Bersama Raja

Fu Yen beri tanda pada kasim untuk balik kamar. Kasim Du membungkuk hormat. Fu Yen ayunkan langkah menyusul Ashura yang duluan kabur. Apa lagi ulah Ashura bikin Fu Yen hilang akal hadapi dia.

Ashura sudah berada dalam kamar duduk santai di bangku tunggu Fu Yen balik. Ashura sudah ngantuk pingin istirahat namun tak tahu harus buat apa. Ashura tak mau jadi penghias ranjang raja muda. Masa depannya akan punah bila sempat digauli sang raja. Ashura memang terlahir di abad moderen tapi soal kesucian masih terjaga. Ashura janji akan berikan yang pertama pada suami yang berhak.

"Pikir apa?" suara Fu Yen bikin Ashura kaget.

"Pikir tidur..hamba boleh tidur sama Ayin?" tanya Ashura dengan wajah memelas.

"Tidak..kau pelayan pribadi jadi harus disamping raja. Kau tidur di bawah."

"Apa yang mulia tak kasihan pada gadis muda penuh derita ini. Lantai dingin menggigit tulang. Selimut tipis usir rasa hangat." ujar Ashura penuh perasaan sedih.

"Kau bisa naik tempat tidurku. Jamin hangat dan empuk." Fu Yen mengulum senyum.

"Ciiss..sia sia hamba keluarkan jurus rayuan gombal. Terima nasib tidur di lantai. Kasim Du mana selimutku?"

Kasim Du menunjuk seonggok selimut di atas tempat tidur raja. Kasim Du suka pada Ashura yang lucu menggemaskan walau wajahnya jelek. Yang penting raja temukan kebahagiaan bersama Ashura. Raja juga manusia berhak punya teman bermain dan bercanda. Ashuralah satu satunya orang yang berani goda sang raja. Raja suka pula digoda gadis jelek ini.

"Tuan puteri tak mau tidur nyaman di tempat tidur Yang Mulia?" tanya kasim Du berbisik sambil bantu Ashura bentang selimut di lantai.

"Kenapa kasim Du tak naik ranjang raja saja." balas Ashura kesal.

"Bisa dipenggal kepalaku.."

"Aku juga tak mau dipenggal. Eh..mana kamar mandi? Aku mau bersihkan diri sebelum tidur."

"Mari kuantar!" Kasim Du bersikap sopan pada Ashura.

"Aku mau ambil bekalku dulu. Ada barang mau kugunakan ke kamar mandi."

"Minta ijin dulu sama Yang Mulia kalau mau kepalamu tetap lengket di leher." bisik Kasim Du melirik Fu Yen yang sedang duduk di tempat dia menangani masalah kerajaan.

"Kamu saja yang bilang. Kalau aku yang bilang banyak sekali protes. Sekarang kita rekanan kerja. Kita harus kerja sama melayani rajamu." Ashura ikut berbisik biar sang raja tak tahu apa yang mereka obrolkan.

"Baiklah tapi janji tak menyusahkan aku!" sahut kasim Du takut Ashura berulah menyusahkan dirinya. Cari masalah dengan raja sama saja cari mati. Kasim Du masih sayang nyawanya tak rela tinggalkan segala kemewahan hidup menjadi orang kepercayaan raja. "Yang Mulia..puteri Shu Rong ijin ke kamar mandi untuk bersihkan diri."

Raja menatap Ashura lihat apa gadis ini mau buat ulah lagi atau memang perlu ke belakang untuk tunaikan panggilan alam. Ashura berdiri dengan manis tak mau bertingkah aneh supaya cepat diijinkan ke kamar sebelah ambil bekalnya. Ashura risih wajahnya masih ada bekas tinta. Tinta itu bisa saja merusak wajahnya karena iritasi. Ashura harus segera cuci tompel jelek di wajah.

"Bersihkan di kamarku saja! Diakan pelayan pribadi jadi harus tetap di sampingku 24 jam." sahut Fu Yen seolah Ashura memang budak tanpa kebebasan dikitpun.

"Yang Mulia..kami wanita mempunyai rahasia sendiri. Mana mungkin diperlihatkan pada raja yang begitu mulia." Ashura berusaha bela diri. Fu Yen membisu tak katakan apapun. Kasim Du segera menarik tangan Ashura keluar dari kamar Raja. Kasim Du tahu kalau raja sudah diam berarti tak masalah lagi.

"Terima kasih Kasim Du..aku berhutang padamu." kata Ashura tulus. Kasim mengangguk tak anggap Ashura jadi beban.

Ashura segera masuk ke kamar sebelah yang disediakan untuknya. Ashura buka pintu melihat Ayin sedang terngantuk di bangku panjang. Ashura menjadi kasihan pada gadis setia itu. Seluruh hidup Ayin hanya diperuntuk pada puteri Shu Rong. Ashura janji akan perhatian nasib Ayin bila dia berhasil selesaikan misi puteri Shu Rong.

"Ayin.." Ashura menyentuh bahu Ayin perlahan. Ayin membuka mata dengan cepat lalu membungkuk hormat pada Ashura.

"Tuan puteri..apa raja menyusahkanmu?" Ayin mengelilingi Ashura cari apa yang kurang dari majikannya.

Ashura tertawa geli melihat gaya Ayin. "Tak ada yang hilang..tolong ambil bungkusanku! Aku mau ke kamar mandi. Tompelku mulai gatal. Terbuat dari apa sih tinta kalian?"

"Dari berbagai bahan, seperti minyak, arang giling mungkin juga dari gelatin hewan."

"Ya ampun..betapa menjijikkan.." Ashura mendekap mulut hampir muntah setelah tahu bahan dasar tinta jaman kuno. Gadis ini cepat cepat raih ranselnya untuk ambil sabun pembersih wajah.

Ashura bawa ransel ke belakang agar lebih leluasa bersihkan badan yang lengket. Hobby utama Ashura memang mandi. Ashura memasang motto kebersihan adalah pangkal kesehatan dan semua harus dimulai dari diri sendiri.

Ashura puas puaskan diri bersihkan seluruh badan lalu lumuri badan dengan handbody aroma cherry pink. Harum segar rasa buah akan bawa Ashura tidur nyenyak melupakan tantangan lebih sulit ke depan.

"Tuan puteri..sudah selesai? Kasim Du sudah datang menjeput." Ayin berkata dari luar pintu kamar mandi.

"Sudah..segera datang." Ashura berbenah menyimpan barang barangnya supaya Ayin tak curiga barang anehnya.

Ashura membungkus ranselnya dengan kain lagi. Ashura akan bawa ranselnya ke kamar raja karena segala aktifitasnya akan berpangkal di kamar raja. Raja gila itu pasti akan menyusahkan terusan maka Ashura memilih tak mau cari masalah dulu.

"Tuan puteri harum sekali. Aku suka bau segar tuan puteri. Tuan puteri seperti bidadari dari surga. Cantik dan wangi.." puji Ayin mengendus bau dari badan Ashura. Ashura hanya tertawa masam. Cerita panjang lebar pada Ayin pasti takkan ngerti. Lebih baik diam saja.

"Ayin..tidurlah! Kau sudah makan?"

"Sudah..tuan puteri mau ke mana?"

"Raja gila itu perintah aku harus tidur di kamarnya. Tak usah kuatir..aku akan baik saja. Oya..besok aku akan pergi dengan raja. Kau baik baik saja di sini. Jangan keluyuran! Tetap bersama Amuk."

Mata Ayin langsung kerkaca kaca akan ditinggal Ashura. Ashura segera memeluk Ayin menenangkan pelayannya.

"Aku pergi tak lama. Ada urusan kerajaan. Raja tak seburuk bayangan kita. Dia juga baik seperti jenderal. Tenanglah!"

"Ya tuan puteri. Kami akan tunggu di sini."

Ashura menepuk pipi Ayin lembut. "Aku pergi dulu!" Ashura pasang cadarnya untuk hindari tatapan nakal raja. Ashura tak mau bikin tompel lagi takut kulit wajah rusak.

Ashura keluar kamar menuju ke kamar sang raja. Baru selangkah jalan Kasim Du sudah muncul menjeput gadis ini. Ashura merasa kepalanya gatal gara gara kasim Du tak mau kerjasama memberi kebebasan padanya.

"Kasim Du baik sekali hati jeput aku!" sindir Ashura erus melangkah lewat kasim Du. Kasim Du ikut sambil meringis.

"Bukan baik hati tapi takut kepala berpindah tempat."

"Raja kalian algojo sinting. Dikit dikit penggal orang." sungut Ashura jengkel pada keangkuhan raja yang mau berkuasa atas nyawa orang. Apa negara ini tak ada hukum?

Kasim Du memberi tanda di bibir agar Ashura tak banyak mulut. Kalau sempat raja dengar bisa timbulkan masalah baru bagi mereka berdua. Kasim Du menarik tangan Ashura masuk ke kamar raja supaya semua berjalan lancar.

"Kamu sangat wangi..aku suka harum badanmu. Kasih tahu kau pakai minyak apa." si banci kalengan mengendus tubuh Ashura tanpa malu.

Ashura merepet dalam hati si kasim bikin ilfil saja. Banci tetap banci. Pantang cium yang berbau wanita.

"Ini namanya minyak sinyong nyong." kata Ashura asalan. Biarin si banci bingung dengar bahasa amburadolnya. Di jaman ini mana tahu arti sinyong nyong.

"Sinyong nyong? Minyak dari mana?"

"Air mata puteri duyung. Pernah dengar?"

Kasim Du mangut antara percaya tak percaya. Apa iya ada puteri duyung seperti kisah dalam dongeng? Ashura senang bikin si banci berpikir keras semua kata katanya.

"Kalian tak berniat masuk?" terdengar suara Fu Yen dari dalam. Ashura melelet lidah sambil cekikan. Kasim Du bergerak cepat membuka pintu kamar raja. Ashura masuk diikuti kasim Du. Fu Yen duduk di depan meja kerja memantau gerak gerak Kasim Du dan Ashura penuh curiga. "Kalian sedang apa?"

"Tak ada Yang Mulia. Hamba jeput puteri sesuai titah Yang Mulia. Puteri Shu Rong sudah datang."

"Hhhmm..kau boleh mundur. Dan kau cepat tidur."

Kasim mengundurkan diri menutup pintu kamar. Ashura masih mematung menanti perintah sang penguasa untuk selanjutnya. Mau tidur langsung takut dimarahi sang raja yang rada sinting. Moodnya cepat berubah bak bunglon.

Raja mengabaikan Ashura asyik memeriksa beberapa kertas di meja. Sumpah mati Ashura tak ngerti isi kertas itu. Huruf China sangat sulit dipelajari karena tak berurutan macam huruf latin. Ashura pernah belajar huruf kanji namun terhenti karena kelewat banyak kegiatan. Harus kuliah, berlatih wushu dan taekwando. Belum lagi kegiatan kecil seperti latihan piano dan menari. Ashura suka menari terutama tarian shuffle model kekinian. Jadwal Ashura sangat padat dalam keseharian. Ashura termasuk gadis energik.

"Belum mau tidur?" tegur Fu Yen melihat Ashura masih mematung. Cadar melekat di wajah bikin Fu Yen tidak suka. "Buka cadarmu kalau tak ada orang!"

"Maaf Yang Mulia. Hamba takut wajah jelek hamba tambah jelek kalau diserang nyamuk. Jadi hamba akan tidur pakai cadar." kilah Ashura manis jadi kambing jinak.

"Terserah! Tidurlah! Undangan tidur di tempat tidurku masih berlaku."

"Oh tidak perlu..tidur di lantai juga nyaman." Ashura cepat cepat merebahkan badan di selimut yang terbentang di lantai. Badan Ashura langsung bereaksi menolak tempat tidur tak ramah. Ashura sudah terbiasa tidur nyaman di tempat tidur empuk. Kini harus sabar telentangkan badan di lantai. Ini semua gara gara arwah penasaran Shu Rong.

Ashura melayangkan angan ke abad di mana ada orang tua dan Liem si musuh terindah. Ashura rindu pada mereka. Semoga tugasnya cepat selesai bisa cepat bertemu dengan orang oarng tercinta.

Dalam berkhayal Ashura terbawa mimpi. Ashura tertidur pulas walau tak nyaman. Gadis ini paling cepat lelap kalau sudah lelah.

Suasana jadi hening karena Fu Yen masih membaca sementara Ashura sudah berlayar dalam mimpi menuju ke abadnya jumpai orang orang terkasih.

Lewat tengah malam Fu Yen bangkit dari meja kerja mendekati Ashura yang sudah lelap. Fu Yen perhatikan Ashura dalam dalam ingin selami isi hati gadis ini. Mengapa gadis ini tak mau jadi calon ratu dambaan semua wanita di kerajaan. Adiknya sang jenderal juga tergila pada gadis ini. Apa istimewanya Ashura bisa menarik hati Fu Kuang yang terkenal dingin pada wanita.

Perlahan Fu Yen singkap cadar Ashura mau lihat seberapa jelek wajah gadis ini. Fu Yen tertegun melihat wajah putih bersih tanpa cacat milik Ashura terpapang nyata di depan mata. Wajah itu sangat cantik tanpa noda.

"Kau sangat cantik ratuku! Kenapa mau main main denganku?" desah Fu Yen masih takjub pemandangan indah di depan mata. Bibir Ashura merah muda menggoda orang untuk mengecupnya. Fu Yen menahan nafas agar jangan hanyut dalam pesona gadis konyol ini. "Ayo tidur bersamaku!"

Fu Yen mengangkat Ashura membawanya ke tempat tidur. Fu Yen tempatkan Ashura di tempat tidur dengan hati hati supaya gadis ini tak bangun. Bisa kacau kalau Ashura tahu dia dibawa tidur bersama. Tendangan mautnya pasti akan hujani Fu Yen. Fu Yen sudah pernah rasakan dahsyatnya tendangan Ashura. Sangat kuat dan lincah. Persis petarung sejati.

Fu Yen sendiri ikut rebah di sisi Ashura menyongsong pagi. Fu Yen tahu besok pagi bakal ada keributan besar begitu Ashura bangun. Tapi Fu Yen tak mau tahu. Besok baru pikir cara tenangkan gadis berdarah panas ini. Sekarang cukup merasakan hangatnya tubuh Ashura.

Bau harum badan Ashura buat Fu Yen makin mabuk kepayang. Bau tubuh Ashura beda dengan selir selirnya yang rata kelewat histeris. Fu Yen memeluk Ashura beri rasa nyaman agar gadis ini makin lelap.

Kicauan burung di luar bangunkan Fu Yen. Dilirik gadis muda di sisinya yang masih tertidur pulas dalam pelukannya. Wajah Ashura tetap imut walau tak dandan. Ingin sekali Fu Yen gigit bibir ranum itu. Mengulum bibir itu mungkin terasa legit.

Fu Yen tak mau ambil resiko bertengkar di pagi hari memilih turun dari tempat tidur sebelum Ashura bangun. Cukup dia tahu pilihannya kali ini tak salah. Selain cantik gadis ini juga cerdas. Cuma gadis ini konyol minta ampun. Untuk hindari Fu Yen dia sengaja bikin tompel jelek di wajah.

Fu Yen keluar cari kasim Du. Biasa Fu Yen cukup teriak maka banci kalengan itu akan menghadap. Fu Yen mengalah supaya jangan ganggu tidur sang puteri lesek.

Kasim Du sudah berdiri di depan kamar Fu Yen menanti sang raja bangun. Ini bentuk pengabdian sejati bagi raja muda.

"Selamat pagi Yang Mulia.." kasim Du membungkuk hormat seperti biasa. Mata banci kalengan ini melirik ke dalam kamar cari sosok konyol berwajah jelek. Bayangan seseorang berada di atas tempat tidur raja sudah jelaskan kalau telah terjadi sesuatu hal antara raja dan gadis tompel.

Selera raja muda cukup buruk kalau mau tidur dengan gadis konyol macam Ashura. Sudah jelek bersikap tidak sopan pula.

Namun ada keistimewaan Ashura yakni pinter juga berani bersikap adil.

Terpopuler

Comments

玫瑰

玫瑰

nampaknya raja muda tidak mahu melepaskan Ashura...
makin dalam perasaan nya..adeh!

2023-04-09

0

lihat semua
Episodes
1 Ke Negeri Tirai Bambu
2 Musuh Terindah
3 Ashura Menghilang
4 Arwah Putri Shu Rong
5 Raja Muda Galau
6 Adaptasi
7 Jenderal Muda
8 Mengenal Jenderal Ganteng
9 Raja Murka
10 Makin Akrab
11 Pengumuman
12 Bertemu Raja Muda
13 Gerak Cepat
14 Jumpa Lagi
15 Bercanda
16 Bersama Raja
17 Keluar Istana
18 Keluar Istana 2
19 Bencana
20 Membantu Rakyat
21 Puteri Manis
22 Jumpa Arwah Shu Rong
23 Ritual Hujan
24 Hujan Lebat
25 Kembali ke Istana
26 Jenderal Kancil
27 Demam
28 Penasehat Raja
29 Jalankan Misi
30 Membantu Raja
31 Berseteru
32 Kenalan Baru
33 Mulai Bekerja
34 Terjebak
35 Selir-selir
36 Raja Pujaan
37 Berterus Terang
38 Ketangkap Basah
39 Kabur
40 Menyerah
41 Hantu Shu Rong
42 Penasehat Cantik
43 Penasehat Cantik 2
44 Wabah Penyakit
45 Bersama
46 Rapat
47 Rapat 2
48 Puasa
49 Draft
50 Jujur
51 Draft
52 Ashura Bersedih
53 Main Hati
54 Turun Lapangan
55 Pelajaran Moderen
56 Puteri Tang
57 Hajar Puteri Munafik
58 Cari Muka
59 Rencana Baru
60 Kebodohan Jenderal
61 Susun Rencana
62 Kerja Bakti
63 Kapok
64 Kejujuran
65 Pemberontakan
66 Buka Jati Diri
67 Raja Bingung
68 Fu Yen Syok
69 Rencana Paman Raja
70 Peraturan Baru
71 Persiapan Matang
72 Pasukan Perang
73 Bedah Senjata
74 Test
75 Ceramah Pagi
76 Latihan
77 Raih Kekuasaan
78 Pengumuman Pahit
79 GALI CERITA MASA LALU
80 Gebrakan Sang Raja
81 Penyerangan
82 Siapa Dia
83 Penyerangan
84 Paman Mata Keranjang
85 Pelajaran
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Ke Negeri Tirai Bambu
2
Musuh Terindah
3
Ashura Menghilang
4
Arwah Putri Shu Rong
5
Raja Muda Galau
6
Adaptasi
7
Jenderal Muda
8
Mengenal Jenderal Ganteng
9
Raja Murka
10
Makin Akrab
11
Pengumuman
12
Bertemu Raja Muda
13
Gerak Cepat
14
Jumpa Lagi
15
Bercanda
16
Bersama Raja
17
Keluar Istana
18
Keluar Istana 2
19
Bencana
20
Membantu Rakyat
21
Puteri Manis
22
Jumpa Arwah Shu Rong
23
Ritual Hujan
24
Hujan Lebat
25
Kembali ke Istana
26
Jenderal Kancil
27
Demam
28
Penasehat Raja
29
Jalankan Misi
30
Membantu Raja
31
Berseteru
32
Kenalan Baru
33
Mulai Bekerja
34
Terjebak
35
Selir-selir
36
Raja Pujaan
37
Berterus Terang
38
Ketangkap Basah
39
Kabur
40
Menyerah
41
Hantu Shu Rong
42
Penasehat Cantik
43
Penasehat Cantik 2
44
Wabah Penyakit
45
Bersama
46
Rapat
47
Rapat 2
48
Puasa
49
Draft
50
Jujur
51
Draft
52
Ashura Bersedih
53
Main Hati
54
Turun Lapangan
55
Pelajaran Moderen
56
Puteri Tang
57
Hajar Puteri Munafik
58
Cari Muka
59
Rencana Baru
60
Kebodohan Jenderal
61
Susun Rencana
62
Kerja Bakti
63
Kapok
64
Kejujuran
65
Pemberontakan
66
Buka Jati Diri
67
Raja Bingung
68
Fu Yen Syok
69
Rencana Paman Raja
70
Peraturan Baru
71
Persiapan Matang
72
Pasukan Perang
73
Bedah Senjata
74
Test
75
Ceramah Pagi
76
Latihan
77
Raih Kekuasaan
78
Pengumuman Pahit
79
GALI CERITA MASA LALU
80
Gebrakan Sang Raja
81
Penyerangan
82
Siapa Dia
83
Penyerangan
84
Paman Mata Keranjang
85
Pelajaran

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!