Bagi mereka sesuatu hal yang lucu. Tapi bagiku itu suatu penghinaan." lanjutkan kecongkakan kalian, nanti baru kalian bertekuk lutut dibawah kakiku." sumpahku dalam hati
Diselah-selah tawa mereka Dinda berteriak. "Diam....."
Seketika, semua terkejut dan menatap tajam ke arah Dinda.
"Katanya keluarga terhormat menjunjung tinggi harga diri dan kehormatan. Tapi apa kalian tahu, suatu kehormatan itu berasal dari perbuatan kita. Ingat jika kalian ingin di hormati dan dihargai. Belajar terlebih dahulu menghargai dan menghormati orang lain, karena kalau tidak. Jangankan orang dewasa anak kecil sekalipun ia gak akan memberi hormat kepada kalian. Silakan saat ini kalian tertawa bahagia diatas penderitaan aku dan suami aku tapi ingat, suatu saat aku akan balas hinaan kalian"
" Kak ipar Tahir akan mengikuti caleg bukan? Dan satu lagi kak ipar Kenedy bukankah seorang dewan yang terhormat. Bagaimana kalau berita penghinaan kalian terhadap putri bungsu dari keluarga Tuan Evan tersebar. Pasti sangat seru bukan?"
"Ingat! Diatas langit masih ada langit dan di bawah bumi masih ada bumi. Buat ibu...mulai saat ini, aku!. Dinda Permadi. Bukan Winata! Suatu saat aku akan kembali untuk menunjukan kekalian kalau suamiku bisa memberikan kebahagiaan untukku"
Dinda gegas pergi untuk masuk kedalam kamarnya, aku mengikutinya dari belakang" Sayang. Sabar ya, kenapa kamu tidak menerima tawaran ibu aja untuk tetap tinggal disini. Dan biarkan aku pergi sayang"?
"Aku gak bisa melakukan itu mas. Aku gak tega membiarkan mas pergi begitu saja, nanti mas tinggal dimana, dan makan apa?"
"Tapi sayang, kalau kamu ikut sama mas, nanti kasian. Atau gini aja, biarkan mas pergi hari ini untuk mencari tempat untuk kita, tapi janji selama mas gak ada disini jangan pergi kemana-mana. Kamu harus tetap disini sampai mas menjemputmu."
"Ok baik mas, kamu boleh pergi tapi ingat cepat pulang jemput aku."
Setelah aku ijin dengan Dinda. Dinda langsung menyiapkan pakian aku di tas. Dan hari itu juga aku keluar dari rumah itu, aku kembali ke tempat lamaku untuk bertukang.
Selama ini aku kerja sebagai kuli bagunan, yang penting ada uang untuk bisa makan, dan sisipkan sedikit untuk istriku.
Namun pada saat aku turun dari gojek, aku dikejutkan dengan seseorang yang berdiri tak jauh dari sana, sedang bicara dengan mandor. Pas aku melihat sontak membalikan badan dan ingin pergi. Namun sudah terlambat, aku keburuh ketahuan olehnya. Langkah ini terhenti mana kala suara bariton seseorang memanggil namaku.
"Tuan muda Dava" suara itu sangat jelas di telinga ini. Aku langsung pergi tanpa menoleh tapi sayangnya lagi-lagi aku di kejar sambil memanggil namaku, karna aku gak mau banyak orang tahu tentang statusku sebenarnya.
Akhirnya aku berhenti dan menatap nyalang laki-laki yang ada di depan aku."Ada apa anda datang ke tempat kerja saya pak Erik"?
"Tuan muda maafkan saya, sudah lancang. Tapi tolong Tuan muda pulang kembali kerumah, nyonya besar sangat merindukan Tuan muda."
"Pulanglah dan katakan kepada nyonya bahwa saya tidak akan pulang."
"Tuan muda!.nyonya sangat mengasihimu, semenjak Tuan muda pergi, nyonya sering sakit-sakitan. Tuan muda harus tahu, selama ini nyonya dan Tuan besar mencari Tuan muda kemana-mana"
"Maaf aku tidak akan pulang jadi pergilah jangan ganggu aku bekerja."
Karena pak Erik, merasa tidak bisa membujuk Aku, akhirnya dia memutuskan pergi. Aku bernapas lega, setidaknya kali ini bisa lolos. Hari ini aku kerja sekalian cari tempat tinggal tapi belum dapat juga. Dan malam ini aku nginap di mes bersama dengan para pekerja lainnya.
Entah kenapa, malam ini tidurku sangat terganggu. Karena memikirkan nasib istriku dirumah besar itu. Kasian dia, hidup di tengah-tengah keluarga besar kaya raya, dengan bergelimang harta tapi anak bungsunya menderita. Akhirnya sekitar jam tiga pagi baru aku bisa terlelap.
Besok paginya aku terjaga dari tidur. Ternyata sudah jam tujuh pagi, semua teman sudah pada bagun dan ada yang ngopi, ada juga yang mandi. Sedangkan aku belum bergerak dari tempat tidur.
Pukkk" Dava...kemarin ada seseorang datang mencarimu, kalau dilihat dari penampilan sepertinya dia bukan orang sembarang deh, apa kamu mengenalnya atau kamu melakukan kesalahan."
Nyawaku belum terkumpul dengan sempurna, namun dapat pukul dari teman gak ada ahklak memang ngagetin aja." aku juga gak kenal orang itu siapa." ujarku singkat.
"Ah masa sih tapi jelas-jelas dia sebut nama kamu, dan paling membuat kami semua heran dia memanggil kamu itu Tuan muda. Kamu tahukan kata Tuan muda itu berlaku hanya untuk orang terpandang. Aku jadi curiga sama kamu Dava. Jangan-jangan kamu ini bukan orang sembarangan.
"Hay,....bicara jangan ngelantur saja, kita ini sama ya sama-sama kuli bangunan gak usa mimpi jadi Tuan muda, hahaha" entah kenapa aku mala tertawa lepas.
"Dava! Aku gak tahu siapa kamu karena selama kita kenal kamu gak pernah cerita tentang kehidupan kamu, bahkan orang tua kamu sendiri kamu gak perna mengungkitnya. Aku hanya pesan sama kamu Dava, selagi orang tua kita masih hidup sayangi dan rawatlah mereka."
" Buat mereka merasakan kebahagiaan bukan karena orang lain tapi karena kita anaknya. Kamu tahu Dava, penyesalan terbesarku adalah ketika aku kehilangan orang tuaku tapi aku tidak ada di samping mereka."
Aku mendengar cerita temanku, ia teman yang baik, dan selama ini. Dia selalu berikan nasihat dan semangat buat aku, entah kenapa pagi ini aku dapat ceramah lagi dari dia. Yang melebihi ceramah pak ustad hahaha.
"Memangnya kamu kemana? sehingga kamu gak ada disaat orang tua kamu meninggal." tanyaku penasaran. Karena selama ini memang dia gak perna cerita soal orang tuanya sama sepertiku. Tapi aku sering mendapatinya menangis dalam diam.
"Dulu! sebelum aku kerja disini, sebenarnya. Kehidupan ekonomi keluarga kami lumayan bagus. Tapi suatu ketika aku jatuh dalam sebuah pergaulan bebas yang menyebabkan aku jatuh dalam dosa, disitu aku dinasihati sama orang tuaku. Tapi aku mala gak terimah dan pergi keluar dari rumah."
"Deg......"
Kok masalah temanku hampir sama dengan apa yang aku alami. Karena aku penasaran jadi aku terus bertanya.
"Terus..."?
"Karena waktu itu aku hanya mengikuti keegoisanku Dava! padahal jelas-jelas aku yang salah. Orang tua mana yang mau melihat anaknya hancur hidupnya. Mereka pengen anaknya menjadi orang yang baik dan bisa dihormati dan dihargai. Aku pergi dan gak pernah kembali padahal aku dengar mereka mencari aku sampai ibu dan ayah bergantian masuk rumah sakit."
Karena Andy diama, aku kembali bertanya" lalu...?"
"Ternyata dua tahu kemudia aku mendengar kabar dari orang kepercayaan ayah kalau, ibu sudah meninggal. Satu minggu setelah aku dengar kabar itu, aku inisiatif untuk pulang ternyata baru saja aku sampai di depan rumah aku di kejutkan dengan adanya banyak orang dirumah."
"Aku langsung gegas masuk, betapa terkejutnya aku ternyata ayah ku juga sudah terbujur kaku, seketika rasanya lutukku gak berfungsi aku terjatuh ke lantai dan disitu aku menangis sejadi-jadinya. Tapi semua sudah terlambat. Disitu aku menyesal, coba waktu itu aku gak egois dan pulang ke rumah mungkin orang tuaku masih ada." jelas Andy
"Pesanku sama kamu Dava, jika orang tua marah karena kesalahan kita, itu tandanya mereka menyanyangi kita. Namun jika mereka diam pada saat kita melakukan kesalahan, itu tandanya mereka sudah gak memiliki kasih dan perhatian lagi sama kita dan kepedulian mereka sudah gak ada. Jadi aku harap jika memang benar kamu ada masalah dengan orang tua kamu, pulanglah dan minta maaf."
Setelah Andi bicara demikian, ia langsung bangkit dari duduknya dan belalu pergi. Aku tahu dia pasti sedih.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 458 Episodes
Comments
Arsyilla Zevania Arifin
bener itu kok sama ya gw jd emosi Ama si mc
2025-04-01
0
S H 10
benar kata teman dava.. pulang dan minta maaf..
2025-01-21
0
OI
petuahnya kena bgt, akibat mc terlalu emosi jadi kebodohan nya trs berlanjut dan berkepanjangan sampai berjilid2 hahhahah
2024-10-02
0