Fu Kuang tak kalah kaget dengan perintah Fu Yen. Raja muda bergerak cepat mengikat Ashura setelah tahu Ashura dekat dengan adiknya. Fu Yen tahu Ashura tak tertarik jadi wanitanya. Waktu Ashura menolong kedua abdinya sudah katakan dengan tegas tak mau masuk daftar calon selir.
"Apa ini tak terlalu cepat? Beri waktu pada Puteri Shu Rong persiapkan diri."
"Maaf yang mulia Jenderal..hamba hanya laksanakan perintah. Jangan persulit hamba!"Kasim Du tak dapat beri jawaban karena dia hanya ikuti perintah raja. Fu Kuang maklum posisi kasim Du yang hanya seorang budak Raja.
"Pergilah! Akan kuurus! " Fu Kuang memandangi kereta berisi Ashura. Gadis ini pasti kecewa juga takut harus masuk jadi selir.
Fu Kuang naik ke dalam kereta tanpa daya. Ashura langsung pasang wajah kesal pada Fu Kuang yang gagal lindungi dia dari cengkraman raja gila.
Fu Kuang menyentuh tangan Ashura tanpa berkata apapun. Ini bentuk minta maaf tanpa daya.
"Di mana janjimu?"ketus Ashura buang muka tak mau menatap Fu Kuang."
"Shu Rong..kau masuk istana dulu. Aku akan pikir jalan agar kau bisa bebas. Raja tak mungkin berbuat hal senonoh sebelum kau diangkat. Dia tak sejahat yang kau kira. Dia sangat sopan."
"Kalau sudah masuk kandang singa apa masih bisa lolos? Mungkin sudah tinggal tulang baru bisa bebas."
"Aku akan mohon pada ibundaku agar restui kita. Ibunda akan minta tolong pada pakcik aku yang jadi pejabat pengaruhi raja. Kau tenang dulu!"
"Aku tak percaya padamu lagi. Aku akan urus sendiri kabur dari istana."
"Jangan! Kau harus ingat Ayin dan Amuk. Mereka bisa dipenggal kalau kau kabur."
Ashura terdiam lagi. Mengapa dia lupa pada kedua abdinya. Bisa jadi keduanya dihukum raja bila dia kabur. Cerita akan makin panjang kalau sempat ada korban jiwa gara gara dia.
Ashura buang nafas saking kesal. Mengapa dia apes banget terlibat makin dalam di kisah konyol ciptaan hantu Shu Rong.
"Kau harus pikir cara bawa aku keluar istana raja muda. Aku tak mau jadi gundik raja."
"Iya..mungkin kau akan di tempatkan di salah satu istana sekitar tempat tinggal raja. Raja sudah ada dua selir yaitu selir agung Ning Fei dan selir Su Fen. Keduanya keponakan ibunda ratu sekarang. Ibunda Ratu mengharap salah satu keponakannya diangkat jadi permaisuri raja muda. Kau harus hati hati terhadap kedua orang ini. Mereka jahat dan kejam. Jauhi mereka."
"Sudah tahu lingkungan istana raja berbahaya tapi kamu tega tempatkan aku di sana. Kau mau aku cepat mati ya!"
"Bukan gitu. Aku juga tak berdaya melawan aliansi dua negara. Cuma sekarang kita harus buat raja muda tak suka padamu dan pilih selir lain."
"Oh gitu! Itu gampang! Raja pasti takkan suka padaku." Ashura tertawa licik setelah ngerti maksud Fu Kuang. Fu Kuang tak paham apa arti senyum Ashura tapi yang pasti bukan hal baik.
"Aku akan kunjungi kamu besok pagi. Kau tidur nyenyak saja. Masalah di istanamu akan kuurus. Oya jangan lupa bawa kedua pelayanmu! Biar mereka yang layani kamu! Takut pelayan istana sudah kena hasutan orang berkuasa."
"Akan kuingat nasehatmu!"
"Kita berangkat!"Fu Kuang kasih kode pada pengawalnya balik ke istana Ashura. Ayin ikut dari belakang tanpa berani tanya apapun. Gadis pelayan ini tahu Ashura dalam masalah. Majikan mereka tak mau jadi selir raja sejak dulu maka memilih tetap jadi penghuni istana buangan. Saat ini Ashura tak dapat menghindar lagi.
Dalam perjalanan pulang Ashura tak banyak omong. Otak Ashura lagi kerja cari cara bikin Fu Yen ilfil padanya. Seorang raja tak mungkin punya selir norak macam dia. Ashura harus bertingkah tak wajar agar Raja muda tak suka padanya.
Ashura tersenyum sendiri tatkala ada sedikit ide muncul di otak. Fu Kuang tahu gadis ini sedang olah pikiran cari cara bikin onar.
"Berpikir apa? Jangan katakan mau kabur lagi!"
"Tidak..aku akan manis seperti singa imut."
"Singa ada yang imut?"Fu Kuang tertawa geli Ashura umpamakan diri singa imut. Singa tetap singa. Dari mana imutnya.
"Ada..ya seperti aku! Oya raja muda sejak kapan naik tahta?"
"Setahun lalu ganti Ayahandaku yang mangkat. Dia adalah anak ratu maka otomatis dia pewaris kerajaan. Ibunda ratu sekarang adalah selir agung. Dia diangkat jadi ratu setelah ratu yaitu ibunda raja muda meninggal. Ibuku yang selir kedua diangkat jadi selir agung. Masih banyak selir Ayahanda yang meratap di istana menunggu ajal menjemput. Inilah yang tak kusukai! Para selir meratapi nasib sial terkurung di istana tak bisa berbuat apa." kata Fu Kuang sambil menatap mata Ashura yang berkaca kaca merasa iba pada nasib wanita istana.
"Aku tak mau nasibku berakhir gitu."
"Aku takkan biarkan hal ini terjadi padamu! Kau bisa nikmati hidup tanpa perlu berbagi suami pada wanita lain. Kita cukup hidup berdua bersama anak anak kita."
"Terima kasih! Inilah yang dibutuhkan seorang wanita. Rasa aman dan nyaman."
Fu Kuang tersenyum beri janji tak tertulis pada Ashura. Tak lama kemudian mereka tiba di istana dingin. Fu Kuang antar Ashura sampai ke dalam istana lalu minta pamit. Fu Kuang ingin balik ke istana temui ibundanya untuk urus agar Ashura bisa bebas dari pernikahan dengan raja muda.
"Jaga diri! Jangan sembarangan keluyuran! Istana utama penuh bahaya juga orang jahat. Aku akan masuk istana juga temani ibunda. Ini satu satunya cara agar bisa dekat denganmu."
Ashura membungkuk mengucapkan terima kasih perhatian Fu Kuang. Ashura yakin Fu Kuang orang baik yang mampu lindungi dia dari kejahatan istana. Masuk istana akan buka kesempatan Ashura selidiki kematian puteri Shu Rong. Penyelidikan memang harus dimulai dari istana. Ashura curiga ada orang tak mau Shu Rong masuk istana untuk bersaing jadi selir raja yang akan maju menjadi ratu.
"Shu Rong ucapkan terima kasih! Jangan tinggalkan Shu Rong ya!"
Fu Kuang menepuk pipi Ashura pelan lalu buka cadar gadis ini. Fu Kuang mau menatap wajah cantik Ashura sebelum gadis ini masuk istana.
Mata Fu Kuang nyaris meloncat keluar melihat bagaimana anehnya wajah Ashura. Ashura meringis menahan malu. Tawa Fu Kuang membahana keras penuhi seluruh istana. Para pengawal di luar kaget dengar suara tawa Fu Kuang. Selama ini tak sekalipun Fu Kuang tertawa besar. Peristiwa heboh apa buat sang jenderal tertawa layak orang kesurupan.
Ayin sendiri tak dapat tahan diri melihat tampang Ashura. Ashura jadi aneh karena di pipi tambah tompel hitam sebesar bola ping pong.
"Shu Rong..aku bisa mati ketawa bila bersamamu. Kau memang aneh.." Fu Kuang menyentuh pipi Ashura yang dia olesi tinta biar tampak jelek ada tompel hitam.
Fu Kuang yang sudah tahu wajah asli Ashura bukannya merasa tambah jelek malah terlihat lucu menggemaskan. Ingin rasanya Fu Kuang gigit hidung bangir Ashura untuk salurkan rasa gemas.
"Aku akan bikin tompel ini biar raja muda tak tertarik padaku."
"Terserah kamu! Bagiku kau makin lucu. Aku pulang dulu. Malam ini aku akan masuk istana juga. Jaga diri!"
Ashura mengangguk manja. Fu Kuang mangut lalu berlalu dari istana Ashura. Ashura memandangi kepergian Fu Kuang sambil menghela nafas. Cerita baru dalam hidupnya akan di mulai. Apa yang akan terjadi malam ini hanya Tuhan yang bisa jawab.
Tantangan baru sedang menanti Ashura. Ashura harus persiapkan mental menerobos hidup baru di istana yang kelam. Ashura harus cepat selesaikan misi Shu Rong bisa kembali ke tempat semestinya.
"Tuan puteri..masuklah! Hari sudah senja. Kita harus bersiap masuk istana. Hamba akan persiapkan bekal tuan puteri." ajak Ayin tak tega melihat Shu Rong bersedih karena terpilih jadi selir.
"Ayo..kau harus ikut aku! Amuk juga. Kalian adalah orang kepercayaanku. Ke mana aku pergi di situ kalian."
"Ya tuan puteri!"
Ashura segera masuk ke kamar mencari ranselnya. Barang barang itu amat berharga bagi Ashura karena semua barang penting tersimpan di situ. Pasport dan ktp serta surat surat lain semua dalam ransel itu.
Ayin mengatur pakaian Ashura serta peralatan berhias milik puteri Shu Rong. Sebenarnya Ashura tak butuh barang barang itu namun untuk hindari rasa curiga Ayin maka Ashura biarkan Ayin mengira dia adalah Shu Rong.
Ashura bungkus ranselnya dengan kain agar jangan menyolok bawa barang tak lazim di jaman kuno ini. Apa kata orang orang itu bila lihat laptop dan hp Ashura. Mereka belum pernah melihat barang canggih gitu pasti berpikiran buruk pada Ashura. Jangan jangan Ashura dikira makhluk luar angkasa nyamar jadi puteri.
Ashura dan Ayin gelisah menanti jeputan ke istana utama. Amuk berjaga jaga di depan gerbang takut tiba tiba jeputan tiba. Ketiganya sangat tegang menunggu yang pasti tiba.
"Ayin..kau pernah ke istana utama?"tanya Ashura berusaha tenang.
Ayin menggeleng."Hamba tak pernah tinggalkan tuan puteri. Tuan puteri tak pernah ke sana berarti Ayin juga tak pernah."
Ashura mangut mangut. Ntah bagaimana nasibnya kalau raja muda ingin menghabiskan malam bersamanya. Apa iya Ashura harus ganti Shu Rong layani laki yang belum dikenal. Wajah boleh mirip Liem namun orang belum tentu sama.
Ashura duduk dengan hati tak tenang. Sebentar bentar melirik pintu takut pengawal istana utama datang jeput. Dalam hati Ashura berdoa semoga sang raja berubah pikiran. Bisa saja sang raja pilih puteri lain yang lebih ok darinya.
Harapan tinggal harapan. Di luar terdengar suara ribut ribut orang ramai. Ayin dengan sigap meluncur keluar cari tahu apa yang terjadi.
Dalam kamar Ashura berdoa komat kamit minta raja muda berubah pikiran. Kalau bisa raja muda hilang ingatan sekalian. Ini berarti Ashura selamat dari kawin paksa.
"Tuan puteri..kasim Du sudah datang."lapor Ayin takut takut. Ayin tahu Ashura tak tertarik masuk istana. Tapi kuasa raja siapa berani lawan.
Ashura bangkit dari bangku busungkan dada yakin hadapi segala kemungkinan. Cepat atau lambat hari ini pasti datang. Lebih cepat lebih baik biar ada keputusan. Ashura yakin Fu Kuang takkan biarkan Ashura jadi korban raja muda.
"Tuan puteri..sudah siap?"
Ashura mengangguk dengan gagah. Padahal dalam hati kebat kebit menanti kelanjutan nasibnya.
Kasim Du membungkuk sopan begitu melihat Ashura keluar dengan cadar menutup wajah. Sebenarnya kasim Du penasaran ingin lihat wajah Ashura. Apa istimewanya gadis ini sampai raja turun tangan sendiri masukkan dia ke istana. Biasa Ibunda Ratu yang atur gadis mana masuk istana jadi selir raja.
"Kita berangkat kasim..Aku mau pelayanku ikut naik kereta kuda. Sudah malam tak mungkin dia jalan kaki."
"Iya Tuan Puteri Shu Rong. Silahkan!" Kasim Du mengiringi Ashura naik ke kereta kuda. Ayin ikut naik sesuai permintaan Ashura.
Reaksi wajah Ashura tak tampak karena tertutup cadar. Ayin tahu Ashura tidak bahagia saat ini. Tapi mereka tetap harus ke istana jumpai raja cari tahu nasib Ashura selanjutnya.
Perlahan kereta kuda bergerak meninggalkan istana dingin menuju ke istana utama. Langit mulai remang remang menyambut sang malam. Angin dingin menyergap tubuh Ashura dari segala arah menambah rasa dingin. Hati gadis ini cukup dingin sekaligus takut. Berbagai dugaan buruk terlintas di benak.
Semoga Raja Muda tak rendah mental memaksa gadis muda layani nafsu bejatnya. Ayin menepuk tangan Ashura kasih semangat pada majikan baik itu.
Ashura balas menggenggam tangan Ayin tanda tak apa. Ashura tak boleh terlihat lemah biar tak diinjak Raja maupun selir lain.
Jantung Ashura nyaris keluar tatkala kereta kuda berhenti di istana kebajikan. Pintu gerbang raksasa seakan siap menelan Ashura hidup hidup.
Ashura memandangi Ayin lekat lekat minta dukungan. Ayin angguk beri dukungan.
"Selamat datang di istana kebajikan tuan puteri."ujar kasim Du dari luar kereta.
Ashura turun dari kereta dibantu kasim Du. Ayin ikut turun sambil tenteng bekal Ashura yang sangat penting. Ashura wanti wanti pada Ayin harus jaga bungkusannya itu. Itu adalah milik Ashura untuk kembali ke kampungnya di Indonesia.
Ashura memandang istana megah milik raja sambil menghela nafas. Dalam hati Ashura mengucapkan selamat datang masalah.
"Silahkan Tuan puteri!" kasim Du bawa jalan untuk Ashura menuju ke kediaman resmi Raja.
Ashura berjalan dengan anggun lewat banyak pengawal. Tak ada tanda tanda wanita lain ikut dalam acara ini. Tampaknya hanya Ashura yang diundang malam ini. Yang lain mungkin nyusul esok malam.
Dasar raja cabul. Ingin rasanya Ashura kebiri sang raja supaya burungnya tak bisa berkicau buat bising.
"Kasim Du..puteri lain sudah datang?"tanya Ashura penasaran lihat suasana istana sepi.
"Hanya Tuan Puteri yang dipilih Yang Mulia." sahut Kasim Du sopan.
"Oh..lalu ke mana gadis gadis cantik tadi?"
"Ada yang sudah pulang rumah masing masing. Ada yang mau bertahan di istana para gundik harap dipilih pada pilihan selanjutnya."
"Kayak pilih ayam ya! Pilih lalu dibantai jadi korban santapan raja muda."
"Tuan puteri jangan omong gitu! Tak baik didengar raja."
"Lho..itu fakta! Raja kalian itu cabul. Sudah punya selir masih mau kumpul banyak gadis. Coba pikir! Tiap hari kumpul tenaga hanya habiskn tiduri selir selir. Kurang kerjaan ya!"
"Tuan puteri..ssttt..jangan katakan apapun lagi."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
玫瑰
Kan bagus kalau raja muda dengar..pasti marah ni..
2023-04-09
1