Aku pun menggeleng.

"Di dalam Al Qur'an, surah ke 17 ayat 32 sebagaimana Allah berfirman yang artinya : "Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk." (QS. Al-Isra' 17: Ayat 32). Pacaran itu baru ada zaman sekarang, padahal intinya sama saja melakukan zina, baik itu zina mata maupun zina pikiran," ucap Fatih yang menjelaskan.

"Yang di katakan zina itu, ketika kita bersentuhan sama lawan jenis, baik itu pegang tangan atau sebagainya, ada juga zina mata yang memandang lawan jenisnya dengan perasaan bahagia, bahkan menimbulkan syahwat lelaki. Ada juga zina pikiran yang selalu memikirkan lawan jenis dengan perasaan bahagia. Nah, jadi bukan orang yang pacaran saja bisa zina tapi yang tidak pacaran juga bisa zina, ya contohnya yang terlalu memikirkan lawan jenis dan memandang lawan jenis dengan nafsu," tambah Fatih lagi. Aku langsung paham seketika.

"Terima kasih atas penjelasannya," ucap ku tersenyum tapi tidak ke arah Fatih.

"Sama-sama, aku akan membawa kan buku yang manarik lagi untuk mu," ucap Fatih.

"Benarkah? terima kasih." Ucap ku sangat senang.

Terima kasih udah mampir di novel author semoga ceritanya menarik perhatian teman teman ya 🤗

Jangan lupa untuk like vote dan komen ya biar author nya tambah semangat ni wkwkkwkw 🥴

_Happy reading_

Terpopuler

Comments

Lanjut

2023-03-12

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Rapuh
2 Bab 2 : Kekhawatiran terjadi
3 Bab 3 : Maafkan aku alifia
4 Bab 4: Tentang Aku
5 Bab 5 : Malam yang indah
6 Bab 6 : Kabar gembira
7 Bab 7 : Ternyata aku bukan anak kandung
8 Bab 8 : Sekolah baru
9 Bab 9 : Bisa tertawa lepas
10 Bab 10 : Pria asing
11 Bab 11 : Namanya Fatih
12 Bab 12: Menikmati senja di taman
13 Bab 13 : Menyejukkan hatiku
14 Bab 14 : Tentang alex
15 Bab 15: Aksana grass
16 Bab 16 : Bertemu Angga
17 Bab 17 : Gamon
18 Bab 18 : Pantai
19 Bab 19 : Perlombaan Menyanyi
20 Bab 20 : Si ketua basket
21 Bab 21 : Angkasa bertemu Azalea
22 Bab 22 : Larangan ustadz sam
23 Bab 23 : Titipan untuk Azalea
24 Bab 24 : Mengenai dekat tentang jaya
25 Bab 25: Mengenal dekat tentang jaya part 2
26 Bab 26 : Alva masuk pesantren
27 Bab 27 : Bertemu walau hanya sebentar
28 Bab 28 : Pilihan ustadz sam, Alaina?
29 Bab 29 : Hati yang kesepian
30 Bab 30 : Petir
31 Bab 31 : Hari yang sial
32 Bab 32 : Tentang Perasaan
33 Bab 33 : Balas dendam
34 Bab 34 : Mereka mengejek ku
35 Bab 35 : Alda marah padaku
36 Bab 36 : Aku menggigil
37 Bab 37 : Dia menjauhi ku?
38 Bab 38 : Fatih menunggu Azalea
39 Bab 39 : Aku bukan anak haram!!
40 Bab 40 : Dia datang di saat aku sedang hancur
41 Bab 41 : Mika memaafkan ku
42 Bab 42 : Menahan air mata
43 Bab 43 : Loncat loncat bahagia
44 Bab 44 : Fatih pamit kepada ayah jaya
45 Bab 45: Fatih pamit
46 Bab 46 : Alda meminta maaf
47 Bab 47 : Sahabat baru
48 Bab 48: Alifia bertemu Azalea
49 Bab 49 : Ibu Fatimah
50 Bab 50 : Sunrise di hari minggu
51 Bab 51 : Alex?
52 Bab 52 : Alex ke kampung Intan
53 Bab 53 : Malam yang mendung
54 Bab 54 : Terungkap
55 Bab 55 : Ayah
56 Bab 56 : Masih dengan nama yang sama
57 Bab 57 : Fatih kembali
58 Bab 58 : Kedatangan Alaina
59 Bab 59 : Penantian yang panjang
60 THE E N D
61 Ucapan Terima Kasih
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Bab 1 : Rapuh
2
Bab 2 : Kekhawatiran terjadi
3
Bab 3 : Maafkan aku alifia
4
Bab 4: Tentang Aku
5
Bab 5 : Malam yang indah
6
Bab 6 : Kabar gembira
7
Bab 7 : Ternyata aku bukan anak kandung
8
Bab 8 : Sekolah baru
9
Bab 9 : Bisa tertawa lepas
10
Bab 10 : Pria asing
11
Bab 11 : Namanya Fatih
12
Bab 12: Menikmati senja di taman
13
Bab 13 : Menyejukkan hatiku
14
Bab 14 : Tentang alex
15
Bab 15: Aksana grass
16
Bab 16 : Bertemu Angga
17
Bab 17 : Gamon
18
Bab 18 : Pantai
19
Bab 19 : Perlombaan Menyanyi
20
Bab 20 : Si ketua basket
21
Bab 21 : Angkasa bertemu Azalea
22
Bab 22 : Larangan ustadz sam
23
Bab 23 : Titipan untuk Azalea
24
Bab 24 : Mengenai dekat tentang jaya
25
Bab 25: Mengenal dekat tentang jaya part 2
26
Bab 26 : Alva masuk pesantren
27
Bab 27 : Bertemu walau hanya sebentar
28
Bab 28 : Pilihan ustadz sam, Alaina?
29
Bab 29 : Hati yang kesepian
30
Bab 30 : Petir
31
Bab 31 : Hari yang sial
32
Bab 32 : Tentang Perasaan
33
Bab 33 : Balas dendam
34
Bab 34 : Mereka mengejek ku
35
Bab 35 : Alda marah padaku
36
Bab 36 : Aku menggigil
37
Bab 37 : Dia menjauhi ku?
38
Bab 38 : Fatih menunggu Azalea
39
Bab 39 : Aku bukan anak haram!!
40
Bab 40 : Dia datang di saat aku sedang hancur
41
Bab 41 : Mika memaafkan ku
42
Bab 42 : Menahan air mata
43
Bab 43 : Loncat loncat bahagia
44
Bab 44 : Fatih pamit kepada ayah jaya
45
Bab 45: Fatih pamit
46
Bab 46 : Alda meminta maaf
47
Bab 47 : Sahabat baru
48
Bab 48: Alifia bertemu Azalea
49
Bab 49 : Ibu Fatimah
50
Bab 50 : Sunrise di hari minggu
51
Bab 51 : Alex?
52
Bab 52 : Alex ke kampung Intan
53
Bab 53 : Malam yang mendung
54
Bab 54 : Terungkap
55
Bab 55 : Ayah
56
Bab 56 : Masih dengan nama yang sama
57
Bab 57 : Fatih kembali
58
Bab 58 : Kedatangan Alaina
59
Bab 59 : Penantian yang panjang
60
THE E N D
61
Ucapan Terima Kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!