Langit malam sudah menghitam beberapa saat yang lalu, namun tak membuat jalanan sepi, justru pedagang kaki lima yang berjejer ditepi jalan membuat suasana semakin meriah.
Sebuah mobil terparkir didepan bangunan dua lantai yang berada di tepian kota, namun tak terlalu jauh dari keramaian kota. Bangunan yang berdiri dilahan 6 x 5 meter itu terlihat lebih mencolok dibandingkan dengan bangunan lainnya.
Berbagai macam lampu terpasang di setiap sudut bangunan, seakan ingin menjelaskan tentang keberadaan tempat tersebut.
"Ayy..." Teriak seorang wanita yang berdiri diambang pintu, senyumnya terukir jelas dibibir kecilnya seraya mengayunkan tangan kanan kearah seseorang yang ia sapa. "Nita bilang dia nggak bisa masuk hari ini" lanjut wanita itu saat orang yang diajaknya bicara sudah semakin mendekat.
"Trus?" Tanya ayyana santai, ia mulai melangkah menaiki tangga.
"Aku perlu kamu" ucap wanita itu dengan wajah memelas, seakan berusaha menyakinkan ayyana tentang ucapannya.
"Mau foto buat baju baju kamu?" Tebak ayyana pasti. Ia sudah khatam dengan kebiasaan diana. Wanita itu pun tersenyum lebar saat ayyana bisa menebaknya. "Iya boleh" lanjut ayyana.
Ayyana dan diana tak sengaja saling kenal, diana yang memang pandai bergaul membuatnya mudah membaur dengan siapapun termasuk ayyana.
Saat itu, pertama kalinya ayyana mengikuti sebuah pesta yang diadakan kantornya. Sebagai karyawan baru tentunya ayyana diwajibkan ikut serta, sedangkan ayyana tak pandai merias diri. Dan salah satu seniornya mengenalkannya pada diana.
Beberapa tahun berikutnya mereka kembali dipertemukan saat ayyana sudah membuka studio foto sendiri. Ririn mengenalkan diana yang tengah membutuhkan jasa fotografer untuk mempromosikan baju bajunya, dan sejak saat itu keduanya semakin akrab.
Diana sering membuatkan baju baju khusus untuk ayyana, bahkan hampir semua isi lemari ayyana adalah baju baju buatan diana. Dia seakan mengerti benar seperti apa selera fashion ayyana.
Namun tak semuanya diana berikan secara percuma, ada beberapa baju yang ayyana beli, selebihnya diana enggan menerima uang dari ayyana untuk baju yang ia buat.
Itulah sebabnya ayyana biasa dengan mudah mengizinkan diana untuk melakukan pemotretan untuk semua baju bajunya.
"Hmm.. ayy, kalo aku bikin baju pengantin gimana?" Tanya diana disela sela kegiatan ayyana yang tengah mempersiapkan kameranya.
"Bagus" jawab ayyana tanpa pikir panjang.
"Tapi..." Diana menggantungkan kalimatnya, ia menatap ayyana dengan ekspresi yang sulit dijelaskan oleh ayyana.
Ayyana masih menunggu kelanjutan kalimat diana, ia merasakan sesuatu yang tak beres dari diri diana. Ia hafal benar sifat wanita periang didepannya tersebut.
"Tapi.. modelnya.. kamu.. yah" kalimat diana yang terbata, senyum malu malu pun ia perlihatkan pada ayyana. Diana tau, ayyana tak menyukai jika dirinya yang menjadi objek, dia lebih suka beraksi dibelakang kameranya.
"Nggak" balas ayyana pasti.
"Pliss.. ayy.. aku bikinya sesuai ukuran kamu" rengek diana.
"Aku nggak bisa jadi model di, aku fotografer" elak ayyana. Ini adalah kali pertama bagi ayyana menolak permintaan diana. Ayyana akan melalukan apapun permintaan diana kecuali sesuatu yang mengharuskan Ia keluar dari prinsipnya.
Ayyana memang menyukai dunia fotografer namun tak pernah menjadikan dirinya sebagai objek dari jepretannya.
"Kan bisa belajar, nanti yang ambil fotonya nita" bujuk diana, ia seakan tak ingin permintaanya ditolak begitu saja, ia tau ayyana akan menolaknya, namun entah kenapa justru ia menginginkan ayyana lah yang menjadi modelnya.
"Kenapa nggak sekalian nita aja" usul ayyana.
"Ayy, kamu kan tau baju bajuku nggak ada yang muat dibadannya nita" jelas diana mencoba mengingatkan.
Tubuh nita memang tidak bisa dibilang langsing, namun tak juga terlalu gemuk, namun ada bebwrapa bagian tubuh nita yang membuatnya tak bisa sembarangan menggunakan pakaian, hanya pakaian dengan ukuran tertentu yang muat saat ia kenakan.
"Kalo gitu minta tolong sama ririn" saran ayyana.
"Dia bisa tenggelam tak terlihat" tolak diana. " Ayolah, sekali iniiiii aja" bujuk diana penuh penekanan. "Ayy.. ayolah, nanti kamu boleh minta apa aja dari aku" tambah diana untuk menyakinkan ayyana. Ia sudah menangkupkan kedua tangannya didepan wajahnya, tak lupa ia pun memasang wajah memelas untuk lebih menyakinkan ayyana.
"Ya.. iya.. terserah kamu" ujar ayyana pasrah. Entah kenapa bibirnya dengan mudah mengucapkan kalimat itu, bahkan otaknya pun seakan terkejut saat mendengar jawaban tersebut.
"Makasihh ayyana" seru diana sambil memeluk ayyana erat, senyumnya semakin lebar menggambarkan betapa bahagianya ia sekarang.
"Udah yuk, ini mau dimulai apa nggak?" Ujar ayyana mengalihkan pembicaraan.
"Owh ya bentar, dia lagi ditoilet tadi" diana mengedarkan pandangannya keluar pintu studio.
"Belum di make up?"
"Nggak perlu" balas diana santai.
"Kok nggak perlu? Emang temanya apa?" Ayyana mulai kebingungan dengan tingkah diana yang hanya menebar senyum lebar kearahnya.
"Kali ini aku coba bikin baju cowok" bisik diana saat seorang pria tinggi berdiri diambang pintu. Pria itu tersenyum ramah kerah ayyana dan diana saat menyadari kedua wanita itu memperhatikannya. "Dia masih sodara denganku, tenang" imbuh diana masih dengan berbisik.
Ayyana menatap aneh pada diana saat dia mengucapkan kalimat terakhirnya.
"Maaf, agak lama, tadi terima telfon dulu" ujar pria itu sopan. Senyumnya tak terlihat namun serasa dia masih tersenyum dengan bibir indahnya.
"Nggak apa apa, owh ya kenalin ini fotografernya, namanya ayyana" diana beralih pada ayyana dan menariknya untuk lebih mendekat padanya. "Dan ayy, ini sepupuku namanya fandy" ujar diana memperkenalkan mereka.
Mereka saling berjabat tangan sambil menyebutkan nama mereka masing masing. Ayyana bisa melihat kesamaan sikap dan sifat diana dan fandy, keduanya sama sama mudah membaur dan beradaptasi. Terbukti ia bisa dengan mudah mengimbangi sikap ayyana yang cenderung irit ngomong dan cuek, beberapa kali fandy meminta pendapat ayyana tentang pose yang cocok di setiap sesinya. Dan ayyana pun perlahan bisa menyesuaikan diri dengan kedua orang tersebut.
"Ayy, nanti pas foto baju pengantin sama fandy yah?" Bisik diana disela sela pemotretan. Sontak mata ayyana membulat mendengar kalimat diana. Sedangkan orang yang ditatapnya justru tersenyum santai kearah ayyana. "Nggak ada model lagi" imbuh diana seakan mengerti fikiran temannya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments