Malam Minggu Yanti dan anak-anaknya memilih tinggal di rumah baru nya.
sedangkan Hendra dan Atun sudah bolak balik untuk mengambil baju Hendra tapi yang di tunggu tidak kunjung datang.
"apa dia pulang kerumah orang tua nya."gumam Hendra karena ada rasa takut jika Yanti sampai pulang kerumah orang tuanya.
"kenapa sayang."tanya Atun sambil bergelayut manja seperti ulat bulu.
"ngga ada apa-apa, mungkin dia menginap di rumah orang tua nya.jadi besok kita kembali lagi saja."ujar Hendra.
"memang kamu ngga punya kunci cadangan? tanya Atun
karena Atun penasaran ingin melihat dalam rumah tersebut karena Atun yakin akan menendang Yanti dari rumah tersebut.
"ngga ada dan aku tidak pernah membuat kunci cadangan."sahut Hendra
"ya sudah ayo antar aku pulang dahulu."ajak Atun.
mereka berdua tidak ada rasa malu ketika para mata tetangga menatap nya dengan tatapan sinis.
"si Yanti hanya OB saja sudah belagu banget ya? apa lagi dia jadi sekretaris di tempat kerja nya."gerutu Atun
"aku ngga tahu benar apa tidak nya dia ob tapi kan Adi satu ruangan dengan yanti!! berarti Yanti sekarang di bagian HRD."Hendra mulai berpikir ke arah situ.
"ngga mungkin lah sayang!! dia sama dengan mas Adi."kesal Atun.
"sudahlah tidak usah bahas Yanti lagi yang penting kan aku memilih kamu."bujuk Hendra
Wati mendengar percakapan orang berdua itu menjadi mual.
"permisi Bu haji!! mau balikin piring."teriak Wati.
"eh Watt, si yanti sama anaknya pada kemana? tanya mertua Yanti.
"lagi pergi dan pulang besok."sahut Wati.
"kemana? ke orang tuanya? timpal Hendra.
"bukan lagi pada liburan ke Bandung katanya dapat uang dari jual ponsel jadi mereka liburan deh."sahut Wati asal bicara membuat Hendra tersedak dan dengan cepat Atun memberikan air minum.
"enak banget dia liburan!? seperti orang kaya saja."kesal mama mertua nya.
"makan dah tuh!! kesel-kesel sekalian."gumam Wati dalam hati.
"ya sudah Bu haji!! Wati permisi dulu."wati pun meninggalkan rumah mertua Yanti.
"gila saja kalau gue jadi teh Yanti!! udah gue Jambak itu perempuan."gerutu Wati.
Wati di sapa tetangga nya dan mereka pun merasa kesal lihat Hendra yang tidak tegas jadi lelaki.
"tahu pada numpang hidup saja dan sombong nya itu keluarga minta ampun."sahut tetangga Wati.
Pagi hari nya Yanti mengajak anak-anak nya keliling kompleks bahkan dia bermain di taman dekat kompleks rumah nya itu.
baru kali ini dia merasa bisa melepaskan penat nya dan tidak setiap hari yang di tanya kan uang terus.
sampai hari Minggu pun dia harus mencari tambahan untuk memenuhi permintaan mertua dan suami nya.
sebelum melihat dirinya di khianati mungkin Yanti akan terus seperti orang bodoh.
sampai memikirkan dirinya pun dia tidak pernah, sampai pakaian kerja sudah tidak layak pakai lagi.
Yanti tetap memakainya karena yang dia pikirkan hanya orang di rumah nya cukup tidak kekurangan suatu apa pun.
Siang nya dia mengajak anak-anaknya membeli baju untuk kerja.
Yanti membeli beberapa potong celana dan juga rok untuk kerja.
karena untuk kemeja sudah ada seragam dari kantor nya.
Yanti juga membeli beberapa baju untuk anak-anaknya.
setelah itu dia dan anaknya memilih memakan bakso di sebuah kedai bakso.
disana dia bertemu dengan Dian, lalu mereka pun asyik bercerita.
Yanti tidak sadar ada sepasang mata yang memperhatikan dirinya.
"abis ini Lo mau kemana? tanya Dian
"mau pulang kan besok anak-anak sekolah, kalau pulang malam lagi kan kasihan."jawab Yanti.
"Lo kenapa? tanya Dian.
"anak gue udah ngga ada yang ingin pulang kerumahnya lagi."sahut Yanti.
"memang Hendra ngga ada gitu usaha buat dekat sama anak-anak nya."tutur Dian
"kan Lo yang tahu seperti apa si Hendra? ngga harus gue jelasin lagi kan."Yanti seperti nya sudah habis kata-kata.
"jadi Lo siap lepasin laki Lo? selidik Dian
"siap dan yang gue takutin orang tua gue!! harus bicara gimana? Yanti menghela nafas nya.
"gue yakin jika bicara baik-baik, papa dan mama Lo akan paham."seru Dian menguatkan hati teman nya.
"semoga ya?? dan Minggu depan anak-anak libur dan rencana nya gue akan pulang kerumah orang tua gue."ujar Yanti.
"apa perlu gue ikut dengan Lo? tanya dian
"ngga usahlah, cukup doain saja ya."sahut Yanti.
mereka pun di antar Dian dengan berboncengan motor kerumah Yanti.
ada rasa berat untuk pulang lagi kerumah itu tapi bagaimana pun Yanti ingin sedikit membalas sakit hatinya.
Ardi semakin paham apa yang terjadi di rumah tangga wanita yang sudah mencuri perhatian dirinya.
Dirumah nya sudah di tungguin oleh mertua dan juga Hendra.
"aduh bakalan cape nih gue ngusir orang-orang beginian."gerutu Yanti
"enak ya yang habis jalan-jalan dan habiskan duit jual ponsel."ledek mertua nya
Yanti membuka pintu untuk Dian dan anak-anaknya masuk.
Dian menggandeng Sean dan juga Ega untuk segera masuk dan tidak boleh mendengar ucapan keluarga Hendra.
tiba-tiba Atun menerobos masuk kedalam rumah Yanti membuat Yanti naik pitam.
Yanti menarik kerah baju Atun sampai kancing nya lepas.
"eetsss main masuk saja!! ngga tahu adab mengucap salam ya."sarkas Yanti.
"sayang tolong ini baju aku robek."teriak Atun
Yanti pun mendorong Atun sampai tersungkur di teras rumah nya.
tetangga yang menonton pun tertawa melihat Atun di tarik oleh Yanti.
"kalian mau apa hah? mau ngajakin ribut? ayo sini."ajak Yanti sambil menggulung kaos nya yang memang lengan pendek dan di guling Sampai bahu nya.
"jaga sikap mu!! jangan kasar."bentak Hendra
"eh siapa Lo bentak gue!! laki apa banci? ledek Yanti.
spontan Hendra melayangkan tamparan ke pipi Yanti karena kurang siap akhirnya mendarat cetakan tangan di pipi kanan Yanti.
"oh sudah mulai ringan tangan."sinis Yanti.
"Bu ibu!! pak bapak jadi saksi kdrt ya."teriak Yanti.
"maaf aku hanya emosi."ucap Hendra
"emosi kau bilang!! kau buat aku seperti pembantu di rumah sendiri dan kau puja dia seperti ratu!!
"hai buka mata Lo Hendra?? dari nikah sampai kemarin Lo makan hasil keringat gue."teriak Yanti yang sudah tidak bisa menahan emosi.
"oke kita selesaikan rumah tangga ini dan tenang saja gue yang akan gugat Lo."tunjuk Yanti
"ngga kita ngga bisa cerai."ucap Hendra
"hello Lo mau punya bini dua? terus gue yang kasih makan Lo sama bini Lo itu? eh waras sedikit dong otak Lo? sini Yanti.
Dian memeluk Yanti dari belakang karena Dian tahu Yanti sudah emosi yang bisa-bisa semua akan melayang di wajah keluarga Hendra dan atun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments