bab 17 Keluh Kesah

"Lagi sibuk?" Sapa arga sambil duduk diujung ranjang untuk berhadapan dengan ayyana.

"Nggak, lagi santai" jawab ayyana, ia membenarkan posisi duduknya agar mereka leluasa mengobrol.

"Udah lama kita nggak ngobrol kaya gini" ucap arga, ia merasakan kecanggungan yang tak pernah ia rasakan saat bicara pada adik satu satunya itu.

"Iya, bang arga sibuk banget" ujar ayyana berusaha mencairkan suasana, walaupun dalam dirinya ia merasakan hal yang sama seperti arga.

"Kamu lebih sibuk, nggak pernah pulang malah" balas arga tak mau kalah.

Suasana kembali membaik, tawa keduanya terdengar hingga mengurangi kecanggungan yang sebelumnya terasa kentara.

"Ternyata kamu udah besar, cantik lagi" suara arga tiba tiba berubah, ada rasa haru yang terasa di nada suaranya. "Abang minta maaf, jika sikap abang membuat kamu terpuruk, dan hubungan kita juga berimbas buruk" imbuh arga, ia meletakan telapak tangannya diatas kepala ayyana, diusapnya pelan rambut ayyana dengan sayang.

Jika boleh jujur ingin rasanya ayyana menangis sejadinya dipelukan kakaknya itu. Disamping ia sangat merindukannya ia juga merindukan sosok sang ayah.

"Apa yang terjadi pada abang, sepenuhnya salah abang, abang terlalu emosi hingga mengatakan yang nggak seharusnya" jujur arga.

"Kalo boleh tau, kenapa kalian berpisah?" Ayyana memberanikan diri untuk bertanya, ia sudah lama memendam pertanyaan tersebut.

"Dia selalu mengatakan pisah setiap kali kami bertengkar, beberapa kali abang tak menghiraukannya, tapi lama kelamaan abang kebawa emosi, sampe abang mengabulkan permintaanya untuk pisah" cerita arga.

"Karena itu abang menyesal?"

"Iya" jawab arga cepat. "Jangan pernah lakukan hal yang sama seperti abang, kamu dan fandy harus saling mempertahankan sampai kapan pun. Mengerti?"

"Fan...dy....?" Ujar ayyana memastikan kalimat arga.

"Abang merestui kamu dengannya, dia pria baik" ucap arga dengan senyum khasnya.

Ayyana terdiam, wajahnya menunduk, entah apa yang tengah ia rasakan, sulit rasanya untuk menjelaskan dengan kata kata.

"Kenapa? Kamu ada masalah?" Tanya arga saat melihat respon ayyana.

"Abang tau, dia lebih muda dariku?" Ucap ayyana dengan hati hati.

"Tau, kenapa memangnya?" Tanya arga balik.

"Abang nggak masalah?" Ayyana berusaha memastikan.

"Nggak lah, nyatanya dia punya pemikiran yang dewasa" jawab arga yakin. "Kenapa? Kamu masalah jika dia lebih muda?" Telisik arga.

Ayyana kembali terdiam, dalam hatinya ia menyetujui ucapan kakaknya itu. Fandy memang lebih muda dari ayyana tapi dalam pemikiran dia jauh dibanding ayyana.

"Kenapa? Huh?" Ulang arga lembut. "Kamu punya pria lain?" Lanjutnya dan langsung dijawab gelengan kepala oleh ayyana. "Trus kenapa?"

"Dia banyak yang suka" kata ayyana dengan nada manja.

Ayyana masih terdiam, kepalanya menunduk namun telinganya masih bisa mendengarkan obrolan arga dengan farhan hidayat ayah fandy.

Mereka bermaksud melamar ayyana untuk fandy dan menyegerakan proses pernikahan mereka.

Hati ayyana bergetar hebat, perasaanya bak taman bunga yang tengah mekar. Berkali kali bibirnya mengucap syukur atas karunia yang tengah ia nikmati.

Sesekali ayyana melirik pria yang duduk dihadapannya, pria itu tampak tenang dalam posisi duduknya. Pandangannya pasti menatap arga yang tengah bersuara.

Pria itu seakan tengah menunjukan kesediannya dan kesanggupannya meminang ayyana didepan kakak dan ibu ayyana.

"Selamat malam" suara seorang pria yang sudah berdiri diambang pintu, sontak membuat semua yang hadir menatap ke asal suara.

Pria itu seakan tengah menunjukan kesediannya dan kesanggupannya meminang ayyana didepan kakak dan ibu ayyana.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!