Hari pernikahan antara Ethan Edward Frederick dengan Queen Zoe pun tiba. Mereka menikah secara agama dan juga secara negara. Ethan sengaja melakukan sebuah pernikahan yang resmi, tentu saja agar Queen semakin percaya padanya.
Tak ada tamu yang hadir, hanya Grandma Dora dan juga Kai sebagai saksi. Namun, itu semua tak mengurangi kesakralan serta kebahagiaan Queen. Ia benar benar tak menyangka pertemuannya dengan Ethan bisa berujung ke sebuah pernikahan.
Hidupnya selama ini hanya untuk Reyn. Ia hanya ingin membahagiakan Reyn dengan menjalankan amanat yang diberikan oleh Renata padanya. Mungkin saat ini Tuhan memberikan Ethan yang mencintainya dan juga menyayangi Reyn.
"Kita akan pindah ke apartemenku," ucap Ethan.
"Hmm ... Aku ikut saja apa keinginanmu," ucap Queen.
Queen pamit pada Grandma Dora, bahkan Reyn sempat menangis karena harus berpisah dengan wanita paruh baya yang sudah ia anggap sebagai neneknya itu.
"Jangan menangis lagi. Kalau kamu merindukan Grandma, kamu tinggal mengajak Mommymu untuk menemui Grandma, bagaimana?" ucap Grandma Dora.
"Hmm ... Nanti aku akan mengajak Mommy mengunjungi Grandma."
Reyn kembali memeluk Grandma Dora sebelum mereka pergi, begitu juga dengan Queen. Bagaimana pun juga, selama 4 tahun ini, Grandma Dora yang menemaninya.
Ethan pergi dari sana dengan mengendarai mobilnya, bersama dengan Queen dan juga Reyn. Sekitar 30 menit, mereka sampai di sebuah apartemen yang terlihat lebih bagus dari apartemen mereka sebelumnya.
"Ayo!" Ethan langsung meraih tangan Reyn, "Bawa kopermu sendiri, Queen."
Queen menarik koper miliknya, yang berisi barang barang miliknya dan juga milik Reyn.
"Cepatlah! Apa kamu terbiasa melakukan semuanya dengan lambat?" ucap Ethan dengan sedikit ketus saat melihat Queen yang berjalan lambat menuju lift.
Queen agak sedikit kaget dengan nada tinggi yang digunakan oleh Ethan, tapi ia mencoba mengerti. Mungkin saat ini Ethan sedang lelah karena mempersiapkan pernikahan mereka.
Tak ada pembicaraan di antara keduanya selama berada di dalam lift. Bahkan saat keluar pun, Ethan tetap hanya menggandeng Reyn, tanpa membantunya membawa koper sama sekali.
Setelah menekan password di pintu apartemen, mereka pun masuk ke dalam. Luas apartemen yang ditempati oleh Ethan, mungkin sekitar 4 kali luas apartemen Queen dulu.
"Di mana kamar kita? Aku ingin meletakkan koper ini," tanya Queen.
"Di sana kamar tidur Reyn. Di sana kamarku, dan di sana adalah kamarmu," jawab Ethan tanpa menoleh ke arah Queen. Ia duduk di sofa sambil memainkan ponselnya.
Queen menautkan kedua alisnya. Ia bingung dengan apa yang diucapkan oleh Ethan, atau jangan jangan Ethan lupa kalau saat ini mereka sudah berstatus suami istri.
"Apa kita akan tidur di kamar yang berbeda?" tanya Queen pada akhirnya.
"Ya, aku tak suka sekamar dengan siapa pun," jawab Ethan dengan santai, dan tetap tak menoleh sama sekali ke arah Queen.
Akhirnya Queen menarik kopernya menuju kamar tidur yang ditunjuk oleh Ethan adalah kamar tidur Reyn. Ia berencana akan merapikan barang barang Reyn terlebih dahulu.
Queen tersenyum saat ia membuka kamar tidur itu. Ruangan itu sudah diberi interior layaknya kamar tidur seorang anak laki laki. Queen yakin, Reyn pasti akan sangat menyukainya. Ia pun masuk dan mulai merapikan pakaian Reyn ke dalam lemari.
Setelah selesai, ia kembali menarik koper itu ke kamar tidur yang Ethan katakan adalah kamar tidurnya.
Deghhh
Jantung Queen saat ini kembali berdetak dengan cepat. Bukan karena tangannya digandeng oleh Ethan, tapi karena merasa syok dengan apa yang dilihatnya. Kamar tidur yang Ethan tujukan untuknya, lebih layak disebut sebagai gudang.
Tak mungkin Ethan melakukan ini padaku. Mungkin ia lupa dan salah menunjukkan ruangan. - batin Queen masih berusaha untuk berpikiran positif.
"Mengapa terus berdiri di depan pintu? Itu memang kamar tidurmu. Bersihkan dulu jika kamu ingin tidur di sana, atau mungkin kamu suka dengan kondisi yang seperti itu juga tak mengapa," ucap Ethan.
"Apa maksud semua ini?" tanya Queen akhirnya. Ia sedari tadi berusaha berpikir positif, tapi sekali lagi ucapan Ethan membuatnya tak yakin.
Ethan tersenyum sinis melihat ke arah Queen. Tak ada lagi Ethan dengan wajah yang lembut, bahkan Queen seakan tak mengenalinya lagi.
"Maksud? Apa kamu mengira kalau kamu akan menjadi ratu dan nyonya di sini? Tidak akan pernah! Tugasmu di sini adalah membersihkan apartemen ini dan melayani segala kebutuhanku."
"Ethan ..."
"Dan panggil aku dengan sebutan tuan karena statusmu saat ini hanya bawahanku. Aku sudah memberimu keuntungan dengan menikahimu, tapi itu tidak gratis. Kamu akan bekerja di sini tanpa digaji dan aku juga tak mengijinkanmu bekerja, apalagi melangkahkan kaki keluar dari apartemen ini, jika tidan bersamaku," ucap Ethan.
"Kamu berniat mengurungku di sini?" tanya Queen.
"Kalau menurutmu seperti itu, ya ...aku mengurungmu."
Deghhh ...
Kini jantung Queen kembali berdetak dengan sangat cepat. Ia tak menyangka setelah janji pernikahan diucapkan dan surat pernikahan di tanda tangani, kehidupannya langsung berubah 180 derajat, begitu pula dengan sikap Ethan.
"Siapkan air mandiku, aku ingin membersihkan diri," ujar Ethan.
Queen akhirnya mengikuti perintah Ethan. Untung saja Reyn sudah masuk ke dalam kamar tidurnya. Putranya itu sangat senang sekali mendapatkan kamar tidur sendiri dengan gambar favoritnya.
Setelah selesai mengisi bath tub dengan air hangat, Queen keluar dari kamar tidur, "Air hangatnya sudah siap."
Tanpa bicara, Ethan bangkit dari duduknya dan masuk ke dalam kamar tidurnya. Ia bahkan melewatu Queen begitu saja. Queen hanya tersenyun pasrah dan melanjutkan langkahnya menuju ruangan yang akan ia bersihkan.
Sore hari menjelang, sementara Queen masih membersihkan kamar dan merapikannya. Ia mengusap peluhnya, tubuhnya sangat lelah sekali hari ini.
Brakkk
Pintu kamar tidurnya terbuka dan menampakkan sosok Ethan yang sudah berdiri tegap di sana, dengan wajah yang sangat tidak bersahabat.
"Apa kamu akan terus berada di dalam ruangan ini? Cepat keluar dan siapkan makan malam!" perintah Ethan.
"Aku ini bukan pembantumu, Tuan Ethan yang terhormat," Queen rasanya sudah tidak tahan dengan sikap Ethan sedari tadi, padahal belum satu hari mereka menjadi suami istri.
"Selama kamu berada di apartemenku, kamu adalah pembantuku, bawahanku. Atau kamu mau aku mengambil putramu dan menjauhkannya darimu?" ancam Ethan.
Deghhh ....
Tidak! Aku tidak akan pernah membiarkanmu mengambil Reyn atau membawanya jauh dariku. Bersabarlah Queen, jangan sampai Reyn melihat dirimu bertengkar dengan Ethan. - batin Queen.
"Baiklah, aku akan memasak. Tunggulah sebentar."
Ethan kembali tersenyum ketika melihat Queen menuruti perintahnya dan tak berkutik. Tentu saja ia akan tetap membawa Reyn pergi menjauh dari Queen, karena memang itulah tujuan pernikahan ini, selain dari menghancurkan wanita itu.
🧡 🧡 🧡
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
jangan sampai kau yang akan hancur nanti Ethan dan menyesal sebab menyiayiakan Queen
2024-12-11
0
Yunerty Blessa
tahniah buat pernikahan mu Queen.. dan bermula lah dendam kesumat Ethan buat mu....
2024-12-11
0
RossyNara
akhirnya tabungan penyrsalanmu mulai terkumpul Ethan...
2025-01-30
0