KERACUNAN

Queen terdiam sendiri menatap jendela apartemen mereka. Sesekali ia menghela nafas untuk sekedar melepaskan sedikit beban di dalam hati dan pikirannya.

Hari ini, Ethan pergi bekerja. Ia mengunci pintu apartemen dan tak memperbolehkan Queen ataupun Reyn untuk keluar. Ia juga telah mempersiapkan bahan bahan makanan di dalam kulkas, jadi Queen bisa memasak untuk dirinya dan Reyn.

"Mom, mengapa Mommy menangis?" tanya Reyn yang kini ternyata sudah berada di depan Queen dan menghapus air mata yang luruh dari mata Queen.

"Mommy sedang mencoba menahan untuk tidak berkedip, eh malah jadi sakit dan menangis," jawab Queen berbohong.

"Apa Reyn sudah mau makan? Mommy akan menyiapkan makan siang ya. Reyn bermain dulu di sini," ujar Queen.

"Okay, Mom," Reyn kembali bermain susun balok dan juga mobil mobilan yang dibelikan oleh Ethan.

Queen beranjak pergi ke dapur dan mempersiapkan makan siang mereka berdua. Ia sempat tertawa kecil untuk mengejek dirinya sendiri karena tadi pagi, kembali Ethan menyakiti dirinya dengan kata kata pedas.

* Flashback On

"Puihhh!!! Makanan apa ini? Mengapa rasanya asin sekali," Ethan yang memakan omelet isi sayuran buatan Queen.

Queen langsung menarik piring milik Ethan dan mencobanya, tapi rasanya biasa saja.

"Dasar jorok! Mengapa kamu memakan makanan sisaku? Apa kamu tidak pernah diajarkan kebersihan? Masak tidak bisa, etika pun tidak ada."

Untung saja Reyn belum bangun pagi itu, karena semalam ia tertidur agak malam.

"Aku hanya mencobanya untuk mengetahui rasanya," ucap Queen.

"Apa kamu berpikir aku berbohong?! Istri macam apa kamu yang berpikiran buruk pada suaminya sendiri. Pantas saja tak ada yang mau denganmu. Kalau aku tidak menikahimu, mungkin tak akan ada lagi yang mau," ucap Ethan.

Deghhh ...

Hati Queen kembali mencelos, sakit ....

Baru kemarin mereka menikah, perubahan sikap Ethan rasanya terlalu besar. Ia bahkan tak siap menghadapinya.

"Lebih baik aku makan di luar saja. Nanti siang jangan lupa beri Reyn makan, jangan kamu memberinya makanan asin juga, kasihan dia masih kecil."

Meskipun Ethan selalu berkata kasar padanya, tapi pria itu selalu memperhatikan Reyn. Setidaknya itu cukup bagi Queen saat ini.

* Flashback Off

*****

"Apa kamu sudah mendapatkan cara cepat untuk mengambil hak asuh Reyn dari wanita itu? Aku tidak tahan berlama lama tinggal dengannya. Setiap melihatnya aku selalu terbayang bagaimana Mommy menangis karena kepergian Enzo," ucap Ethan.

"Kita hanya perlu memperlihatkan bahwa ia bukanlah ibu yang baik untuk Reyn. Selain itu, kita sudah memegang bukti hasil test DNA yang menyatakan bahwa Reyn adalah keluarga anda, Tuan."

"Baiklah, lakukan secepatnya."

Kai pergi meninggalkan Ethan yang segera menyelesaikan beberapa pekerjaannya. Ia masih harus berada di Kota Augsburg sementara waktu, sebelum rencananya berhasil.

Setelah ia seorang diri di dalam kamar hotel di mana ia menyelesaikan semua pekerjaannya, Ethan meletakkan bolpoin yang tadi ia genggam. Ia berdiri kemudian melangkahkan kakinya mendekati jendela.

Ingat, Ethan! Tak boleh ada perasaan apapun padanya. Mungkin ia memang terlihat cantik, baik, bahkan keibuan, tapi dia lah yang telah membuat adikmu meninggal dan keluargamu bersedih. Jika kamu sampai menggunakan perasaan dalam rencana ini, maka kamu bodoh! Kamu akan terjebak seperti Enzo. - batin Ethan.

*****

"Apa kamu sudah mencari tahu tentang Reyn? Sepertinya sudah lama sekali kamu mau mencarikannya untukku, sayang," ucap Mom Diva pada Dad Alvin saat mereka duduk bersama di teras belakang sambil menyesap secangkir teh hangat.

"Aku sudah meminta tolong pada Kai. Tapi ia mengatakan belum menemukan keberadaan mereka," jawab Dad Alvin.

"Ini semua pasti karena kesibukan Ethan, hingga Kai pun jadi sulit untuk diandalkan. Aku merindukan Reyn, Dad. Aku ingin sekali memeluknya, merasakan Enzo kecil berada dalam pelukanku."

"Sudahlah. Jika memang kamu ditakdirkan untuk kembali bertemu, kita pasti akan bertemu lagi dengan mereka," ucap Dad Alvin yang merangkul Mom Diva.

"Lalu di mana sekarang Ethan? Ia tak pernah pulang," ungkap Mom Diva.

"Ia mengatakan sedang ada proyek besar di luar kota. Ia memusatkan perhatian dan waktunya di sana, karena ingin proyek itu segera berhasil dan cepat selesai."

"Anak itu ... Semakin hari semakin gila kerja. Bahkan ia tak melirik wanita sekali pun. Apa aku harus mencarikannya seorang istri?" tanya Mom Diva.

Dad Alvin tertawa, "Jangan, Mom. Nanti ia akan marah pada kita karena merasa kebebasannya terganggu. Aku yakin ia akan menikah kalau waktunya sudah tepat dan juga menemukan wanita yang tepat. Seperti aku yang menemukan dan mencintaimu."

"Dasar gombal! Tidak berubah juga sejak dulu," Mom Diva memanyunkan bibirnya.

"Jangan begitu, aku jadi ingin menciummu dan membawamu lagi ke atas tenpat tidur."

"Ah itu memang maumu. Bukankah semalam sudah," ucap Mom Diva.

"Tapi aku masih ingin. Bolehlah sekali sekali kita bermain sore sore, ya ... Ya ...," Dad Alvin pun tersenyum ketika melihat Mom Diva menganggukkan kepalanya.

*****

Malam ini, Ethan tak kembali ke apartemen. Ia tak ingin bertemu dengan Queen, tapi ia juga rindu pada Reynzo. Memang saat melihat keponakannya itu, ia akan teringat pada adik manjanya, adik kesayangannya.

Setiap kali ia membentak Queen, ia bisa melihat tatapan Queen yang kaget akan tindakannya. Mata wanita itu bahkan terlihat berkaca kaca. Jujur, hati Ethan merasa sakit saat melihatnya.

Ethan sebenarnya tak ingin menyakiti seorang wanita, karena ia selalu mengingat Mom Diva. Namun, ia tetap harus dan harus membuat Queen menderita.

Tiba tiba ponsel Ethan berbunyi, ia melihat nama Kai tertera di sana.

"Anda bisa pulang sekarang, Tuan. Aku sudah menjalankan rencana pertama," ucap Kai di ujung telepon.

Ethan menautkan kedua alisnya karena ia tak tahu apa maksud rencana Kai kali ini. Namun ia tetap mengikuti apa yang dikatakan oleh Kai. Ia langsung menuju ke mobil dan kembali ke apartemen.

Sementara itu di apartemen,

"Reyn, bangunlah! Apa yang terjadi denganmu?" Queen memangku Reyn yang tiba tiba saja jatuh karena menahan sakit di perutnya.

Ia ingin membawa Reyn ke dokter, tapi ia tak bisa membuka pintu sama sekali. Ia juga menghubungi Ethan, tapi selalu tak tersambung.

Ceklekkk

Mata Queen melihat ke arah pintu dan melihat sosok Ethan yang datang. Ia langsung berteriak pada Ethan untuk meminta bantuan.

"Ethan, tolong aku. Tolong aku membawa Reyn ke rumah sakit. Ia pingsan."

Ethan langsung berlari dan menggendong Reyn. Ia membawa Reyn keluar dari apartemen dan Queen mengikutinya dari belakang.

Dengan kecepatan tinggi, Ethan melajukan kendaraannya menuju rumah sakit. Sesekali ia melihat ke kursi belakang karena khawatir dengan keadaan Reyn.

Ethan langsung meletakkan Reyn di atas brankar dan membiarkan para perawat menangani Reyn di bagian gawat darurat.

Setelah hampir 30 menit dokter menangani Reyn, dokter pun menghampiri Ethan dan Queen.

"Bagaimana keadaannya?" tanya Queen yang merasa khawatir.

"Untuk sementara, pasien harus berada di sini sampai keadaan tubuhnya kembali normal. Kami sudah menguras isi lambungnya dan memberikan obat. Sepertinya ia mengalami keracunan makanan," ucap sang dokter.

"Keracunan makanan?" Tanya Ethan, namun matanya langsung melihat ke arah Queen dengan tajam.

🧡 🧡 🧡

Terpopuler

Comments

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

semoga apa yang kau lakukan terhadap Queen tidak akan membuat mu menyesali nya Ethan

2024-12-11

0

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

pasti pelakunya adalah kau 😡

2024-12-11

0

Patrish

Patrish

Ethan yang bodoh.. hanya mengandalkan Kai... yang cuma melihat foto Enzo dan Queen... benarbenar ceroboh...bakal nyesel seumur hidup kau Ethan..

2024-10-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!