BAB 14

"sstt Lo kenapa di panggil? bisik Dian.

"gue di tuduh nyopet ponsel."sahut Yanti santai

baru keluar dari ruang meeting dia sudah di tanya oleh sahabat nya Dian.

"kok bisa si bos nuduh Lo begitu? selidik Dian.

"dia lihat gue lari-lari dan keluar dari gang rumah lalu gue naik angkot karena Hendra ngejar gue."terang Yanti.

"nah itu dia ngejar Lo? berarti dia pulang dong.",ujar Dian.

"nah dia ngejar gue itu karena ponsel nya gue ambil dan gue mau jual, secara itu ponsel lagi di cas di meja!! bukan salah gue dong dan ini juga ponsel gue yang beli."terang Yanti.

"hah jadi dia ngejar cuma gara-gara ponsel bukan mau minta maaf dan ngakuin kesalahan nya? kalau begitu jual saja dan buat beli daging."ujar Dian sambil berlalu meninggalkan Yanti yang tertawa terbahak-bahak.

"hust kerja jadi ketawa saja."seru mas Adi

"eh mas Adi jadi ngga enak nih."ucap yanti lalu dia masuk kedalam ruangan nya.

Yanti menyelesaikan pekerjaannya dengan sangat rapih dan cepat lalu dia memeriksa isi ponsel suami nya itu.

banyak pesan yang di kirim Atun dan hanya Yanti baca saja.

ternyata dia mau belanja dan Atun meminta uang yang tidak pernah selama menikah Hendra berikan kepada Yanti.

'laki kalau buat selingkuh pasti duit dari mana pun bakalan dia lakuin!! ngga tahu bini banting tulang!! ya kali ngga Mikirin bini ya mikirin anak kek."gerutu Yanti.

"kamu kenapa? tiba-tiba mas Adi di depan meja Yanti

"eh mas Adi!! ngga apa-apa kok."jawab Yanti.

"beneran bukan lagi kesel ya? liat suami nya jalan sama janda? ledek mas Adi.

"biar saja deh mas dia dapat janda dan siapa tahu nanti jodohku pangeran berkuda."canda Yanti

"sabar saja Yanti!! siapa tahu benar jodoh mu akan lebih baik dari Hendra."ucap mas Adi dan Yanti pun mengamini nya.

Yanti bahkan ngga habis pikir suami nya mendapatkan uang dari mana.

di baca chat Atun hampir setiap hari Selingkuhan nya meminta uang.

rasa cinta Yanti menguap begitu saja, bahkan yang ada rasa benci nya.

sampai sekarang pun ngga ada Hendra datang meminta maaf atau menanyakan tentang anak-anaknya.

"woi bengong saja?? lagi mikirin Hendra."seru Dian

"tumben Lo keruangan gue? biasanya juga gue terus yang keruangannya Lo."ujar Yanti

"nah Lo gue tunggu makan siang!! ngga datang juga jadi gue yang keruangan Lo deh."jawab Dian.

Yanti melirik arloji nya dan ternyata benar sudah lewat jam makan siang nya.

kali ini mereka lebih memilih makan nasi Padang.

"kerja jadi OB saja sudah banyak tingkah!! apa bisa dia bayar makanan di sini."tiba-tiba ada suara yang membuat Yanti mencari sumber suara tersebut.

mata Yanti pun bertemu dengan rival nya yaitu Atun.

"eh ada suara hantu yang tukang rebut laki orang!! hati-hati Bu ibu pelakor jaman sekarang seperti istri tua galaknya."teriak Yanti.

membuat Atun memerah wajah nya dan Atun coba mengadu ke Hendra dan ternyata ponsel nya ada di tangan Yanti.

"hahhaaha kasihan deh?? mau telpon laki gue ya mba? tapi sayang nya ponselnya sama gue mba."ledek Yanti

"eh jangan lancang ya main ambil ponsel orang."sarkas Atun

"hahaha eh mba pelakor!! ini ponsel gue yang beli dan ponsel milik laki gue bukan laki Lo?? so gue mau jual atau gue mau banting pun masih sah-sah saja dong!! ujar Yanti.

Atun makin di buat malu dan dia pun meninggalkan rumah makan Padang tersebut.

"gila pelakor sekarang ngeri ya."ujar Dian sambil bergidik ngeri.

"itu dia dan ngga malu."jawab Yanti

"apa memang seperti itu sifatnya dan Hendra akan mendapatkan apa yang dia tanam."seru Dian.

"sudahlah dan gue sudah ngga perduli lagi."sahut Yanti.

Yanti makan sangat lahap dan dia tidak pernah memikirkan masalahnya.

bukan berarti tidak sakit hati, dia juga wanita pasti akan ada sakit hatinya.

hanya saja dia tidak terlalu memikirkan itu dan yang ada di pikiran nya hanya anak-anak nya.

dia harus bekerja keras demi bisa membuat anak-anak nya hidup layak.

"nanti Lo angkat barang lagi kan? tanya Dian sambil berjalan balik kekantor.

"iya sudah di bawa lagi sebagian dan gue rasa mertua gue belum tau kalau gue akan pindah."ujar Yanti.

"terus Lo mau kasih tahu gitu? tanya Dian

"hmmm gak usah biar nanti langsung pamit saja."sahut Yanti.

mereka sampai di kantor lalu masuk keruangan masing-masing.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!