Beberapa bulan berlalu.
Aku terkejut saat melihat jam dinding menunjukkan pukul 7 pagi. Aku berlari ke kamar mandi untuk mandi, aku terlambat ke sekolah pagi ini akibat semalam tidak bisa tidur. Ternyata bukan aku saja yang terlambat bangun, Nisa juga. Dia adalah teman sekamar ku.
Aku berlari sekuat tenaga menuju ke sekolah, jarak antara asrama ke sekolah hanya membutuhkan waktu 3 menit. Aku sampai di depan gerbang dengan nafas yang terengah-engah.
"Baru kali ini aku melihat mu terlambat nona." Ucap satpam melihat ku terlambat
"Maaf Pak saya telat bangun, apakah boleh saya masuk?" gerbang telah di kunci 5 menit yang lalu. Karena satpam tau siapa Aku, untuk kali ini ia memberikan Aku kesempatan terlambat. Satpam di sekolah ku sangat ramah, dia selalu bertanya tentang ku, karena katanya aku mirip dengan keponakannya yang ada di kampung. Terkadang satpam itu rindu dengan keponakannya ketika melihat ku.
"Baiklah nak, untuk hari ini bapak izin kan kamu masuk. Tapi tidak untuk besok dan seterusnya." Pak satpam pun langsung membuka gerbang sekolah, agar Aku bisa masuk mengikuti pelajaran seperti biasa.
"Terima kasih Pak." Aku tersenyum ke arah pak satpam. Aku berlari kecil menuju ke kelas, aku yakin bahwa guru matematika itu belum masuk, kebiasaan guru matematika masuk kelas setelah 15 menit dari bel berbunyi.
Aku sampai di kelas, bersyukur tidak terlambat pagi ini, aku duduk di samping teman ku yang sedang membaca buku. Namanya Mika, dia adalah teman dekat ku semenjak duduk di bangku SMA. Mika sangat hobi membaca begitu pun dengan ku.
"Tumben telat?" tanya Mika fokus pada bukunya, tapi ia berbicara dengan ku.
"Aku telat bangun." Ucap ku yang nafasnya belum stabil.
__________________________
Pelajaran hari ini sangat melelahkan, Aku menyempatkan diri untuk mampir di lapangan yang luas, lapangan itu hanya di tumbuhi oleh rumput, seperti lapangan bola pada umumnya, tapi lapangan ini tidak ada gawangnya, lapangan ini tidak pernah di gunakan untuk bermain bola, aku juga tidak tau nama lapangan ini. Hampir setiap hari aku ke sini hanya untuk menenangkan diri. Di sana ada rumah pondok kecil, setiap hari aku menaruh tas ku di sana. Lapangan itu terkadang di pakai untuk acara-acara besar. Namun, jika di hari biasa lapangan itu tidak ada yang mengunjungi.
Aku tersenyum saat melihat langit mulai menghitam, kemungkinan besar hujan akan datang. Inilah yang ku tunggu sedari tadi. Aku berbaring di atas rumput, hanya ada aku di sini menikmati langit yang sedang mendung.
Menit berikutnya hujan mulai turun, aku mulai merasakan rintik demi rintik tetesan air hujan yang jatuh dari langit, semakin lama semakin banyak rintik hujan, sehingga aku tak bisa lagi membuka mataku. Perlahan aku mulai menutup mataku untuk menikmati hujan. Ini hujan pertama yang aku rasakan ketika merantau.
Sudah dua bulan aku meninggalkan kampung halaman ku, jujur aku sangat merindukan suasana di kampung. Suasana kampung yang masih alami sangat susah di dapati di kota yang penuh dengan kemacetan dan polusi. Saat ini aku sangat merindukan nenek, seorang pahlawan bagi kehidupan ku saat ini. Ingin rasanya bertemu dengannya. Namun ekonomi yang terbatas membuat ku tidak bisa pulang ke kampung halaman.
"Hujan sudah lama kita tidak bertemu. Kau tau? aku sangat merindukan mu, sudah lama aku tidak bercerita dengan mu, kau tau hidup ku di sini tidak seindah yang ku bayangkan. Namun, ada satu hal yang harus kau tau, aku memiliki teman yang baik di sini. Namanya Mika, dia seorang gadis cantik dari kalangan orang yang berada. Tapi, dia tidak pernah sombong terhadap siapa pun terutama pada ku. Satu lagi aku memiliki teman yang bernama Nisa, dia teman sekamar dengan ku di asrama, dia sangat baik padaku. Aku sangat bahagia menemukan dua teman yang sebelumnya aku tak punya. kau tau hujan? sudah lama aku ingin bercerita tentang ini padamu. Namun, kau tak kunjung datang, aku benar-benar sangat merindukan mu. Hujan jika aku bercerita tentang kedua sahabat ku apakah kau akan merasa cemburu? tenang saja kau tetap saja sahabat terbaik ku, terima kasih sudah menemani ku dari kecil. Aku sangat merindukan mu." Aku bercerita pada hujan, air mata pun mulai bercampur dengan air hujan yang membasahi ku. sudah lama aku tidak merasakan ketenangan hujan.
Satu jam berlalu, hujan mulai reda. Tubuhku pun mulai merasakan kedinginan, aku berniat untuk pulang ke asrama. Di sini aku tinggal di asrama dengan fasilitas yang lengkap. Aku mendapatkan beasiswa sekolah di kota ini, semua di tanggung mulai dari tempat tinggal hingga uang bulanan belanja, ini adalah kesempatan yang tidak akan ku sia-siakan.
Tidak butuh waktu lama untuk sampai ke asrama ku, kini aku sudah berada di depan asrama, Nisa tampak terkejut saat melihat ku pulang basah kuyup.
"Kamu kehujanan? kenapa tidak membawa payung?" Nisa tampak khawatir.
"Cepat masuk ganti baju mu," lanjutnya. Aku hanya mengangguk saja.
Setelah mandi aku kembali ke kamar, Nisa sudah menyiapkan teh hangat untuk ku, sepertinya Nisa benar-benar khawatir dengan keadaan ku.
"Minum lah, aku takut kamu jatuh sakit," ucapnya khawatir.
"Tidak perlu khawatir, aku sudah biasa kehujanan," ucap ku meminum teh yang di buatkan Nisa untuk ku.
"Tas mu tidak basah sama sekali, apa kau benar-,benar mandi hujan?" tanya Nisa melihat wajah Azalea yang pucat.
"Iya, aku sangat suka hujan. Tidak akan ku sia-sia kan hujan yang turun. Aku sangat ingin menikmatinya," ucapku yang masih menikmati teh hangat itu, Nisa mengeluarkan nafas kasarnya.
"Itu tidak baik untuk kesehatan Azalea!!" suara Nisa mulai meninggi.
"Tenang saja, aku akan baik-baik saja. Terima kasih teh hangatnya." Ucap ku tersenyum manis.
"Oh ya, tadi pagi kamu juga telat?" tanya Nisa kepada ku.
"Iya, untung saja satpam itu baik, dia memberikan ku kesempatan untuk terlambat, bagaimana dengan mu?" tanya ku, karena tadi pagi kami sama-sama terlambat.
"Aku terlambat tidak sendirian, ada beberapa teman ku. Jadi, kami di hukum untuk membersihkan WC," ucap Nisa kesal dengan kejadian tadi pagi.
"Kasian ha ha ha. Itu pelajaran untuk mu," ucap ku tertawa di atas penderitaan Nisa.
Aku dan Nisa berbeda sekolah, aku sekolah di SMA 1 sedangkan Nisa di MAN 1, sekolah kami tidak terlalu jauh dari asrama. Sekolah Nisa lebih menonjol ke masalah agama.
Terima kasih udah mampir di novel author semoga ceritanya menarik perhatian teman teman ya 🤗
Jangan lupa untuk like vote dan komen ya biar author nya tambah semangat ni wkwkkwkw 🥴
_happy reading_
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments