Gurat senja terlihat dari berbagai penjuru, hawa dingin pun terasa walau tak kentara. Ayyana menatap aktivitas manusia dari dalam cafe yang berdinding kaca. Bangun itu terletak disamping jalan hingga memudahkan ayyana melihat semuanya.
Setelah bertemu dengan seseorang yang meminta kerja sama dengan majalah mandela, ayyana memilih menikmati pemandangan sore sambil bersantai. Beberapa hari ini otaknya seakan tegang bukan karna pekerjaan yang menumpuk namun sikap fandy yang terus mengekor padanya.
Pria itu benar benar menunjukan kesungguhannya pada ayyana. Ia tak memperdulikan tanggapan orang orang tentang hubungan mereka. Bahkan saat banyak orang yang menghujat ayyana karna ia dituduh memberi guna guna hingga fandy jatuh hati, dengan gagah ia mengatakan bahwa ia benar benar menyukai ayyana. Dengan kesadarannya.
Dering ponsel membuat fokus mata ayyana berpindah, ia tersenyum saat melihat nomor fandy yang menghubunginya, bahkan sampai sekarang ia masih belum menyimpan nomor tersebut walaupun hampir tiap saat fandy menelfonnya hanya untuk bertanya kabar, kondisi atau keberadaan ayyana.
"Hmm.. apa?" Suara ayyana membuka percakapan.
"Kamu dimana?" Tanya fandy. Ayyana seakan terbiasa dengan panggilan fandy padanya. Percuma juga melarang pria itu memanggilnya dengan tanpa kata sapaan, pria itu sudah kebal dengan omelan ayyana.
"Habis meeting sama seseorang" jawab ayyana.
"Dimana?" Tegas fandy lagi.
"Nanti saya pulang sendiri" jawab ayyana cepat. Cepat cepat ayyana mengakhiri telfon tersebut, ia tak mau fandy lebih mendesaknya lagi.
Tiba tiba dua orang gadis mendekati ayyana, penampilan mereka sangat modis dari atas sampai bawah. Make up pun menghiasi wajah mereka hingga mereka terlihat cantik.
"Mba yang namanya ayyana?"suara gadis dengan rambut panjang, ia sempat memainkan rambutnya sebelum berbicara pada ayyana.
"Iya" jawab ayyana ragu. Ia tak ingat bahwa ia ada janji lain dengan seseorang apalagi dengan gadis gadis abg. "Siapa yah?" Ayyana memberanikan diri untuk bertanya.
"Aku niken, pacar fandy dari kuliah" ujar gadis itu dengan raut wajah yang sulit dimengerti.
Hati ayyana bak tersambar petir. Perasaanya kembali berkecamuk dengan kalimat wanita itu.
"Mba, tolong ya mba, aku udah pacaran lama sama fandy, aku nggak mau mba ngrusak hubunganku sama fandy" lanjut niken tanpa basa basi.
Ayyana seakan terpojok, biasanya ia akan melawan orang orang yang menindasnya, namun kali ini seakan tubuhnya kelu, bibirnya tak dapat mengeluarkan satu kata pun, tangannya bergetar hebat tak kalah dengan hatinya. Entah kenapa ia sakit saat itu.
"Seharusnya mba tuh nyadar, cari laki laki yang sepadan dengan mba, bukan laki laki kaya fandy" tuduh niken tanpa memperdulikan perasaan ayyana.
"Fandy memang suka baik sama semua orang tapi bukan berarti dia suka sama mba" giliran wanita berambut sebahu yang bicara. Kedua matanya membulat menatap ayyana.
"Saya nggak pernah mendekati fandy sekalipun" bela ayyana setelah menguatkan hatinya. Ia harus membela dirinya sendiri. Setidaknya ia tak tampak menyedihkan didepan wanita wanita tersebut.
Dengan berbagai pertimbangan ayyana memutuskan untuk tidak menginap dikosan, ia khawatir fandy akan menemuinya ditempat itu. Dengan langkah tergesah gesah ayyana menyusuri lorong untuk bisa sampai ke tempat mobilnya diparkir.
"Sedang menghindari saya lagi?" Suara khas pria yang ayyana kenal tiba tiba membuatnya menghentikan langkah. "Kamu benar benar penakut yah?" Lanjut pria itu seraya mendekati ayyana yang terdiam dalam posisinya.
"Kamu? Kenapa bisa disini?" Tanya ayyana asal, ia tak tau harus mengatakan apa pada pria itu. Ia seakan sudah tertangkap basah telah melakukan suatu kesalahan.
Fandy tersenyum sinis melihat tingkah ayyana, ia menatap wajah gadis itu lekat lekat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments