"Kamu bertemu dengan Reyn, Queen?" tanya Lea.
"Hmm ... Aku bahagia sekali bisa bertemu dengannya, Le," jawab Queen.
"Lihat lah sekarang, apa yang kamu takutkan tidak terjadi kan?"
"Iya. Seharusnya sejak awal aku menemuinya. Aku menyesal karena menunggu terlalu lama dan takut kalau ia membenciku."
"Kamu bilang tadi kamu juga bertemu dengan orang tua Ethan?" tanya Lea lagi.
"Hanya Mommy nya saja. Sebelumnya juga aku pernah bertemu dan ia adalah wanita yang baik. Bahkan kami sudah bertukar nomor ponsel, sehingga aku bisa menemui Reyn kapan saja sesuai keinginanku," jawab Queen.
"Lalu, apakah ia juga tahu bahwa Xin adalah cucunya?"
Queen menggelengkan kepalanya, "Aku tahu ia adalah wanita yang baik. Mungkin ia tak akan memisahkanku, tapi tidak dengan putranya. Jika ia mengetahui bahwa ia memiliki seorang putri, mungkin tanpa basa basi lagi, ia akan langsung merebut Xin dari tanganku, dan aku tak mau itu terjadi," ungkap Queen.
"Aku mengerti perasaanmu, Queen. Tenanglah, aku dan Miles akan selalu ada untukmu dan membantumu."
"Terima kasih, Le."
*****
Ethan yang tak menemukan Miles, akhirnya kembali ke ruang meeting. Ia bahkan membubarkan meeting tersebut dan meminta Kai untuk mengantarnya pulang. Kepalanya terasa sakit sekali jika terus berpikir seperti ini.
Ethan langsung masuk ke dalam rumah, sementara Kai pulang. Saat memasuki rumah, Ethan merasa ada sesuatu yang berbeda. Ia mendengar suara tawa Reyn yang tak pernah ia dengar sejak ia memisahkannya dari Queen.
"Reyn."
"Daddy!" teriak Reyn kemudian bangkit dan berlari memeluk Ethan. Benar benar suatu kemajuan yang luar biasa.
"Sepertinya kamu bahagia sekali," ucap Ethan.
"Hmm ....," Reyn menganggukkan kepalanya, "Aku bertemu Mommy!"
"Mommy?" tanya Ethan.
Queen? - batin Ethan.
"Tadi Queen datang menemuinya di sekolah. Kami makan siang bersama. Mommy sangat senang saat melihat Reyn tertawa," ucap Mom Diva yang memberitahukan apa yang terjadi hari ini pada Ethan.
"Ia menemui Reyn di sekolah?" tanya Ethan.
"Ya. Ia semakin cantik dari pertama Mommy bertemu dengannya. Bahkan sekarang ia sudah menikah dan memiliki seorang putri yang sangat lucu," ucap Mom Diva lagi.
Deghhh ...
"Menikah? Queen sudah menikah lagi?" gumam Ethan. Ia tak suka dengan kenyataan yang dikatakan oleh Mom Diva.
"Daddy, Xin sangat lucu. Aku memiliki adik perempuan yang sangat cantik," ucap Reyn. Baru kali ini juga Ethan melihat Reyn banyak berbicara sejak 3 tahun yang lalu. Kehadiran Queen benar benar berdampak besar bagi Reyn.
"Apa ia mengatakan di mana ia tinggal?" tanya Ethan pada Mom Diva.
"Mommy tak menanyakannya. Kami hanya bertukar nomor ponsel dan berjanji akan bertemu lagi demi kebahagiaan Reyn," jawab Mom Diva.
"Berikan nomor ponselnya padaku, Mom," pinta Ethan.
Mom Diva memberikan ponselnya pada Ethan dan membiarkan putranya itu mencarinya sendiri.
"Thank you, Mom," Ethan mengembalikan ponsel Mom Diva kemudian mengelus pucuk kepala Reyn.
"Daddy mandi dulu ya. Nanti kita bercerita lagi," ucap Ethan. Ia ingin berbicara banyak dengan Reyn, terutama tentang Queen.
Ethan akhirnya naik ke lantai atas, di mana kamar tidurnya berada. Ia membersihkan diri dengan cepat karena sudah tak sabar untuk mengetahui kabar lain tentang Queen.
*****
"Reyn, tidur bersama Daddy," pinta Ethan.
Reyn tersenyum dan langsung menyambut tangan Ethan yang ingin menggandengnya. Hari ini, Reyn merasa senang sekali, bahkan sangat senang.
Saat memasuki kamar Ethan, Reyn langsung naik ke atas tempat tidur dan merebahkan tubuhnya. Reyn benar benar banyak tersenyum hari ini.
"Sepertinya kamu sangat senang sekali, Reyn," ucap Ethan sambil naik ke atas tempat tidur dan mulai menyelimuti Reyn.
"Sangat, Dad. Aku senang sekali. Aku akan lebih senang jika bisa bertemu Mommy setiap hari."
"Apa Mommy tidak bisa menemuimu setiap hari?" tanya Ethan lagi.
"Tidak. Mommy bilang Mommy harus bekerja, jadi tidak bisa bersama Reyn setiap hari. Dad, aku iri pada Xin. Ia bisa selalu dekat dengan Mommy," ucap Reyn sambil memeluk Ethan.
"Bukankah kamu memiliki Daddy?"
"Ya, tapi aku juga ingin dekat dengan Mommy."
Ia sudah menikah lagi, bahkan memiliki seorang putri. Aku terlambat, sangat terlambat. Apa memang ini adalah hukuman untukku karena berbuat kesalahan padanya? Hingga pada akhirnya aku tak bisa memilikinya. Rasanya hati ini semakin sakit saar mendengar ia telah menjadi milik pria lain. - batin Ethan.
"Apa Mommy sangat cantik?"
"Hmm ... Mommy memang selalu cantik. Bahkan Xin juga cantik. Dad, bisakah Daddy meminta Mommy untuk tinggal bersama kita?"
Kalau saja Daddy bisa melakukannya, maka akan Daddy lakukan, meskipun harus menjadi seorang pebinor. Tapi, Daddy tak mungkin memisahkan seorang anak dengan ayahnya kan? - batin Ethan.
"Kamu bisa menanyakan hal itu nanti kalau bertemu dengan Mommy lagi. Minta Grandma untuk membantumu bertemu, hmm ..."
"Kalau begitu besok aku akan meminta Grandma menelepon Mommy."
"Good boy!" Ethan mengusap pucuk kepala Reyn.
Reyn akhirnya tertidur di samping Ethan. Ethan yang belum bisa terlelap, mengambil ponselnya yang ada di atas nakas. Ia melihat foto Queen pada aplikasi chat yang ia miliki.
Cantik. - batin Ethan sambil tersenyum.
"Maafkan aku," gumam Ethan
Setelah kepergian Queen, Ethan menyimpan kartu ATM milik Queen. Ia telah memeriksanya dan isinya hanya uang kompensasi yang ia berikan. Queen benar benar tak mengambilnya satu sen pun, bahkan ia memberikan lebih.
Sampai saat ini, kartu tersebut masih ada, bahkan setiap bulan Ethan selalu memasukkan sejumlah uang ke sana. Ia masih seperti merasa memiliki tanggung jawab pada Queen.
*****
"Reyn ingin bertemu denganmu lagi, Queen?" tanya Lea.
"Hmm ... Aunty Diva mengirimkan pesan padaku."
"Pergilah kalau begitu, biar aku yang menjaga Xin. Nikmatilah waktu kebersamaanmu dengan Reyn."
"Kapan kamu berencana pulang ke Frankfurt?" tanya Queen.
"Sepertinya minggu depan. Aku dan Miles masih ingin berkumpul bersama Dad dan Mom," jawab Lea.
"Aku akan ikut kalian saat kembali nanti. Terima kasih karena kamu sudah mau membantuku menjaga Xin."
"Hei, jangan menganggapku orang lain. Aku dan Miles adalah orang tua Xin juga. Oya, jam berapa kamu akan pergi?"
"Aku akan menemui Reyn seperti kemarin, setelah jam pulang sekolah."
"Kalau begitu, pergilah bersama Miles. Ia juga akan menemui pemilik bangunan untuk menandatangani kesepakatan jual beli."
"Kamu tidak ikut?" tanya Queen.
"Tidak. Aku akan bermain di rumah bersama Xin saja. Bukan begitu, cantik?" Lea mendusel dusel kan wajahnya ke tubuh Xin, membuat batita itu tertawa karena merasa geli.
"Apa tidak akan merepotkan Miles?"
"Tentu tidak, Queen. Tujuanku searah denganmu, jadi tidak akan merepotkan sama sekali."
"Baiklah kalau begitu, terima kasih."
"Kamu ini ... Cepat sana bersiap siap. Aku yakin kamu juga tidak sabar untuk bertemu lagi dengan Reyn," ungkap Lea karena bisa melihat binar di mata Queen.
Queen pun langsung menuju ke kamar tidurnya dan mengganti pakaiannya. Ia tak ingin membuat Miles terlalu lama menunggunya.
🧡 🧡 🧡
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
salah mommy Diva.... Queen tidak pernah menikah lagi...Xin adalah cucu mu....
2024-12-11
0
Yunerty Blessa
sakit tentu lah sakit tapi tak sepadan dengan perbuatan mu
2024-12-11
0
Yunerty Blessa
kemajuan kerana Reyn telah berjumpa dengan Queen dan Xin...
2024-12-11
0