Liem tertawa dengar Leo memuji Ashura setinggi langit. Leo tak tahu kalau Ashura bukan gadis manis sok manja. Ashura mandiri tak suka diatur. Tak jarang dia hajar laki yang isengi dia. Bahkan ada yang patah patah dihajar Ashura gara gara colek pantat bahenol nya.
"Kau tak kenal dia. Dia tak semanis seperti bayanganmu. Dia punya sabuk hitam. Aku saja sering dihajarnya sampai babak belur. Dia cocok jadi pacar Mike Tyson." kata Liem sambil melirik Ashura yang hanya dapat terlihat wajah dari kaca pion depan mobil. Wajah itu damai tanpa tatapan setajam mata elang incar mangsa.
"Kayaknya ente kenal baik gadis cantik ini." kata Dandy colek pinggang Liem.
"Kenal baik. Pergi kuliah naik motor kawasaki ninja. Padahal di rumah berjejer mobil mewah. Kalau hujan nebeng sama aku. Itupun tanpa terima kasih. Malah aku jadi bulan bulanan dia. Selalu lapor pada orang tuaku aku bully dia. Padahal akulah victim." keluh Liem muram durja.
"Tapi kamu suka kan di bully Ashura? Kayaknya kamu sengaja cari perhatian Ashura." timpal Leo mengulum senyum.
"Ini benaran musuh dalam cinta.!" gurau Hastomo.
"Aku lebih cepat stroke kalau punya pacar ginian. Salah omong dihajar sampai pingsan." keluh Liem namun hati bergetar.
"Buat aku saja. Aku pasti bisa jinakkan singa liar nan manis. Dia akan patuh. Akhir tahun ini aku sudah selesai kuliah. Aku akan berusaha dampingi singa manis ini." Dandy utarakan niat dekati Ashura. Mencoba mencari cinta pada gadis semanis Ashura takkan rugi. Ashura cantik dan pinter. Wajar kalau Dandy tertarik.
Liem menahan nafas dengar niat Dandy mau coba jalin hubungan sama gadis yang dijaganya dari kecil. Hati Liem terasa pedih bak lambung digerus pisau silet. Tapi apa hak Liem larang cowok dekati Ashura. Dia juga bukan pacar Ashura. Hanya tetangga dekat.
"Coba saja! Siapa tahu kamu beruntung? Semoga tak dapat zonk saja. "
"Doain ya!" pinta Dandy semangat.
Nyes. Hati Liem bagai ditimpa balok es. Dingin membeku. Liem tak rela Ashura dipacari siapapun. Liem juga sayang pada musuh abadinya itu.
"Aku tak percaya kau rela Ashura pindah tangan. Sekarang hatimu pasti sedang komat kamit berdoa agar Dandy gk jadian sama singa kecilmu." olok Leo tahu wajah LIem berubah warna tatkala Dandy katakan niat kejar Ashura. Jelas Liem suka pada Ashura namun tak berani ungkap perasaan pada gadis cantik itu.
"Terserah Dandy mau tembak Ashura. Bagiku dia tetap adik sekaligus musuh buyutan." Liem masih berusaha bertahan dengan argumentasi ambigunya.
"Ya sudahlah! Kami dukung kau Dan. Kau jangan gantung diri di batang mawar ya. Kagak mati malah tertusuk duri. Sakit.." ejek Leo senang lihat saudara sepupunya kesal.
"Cobalah dekati singa liar ini! Kujamin kamu akan kena serangan jantung permanen."Liem berusaha santai walau dalam hati sudah membara. Mau marah tapi tak ada sela. Orang dia sendiri tak mengakui suka pada Ashura. Wajar kalau Dandy maju menaklukkan makhluk terindah di dunia ini.
Tiba tiba Ashura menguap besar. Tak ada tanda tanda sok imut. Gayanya alami tak peduli tatapan heran para pejantan. Gadis muda tapi kok kayak anak laki. Tak ada sisi feminim sedikitpun.
"Sudah sampai?" tanya Ashura sambil mengucek mata tanpa takut merusak bulu mata. Kalau bulu mata Ashura palsu pasti tak berani seenak perut kucek mata. Ini malah santai saja kucek kucek mata indah itu. Dandy langsung beri satu point lagi untuk kecantikan alami Ashura. Pacaran sama gadis ini pasti tak butuh biaya besar karena tak pakai make up. Beli make up butuh biaya lumayan apalagi alat make up branded.
"Hampir..tuh sudah nampak bangunannya."Leo menunjuk bangunan warna merah bercampur orange. Warna merah adalah warna kesukaan orang China yang konon katanya bawa hoki alias rezeki.
Wajah cantik Ashura langsung berubah cerah bak bunga baru mekar di musim semi. Padahal musim semi masih lama karena sekarang sedang musim gugur yang akan menyambut musim dingin.
"Wah..sesuai gambaranku. Apa kita boleh berfoto?"
"Tentu saja nona cantik. Kau bisa foto sepuasmu. Kau bisa berfoto dengan tetangga usil bin songong. Buat kenangan kalian pernah berdamai." olok Leo sambil umbar senyum pada Ashura.
Ashura terpancing menoleh melihat Liem yang pasang wajah sok tak peduli padahal dalam hati bersorak bisa foto bersama dengan musuh tersayang.
"Ogah..ntar kameraku rusak kena virus orang usil."
"Siapa lagi mau foto sama kamu? Nanti dikira berfoto sama singa nyasar." balas Liem tak mau jatuh pamor.
"Sudah..jangan tengkar lagi! Nanti malah jadi suami isteri. Antara benci dan cinta itu tercatat masih tetangga. Ya seperti kalian ini. Tiap hari bertengkar tapi selalu bersama." Hastomo melerai sekaligus beri pandangan sederhana hubungan aneh dua makhluk beda jenis itu.
"Cis..hanya orang ngantuk mau jadi isteri orang kanibal." Ashura buang muka tak mau punya ekspresi oleh kata kata Hastomo.
Sementara itu Leo sudah memarkir mobil di pelataran parkir khusus mobil. Suasana tak begitu ramai. Hanya ada beberapa mobil pribadi serta tiga mobil besar yang kelihatannya milik travel wisata. Kalau penumpang mobil travel itu penuh berarti pengunjung lumayan ramai.
"Ok..kita turun. Aku akan beli tiket masuk. Kalian tunggu sini ya!" Leo segera keluar dari mobil menuju ke loket penjualan tiket.
Ashura melemparkan pandangan kebangunan serba merah itu dengan tatapan kagum. Ternyata orang jaman juga punya teknologi tinggi membangun bangunan cukup kokoh. Terbukti sudah ratusan tahun berlalu namun bangunan itu tetap berdiri angkuh mengajak orang penasaran.
"Orang jaman sangat hebat. Tanpa alat berat bisa bangun bangunan seindah ini. Apa mereka punya ilmu sihir sulap bangunan ini dalam semalam?" gumam Ashura ntah pada siapa.
"Terlalu banyak nonton film fiksi hingga otaknya bergeser. Ini harus dibawa ke bengkel di ketok magic." sahut Liem mengundang tawa yang lain.
Ashura melotot perlihatkan mata bulenya kebiruan. Liem bukannya takut tapi malah terkesima lihat pancaran bintang di mata itu. Sungguh indah seperti telaga biru berkilauan.
Hastomo tersenyum melihat cara Liem menatap Ashura. Dari tatapan itu mengandung makna dalam. Hanya Liem sendiri mampu urai makna tatapan penuh arti itu.
"Apa lihat lihat? Mau punya bakpao di kepala?"ketus Ashura buat LIem tersadar dari pesona mata Ashura.
"Sudah Liem! Diam saja kenapa? Jaga suasana hati. Kita perlu ketenangan untuk bertanding. Apa tak capek tengkar terusan.?" Lagi lagi Hastomo lerai.
Ashura mainkan kaki tak peduli pada Liem lagi. Ashura pingin cepat cepat masuk ke istana terlarang sebelum hari sore. Jam tiga lebih Istana bakal ditutup untuk hindari berbagai masalah. Konon katanya menjelang senja akan muncul suara suara aneh di sekeliling istana. Benar atau tidaknya pihak pengawas istana menjaga segala kemungkinan memilih menutup museum untuk keselamatan pengunjung.
Leo kembali bawa beberapa tiket. Ashura senang bukan main sampai loncat loncat mirip kelinci lagi diberi hadiah wortel segar.
"Ayok masuk! Jangan jalan sendiri! Bisa tersesat. Eh..Ash..ranselmu bisa ditinggal dalam mobil saja."
"Biar kubawa. Hanya barang pribadi. Tidak berat kok."
"Isinya paling sabun mandi, sikat gigi, odol dan permen milkita lolipop. Ya kan?" olok Liem buat Ashura kembali panas. Ada saja tingkah LIem goda Ashura agar tetap on.
"Tau banget isi ransel Ashura. Kalian sebenarnya cocok pacaran. Saling kenal sifat masing masing." ujar Leo takjub Liem tahu isi ransel Ashura. Ini artinya kedua orang ini saling memahami. Tapi kenapa selalu bertengkar tak akur. Apa ini cara ungkap rasa sayang model kekinian?
"Salah banget. Isi tas gue ini cabe level 30. Mau sumbat mulut bawel. Ayoklah Leo! Ntar belum jalan sudah diusir."
"Yok!" Kelima remaja ini melangkah masuk ke dalam istana terlarang.
Hati Ashura terasa dingin plus deg degan seolah ada sesuatu sedang mengintainya. Ntah kenapa muncul rasa takut waktu masuk ke dalam. Padahal dia paling menggebu pingin cepat masuk dalam istana. Bulu kuduk Ashura merinding tanpa sebab.
"Ash..kau kenapa?" tanya Liem lembut melihat reaksi aneh Ashura begitu masuk komplek istana.
"Perasaanku aneh seolah diintip orang."
"Perasaanmu saja. Aku cuma bercanda tadi kok. Tak ada masalah di istana ini. Ayo cepat foto biar kita pulang ke rumah Leo." Liem berubah lembut untuk tenangkan hati Ashura.
"Ok..kau foto aku ya!" Ashura menyerahkan hpnya pada Liem.
Liem tentu saja dengan senang hati bantu Ashura. Biarpun sering berantem tapi mereka adalah sepasang sandal yang selalu bersama. Liem mana mau tinggalkan Ashura jalan sendiri walau ada Leo dan Hastomo. Liem tetap ingin kawal Ashura selamat pergi juga selamat pulang.
Ashura asyik berfoto melupakan perasaan ganjil di hati sesaat masuk istana. Kini perasaan itu berangsur sirna karena gembira melihat peninggalan kuno dan bisa berfoto ria. Tak lupa mereka selfie untuk jadi kenangan di kemudian hari.
Hampir satu jam berputar putar Liem dan Hastomo merasa lelah. Mereka baru turun pesawat setelah tujuh jam lebih mengeram dalam pesawat disambung putar putar di istana terlarang. Tak urung rasa penat datang menyapa.
"Kita istirahat sebentar di cafe kopi dulu Ash..energie dah lowbat." pinta Liem merasa tak kuat lagi.
"Kalian ke sana saja. Aku mau foto gambar gambar di tembok sono. Tuh dekat!" Ashura menunjuk tembok berukir naga serta macam macam gambar.
Liem mengangguk karena jaraknya cuma sekitar sepuluh meter. Dari cafe Liem masih bisa pantau bayangan Ashura. Tak ada rasa cemas mengingat semua aman terkontrol.
"Pergilah! Jangan jauh ya! Habis itu kita pulang. Aku pingin bobok."
"Terima kasih!" Ashura berseru girang karena Liem tak banyak kasih ceramah kali ini. Gadis cantik ini langsung berlari kecil menuju ke arah tembok berukir aneka gambar indah indah.
Keempat laki mencari tempat nongkrong lepaskan penat setelah capek keliling istana. Liem pingin minum kopi untuk hilangkan rasa lelah juga ngantuk kelas tinggi. Mereka dapat cafe terbuka yang memang untuk wisatawan ambil masa rehat. Suasana santai karena pengunjung tak begitu ramai. Mungkin orang masih takut keluar karena pandemi covid.
Dandy memesan teh dan kopi sesuai keinginan masing masing. Tradisi orang China adalah minum teh. Mereka suka habiskan waktu minum teh bersama teman maupun keluarga. Hidangkan teh bagus juga termasuk penghormatan pada tamu yang berkunjung.
"Liem..kau betulan tak ada signal untuk Ashura?" tiba tiba Leo tanya sambil melayangkan pandangan pada Ashura yang sibuk mengamati ukiran di tembok.
"Maksudmu apa?"
"Kulihat kau sangat perhatian pada musuh terindahmu. Gk mungkin kau tak cinta Ashura. Setiap sudut matamu penuh Ashura." tembak Leo analisa perasaan Liem pada Ashura.
"Sok tau..aku lihat dia tumbuh sejak kecil. Kami selalu bersama dari kecil. Mungkin rasa sayangku sebatas abang sama adek." kilah Liem masih kekeh tak mau akui rasa suka pada Ashura.
Leo mangut mangut."Kau akan nyesal kalau Ashura diembat orang. Kau boleh bilang apa saja tapi kulihat pancaran cinta di matamu. Dia boleh galak tapi dia adalah gadis pinter juga tegas. Kalau kau yakin tak ada apa apa sama Ashura. Aku dan Dandy akan bersaing cari rebut Ashura. Ente jangan nangis darah ya!"
Liem tertawa pahit. Menahan Ashura tetap di sampingnya adalah jalan terbaik sampai gadis tomboy itu sadar kalau dia juga seorang perempuan. Liem mau Ashura sendiri menyerah padanya dan tak bully dirinya lagi. Kedua orang tua Liem juga sangat sayang pada Ashura. Kadang Liem bertanya siapa sebenarnya aak keluarga Liem. Ashura atau dirinya. Ashura selalu dimanja keluarganya.
"Ashura takkan jauh dariku. Itu janjiku!"cetus Liem buat Leo dan yang lain tertawa ngejek. Kata kata Liem sama saja akan jadikan Ashura pendamping hidup. Mana mungkin teman biasa bisa bersama selamanya. Hanya pasangan sejati bisa bersama sampai akhir hayat.
"Ocehan orang songong. Pantes Ashura sebut kamu orang songong kelas wahid. Nyatanya bener toh!"
"Sudahlah Liem! Akui saja kau suka pada singa imutmu. Ngaku saja kok susah. Kami takkan bangun menara cinta lagi kalau ente sudah duluan buat fondasi kuat. Bangun yang kuat biar anti gempa dan tsunami." olok Hastomo buat Liem malu malu kucing.
"Dasar musang berkulit buaya. Tak tahu malu.." sindir Leo kesal pada Liem tak mau akui perasaan pada Ashura secara gentle.
"Kalian tak tahu hubungan kami yang rumit. Ashura bukan gadis yang gampang dirayu. Dia punya segalanya. Tampang ok, materi berlebihan, otak bersaing sama Thomas Alfa Edison. Kekurangannya cuma tak lembut layak gadis lain. Bersamanya kita jadi kerdil. Dia yang lindungi kita. Kita seperti orang bodoh kalau bersamanya."
"Oooo..minder ceritanya! Cari kelemahannya. Pasti ada..di situ kamu bisa mulai jurus ampuh lindungi gadis terindah." Leo kasih saran buat Liem agar punya nyali kejar Ashura. Leo tahu Liem cinta pada Ashura namun ketangguhan gadis ini buat laki ganteng itu segan melangkah lebih jauh.
"Kita lihat nanti. Biarlah semua berjalan seperti biasa! Yang penting dia tetap di sisiku sampai dia tahu siapa yang paling cocok untuk dampingi dia. Kuharap jangan ada yang suka padanya! Ini melanggar kode etik persahabatan."
"Parah kau Liem. Cinta tapi tak berani ngaku cinta pada Ashura"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Liem bik Kian slamet
cinta tdk slama nya harus memiliki . . , biar lah cinta itu tumbuh jadi persahabatan , karena seorang sahabat rela berkorban , untuk lihat sahabat bahagia . . ! , ini jauh lebih dari mesteri dibanding percintaan . .yg kadang saling tersakiti ?
2023-05-28
1
Liem bik Kian slamet
liem takut , mesti hatinya tahu , kalau ya sangat mencintai dia , ya merasa tdk sebanding , biar dia . .dpt yg lebih bisa menbahagiakan nya . ., semua sdh terlanjur . .., hanya di simpan di hati .
2023-05-13
1