BAB 10.

Ada rasa hancur yang Yanti rasakan ketika pernikahan yang sudah 6 tahun lama nya harus berakhir.

Malu dan takut yang saat ini dia rasakan jika bertemu orang tua nya nanti.

Sesampai di rumah, Yanti memasukan beberapa barang yang akan dia bawa sedikit-sedikit.

Dia cek ke dapur ada beberapa barang yang tidak ada di tempat nya.

"ini blender pada jalan kaki kemana sih."gerutu Yanti

Yanti mencari mixer serta barang-barang lainnya tapi tidak di temukan juga.

"ini sih benar-benar bikin naik darah, baru nyadar barang gue udah pada terbang."Yanti mencari benda sambil menggerutu.

"cari apa sih teh? tiba-tiba Wati datang mengagetkan Yanti.

"cari blender dan teman-teman nya tapi ngga ada."jawab Yanti.

"coba cek di rumah sebelah teh."jawab Wati.

"lagi males banget kesana nya ."sahut Yanti.

"mau Wati tanyakan ke Bu haji? tawar Wati.

"hmmm ngga usah deh nanti malah jadi ribut dan di serang negara api kita."Yanti menjawab pertanyaan Wati sambil tertawa geli.

"sudah pasti itu sih!! ini barang-barang yang mau di bawa ya teh? tanya Wati

"iya Watt, di masukkan dulu saja ke dalam kardus nanti kan enak tinggal angkut."seru Yanti.

baju anak-anak pun sedikit-sedikit oleh Wati di masukkan juga ke dalam kardus.

Yanti seolah sudah tidak ingin tahu lagi suami nya mau pulang atau tidak nya.

bukan waktu yang sebentar dia memilih bersabar dan berjuang mencari rejeki.

sampai dia melupakan makan untuk diri nya sendiri yang penting orang rumah tercukupi.

jika Hendra tidak selingkuh,mungkin dia masih bertahan.

rasa sakit di khianati dan di bohongi membuat dia menyerah memperjuangkan rumah tangga nya.

Lamunan nya pun Buyar ketika Wati pamit untuk pulang karena sudah mau Maghrib.

anak-anak Yanti juga sudah makan jadi hanya tinggal Yanti yang belum makan malam.

nafsu makan nya untuk hari ini agak berkurang dan dia juga sudah terbiasa tidak makan malam.

Pagi hari dan sudah 2 hari Hendra benar-benar tidak menampakkan wajahnya.

Membuat Yanti semakin yakin jika suami nya tidak ingin memperbaiki hubungan nya.

Yanti berangkat kerja di jemput Dian pagi ini dan anak-anaknya sudah bersama Wati.

"Lo baik-baik saja kan? tanya Dian

"baik-baik saja dan ini mungkin jawaban dari semua pertanyaan hati gue."jawab Yanti

"apa dia ngga pulang sama sekali? atau melihat anak-anak nya."ujar Dian.

"ngga ada sama sekali jadi biarkan saja."sahut Yanti

"sabar ya dan gue yakin semua akan berakhir dengan bahagia."ucap dian.

tak terasa mereka sudah sampai di tempat kerja mereka dan masuk keruangan masing-masing.

"Yanti nanti di minta kekantor pusat untuk kasih laporan bulanan."seru mas Adi.

"mas kenapa aku ya? aku jadi takut."sahut Yanti.

"ya ampun ngga akan di gigit juga kali dan memang harus terbiasa kekantor pusat "terang mas Adi.

"eh Yanti itu Hendra ada di rumah tetangga ku terus? memang ada urusan apa? maaf aku kepo."tutur mas Adi.

"aduh mas aku ngga tahu dan aku juga belum bertemu Hendra sudah dua hari mas."sahut yanti

"kok bisa sih!! itu kan rumah janda nama nya Atun."seru mas Adi.

"mas mau Atun mau utin kalau judulnya ngga tahu harus gimana? protes Yanti.

"yah ampun Hendra..hendra!! ngga gablek duit saja belagu."kesal mas Adi.

"hahhahaa sudah mas..ngga usah di pikirin karena aku saja ngga mau mikirin."tawa Yanti sambil berlalu meninggalkan mas Adi.

Yanti pun menyiapkan berkas yang akan di bawa ke kantor pusat.

"dian hari ini gue ngga makan siang sama Lo ya!! gue mau kekantor pusat."isi pesan Yanti.

Yanti takut dian menunggu kalau dia tidak memberikan kabar.

Yanti bersama salah satu atasan nya berangkat menggunakan mobil operasional kantor.

sepanjang perjalanan hati nya sedikit kurang tenang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!