"Kami menemukannya, Tuan," ucap Kai. Ia sangat senang saat mendapatkannya, ini seperti sebuah pencapaian yang luar biasa dalam hidup Kai.
"Benarkah?" Ethan membuka sebuah map yang dibawa oleh Kai dan langsung membacanya.
Sebuah foto yang memperlihatkan Enzo bersama seorang wanita pun digenggam oleh Ethan.
"Tidak mungkin! Aku tidak percaya Enzo menyukai gadis ingusan seperti ini," gumam Ethan. Foto yang didapatkan oleh Kai adalah foto saat Queen berhasil lulus sekolah menengah atas dan menjadikannya wali untuk hadir dalam acara wisudanya, tentu saja saat itu sebenarnya Enzo bersama dengan Renata.
"Kamu yakin dengan semua ini, Kai?" tanya Ethan.
"Informan kita yang mendapatkan itu, Tuan," jawab Kai.
Ethan kembali membuka berkas tersebut. Matanya semakin membulat ketika melihat Queen bersama dengan seorang anak laki laki yang sangat mirip dengan Enzo. Bahkan mereka bertemu dengan kedua orang tuanya.
Apa arti semua ini? - batin Ethan.
"Kita berangkat ke sana sekarang, Kai."
"Baik, Tuan."
Ethan sudah menunggu momen ini sejak lama. Ia tak akan menyia nyiakan nya. Ia mengepalkan tangannya dan matanya terlihat tersenyum.
"Aku pasti akan membalas semua rasa sakit yang adik dan keluargaku rasakan. Aku juga akan merebut apa yang paling berharga darimu," gumam Ethan.
*****
Setelah mengajak Reyn untuk mengunjungi makam Renata, hari ini Queen kembali bekerja.
"Meja 1," teriak bagian dapur sambil membunyikan bel.
Dengan sigap Queen langsung mengambil nampan berisi makanan tersebut dan membawanya menuju meja tamu. Senyum selalu terukir di wajah Queen karena menurutnya, suasana hati yang bahagia akan menular pada orang di sekitar kita.
Queen sementara ini hanya bisa bekerja sebagai seorang waitress. Ia hidup hanya mengandalkan gaji dan juga tip yang diberikan oleh para tamu. Untung saja tip yang mereka berikan tergolong besar, bahkan kadang dalam sebulan ia bisa mendapat hampir sama dengan besaran gajinya.
Setelah pulang bekerja, Queen mengambil kelas di salah satu universitas. Ia mengambil kelas khusus yang pembelajarannya bisa dilakukan melalui sistem online. Meskipun ia sempat berhenti sekolah selama 2 tahun karena harus fokus menjaga Reyn, kini ia sudah bisa melanjutkannya lagi.
"Queen!" panggil salah seorang rekan kerjanya.
"Ada apa, Le?" tanya Queen pada rekan kerja sekaligus sahabatnya, Lea.
"Kamu dipanggil si bos angkuh," ucap Lea.
"Jangan begitu, bukankah kamu menyukainya?" goda Queen.
"Tidak lagi! Dia sangat menyebalkan," gerutu Lea. Ia langsung kembali mengantarkan pesanan para tamu.
Sementara itu Queen,
Tokk ... Tokk ... Tokk ...
"Masuk."
"Permisi, Tuan. Anda memanggil saya?" tanya Queen pada Manager cafe tersebut.
"Duduk, Queen."
Manager cafe tersebut, Miles Kyler, meletakkan kedua tangan di atas meja sambil menatap tajam ke arah Queen.
"Ini untukmu," ucap Miles. Ia menyerahkan sebuah amplop berwarna coklat pada Queen.
"Apa ini, Tuan?" tanya Queen yang belum mengerti.
"Gaji dan pesangonmu," jawab Miles.
"Apa maksudnya ini, Tuan?" Queen tahu apa maksud dari gaji dan pesangon, tapi mengapa ia tiba tiba saja diberhentikan.
"Maaf, Queen. Tapi ini adalah perintah dari pusat untuk mengurangi tenaga kerja dan untuk cabang ini, namamu lah yang terpilih."
"Terpilih? Terpilih untuk dipecat?" Queen masih tak percaya.
"Saya tidak tahu, Queen. Tapi begitulah keputusan dari pihak pusat. Saya hanya mengikutinya saja," Miles tak ingin terlalu berdebat dengan Queen. Sejujurnya, ia sangat menyukai Queen. Ia juga sangat kaget ketika mendapatkan surat perintah untuk melakukan pemecatan pada staf bernama Queen Zoe.
"Baiklah kalau begitu, sepertinya tidak akan ada gunanya juga saya memaksa anda untuk mempertimbangkannya kembali," ucap Queen.
"Queen," panggil Miles kembali saat Queen hampir membuka pintu.
"Ada apa lagi, Tuan?"
"Saya akan membantumu untuk mencari pekerjaan baru."
"Terima kasih, Tuan. Tapi saya tak ingin merepotkan anda sama sekali," ucap Queen.
"Tidak merepotkan, Queen. Saya juga merasa bersalah dengan hal ini, karena saya tidak bisa membantumu sama sekali."
"Saya permisi," Queen segera keluar dari ruang Tuan Miles dan berjalan menuju loker pegawai. Ia membuka apron yang terpasang di tubuhnya dan meletakkannya di keranjang pakaian kotor.
Queen menghela nafasnya pelan kemudian mengambil tas miliknya. Ia memasukkan amplop coklat yang tadi diberikan oleh Miles dan memasukkannya ke dalam tas. Setelahnya, ia keluar dari sana.
"Queen, kamu mau ke mana?" tanya Lea. Beberapa pasang mata juga melihat ke arahnya seakan bertanya dengan pertanyaan yang sama.
"Aku ada urusan sebentar," jawab Queen. Ia juga tak ingin menjelek jelekkan cafe tempat di mana ia pernah bekerja dan membantu perekonomiannya.
Queen keluar dari cafe. Ia melihat orang berlalu lalang di sana. Ia menghela nafasnya pelan.
Tidak apa, Queen. Ini hanya kerikil kecil. Kamu pasti akan segera mendapatkan pekerjaan baru. Jangan bersedih! Jangan menyerah! Kamu memiliki Reyn. - batin Queen dan ia berusaha untuk tetap tersenyum.
Brughhh ..
Baru saja ia mau melangkah, ada seseorang yang datang ke arahnya dan menabraknya.
"Maaf, maaf ... Anda tidak apa apa, Nona? Maaf, aku terburu buru, jadi tidak melihat anda," ungkap pria tersebut.
"Tidak apa, Tuan. Lagi pula tak ada yang terluka di sini," Queen bangkit sambil sedikit membersihkan pakaiannya.
"Anda terluka, Nona. Izinkan saya membawa anda ke dokter."
Queen melihat siku tangannya yang terluka. Sedari tadi ia tak merasakan apapun, tapi saat pria itu mengatakan bahwa ia terluka, Queen baru merasakan perih.
"Tidak perlu, Tuan. Saya akan mengobatinya di rumah. Terima kasih banyak," ungkap Queen.
"Tidak, Nona. Setidaknya biarkan saya mengobati anda dulu," Pria itu langsung meraih tangan Queen dan menggenggamnya. Ia mengajak Queen ke sebuah minimarket yang terletak di seberang jalan.
"Duduk di sini sebentar, saya tidak akan lama," ucap pria itu kemudian masuk ke dalam minimarket.
Tak berselang lama, ia sudah keluar sambil membawa kantong berisi obat untuk Queen.
"Izinkan saya mengobati anda, Nona."
Queen tak menghindar lagi. Ia berpikir akan menjadi lama jika ia mengelak terus. Pikirannya saat ini sedang dipenuhi rencana rencana yang akan ia lakukan untuk kembali mendapatkan pekerjaan.
"Sudah, Nona. Oya perkenalkan nama saya, Ethan," pria itu menyodorkan tangannya dan memperkenalkan diri.
"Queen," balas Queen. Pria yang ada di hadapannya ini terlihat sangat tampan, tapi Queen merasa seperti pernah melihatnya, tapi ntah di mana.
"Terima kasih, Tuan. Maaf merepotkan anda. Saya permisi dulu."
Queen meninggalkan tempat itu, sementara Ethan hanya melihatnya sambil tersenyum kecil karena pertemuan ini. Ia memang tak pernah berdekatan dengan makhluk yang bernama wanita, kecuali Mom Diva, sejak Enzo meninggal. Ia lebih memilih memutuskan hubungan dengan kekasihnya saat itu karena merasa wanita itu tak mengerti dirinya dan akan membuat kesedihan juga untuk keluarganya nanti.
🧡 🧡 🧡
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
RossyNara
balas dendammu akan salah Saharan Ethan.
2025-01-30
0
Yunerty Blessa
jangan sampai Ethan balas dendam dengan Queen...
2024-12-11
0
s
astaga, makanya marco ngejar ugal²an catherine belajar dari kisah daddy mommynya
2024-11-14
0