MENYIAPKAN PERNIKAHAN

Hari demi hari terlewati. Ethan yang menetap di Augsburg sementara waktu dan bekerja memimpin perusahaannya dari jauh pun terus mendekatkan diri pada Queen. Ia sangat yakin bahwa Queen telah jatuh dalam pesonanya.

"Ada hubungan apa kamu dengan Tuan Ethan?" tanya Adelle, salah seorang staf di toko pakaian tempat Queen kini bekerja, atau sering disebut Diva's Boutique.

"Pasti kamu menggoda Tuan Ethan kan?" ucap salah seorang staf lagi bernama Nia.

"Maaf sebelumnya, sepertinya itu bukan urusan kalian. Aku berada di sini untul bekerja," jawab Queen.

Nia berdecih dan menganggap remeh Queen. Ia melihatnya dengan tatapan tidak suka, "Dasar wanita murrahan! Kamu pasti bisa bekerja di tempat ini karena melempar tubuhmu ke atas tempat tidur Tuan Ethan."

Plakkk!!

"Jaga bicaramu! Aku tidak akan segan segan memukulmu jika berbicara yang tidak tidak," ungkap Queen.

"Jadi kamu menganggapku bicara yang tidak tidak?! Aku yakin apa yang kukatakan adalah benar, karena tak mungkin Tuan Ethan menyukai wanita sepertimu, wanita murrahan!!" teriak Nia lagi. Ia juga langsung menarik rambut Queen dan perkelahian pun tak terelakkan.

Adelle yang melihat itu, berusaha melerai mereka. Namun, ia juga takut jika wajah atau tubuhnya memar jika terkena pukulan.

"Ada apa ini?!" teriak Ethan yang baru saja sampai setelah pergi menemui klien bisnisnya.

Adelle yang melihat kedatangan Ethan pun langsung mendekat dan mencari perhatian Ethan.

"Mereka berdua bertengkar, Tuan. Mereka saling memperebutkan anda," Adelle berusaha mencari perhatian dengan menjatuhkan keduanya.

Nia dan Queen langsung bangkit. Keduanya menunduk karena melihat tatapan Ethan yang seakan ingin membunuh mereka. Ya, saat ini Ethan sedang menampakkan sifat aslinya.

"Apa kalian ingin menjatuhkan nama butik ini?!" ucap Ethan dengan penuh amarah. Ia juga mengepalkan tangannya.

Saat melihat kedua staf di hadapannya menunduk dan salah satunya adalah Queen, Ethan baru tersadar. Ia langsung meraih tangan Queen dan membawanya naik ke lantai atas butik itu, meninggalkan dua staf lain di bawah.

Ethan membuka pintu ruangannya dan masuk bersama dengan Queen. Ia mendudukkan Queen di sebuah sofa kemudian berjalan ke arah lemari. Ia mengambil sebuah kotak P3K, kemudian duduk di samping Queen.

"Kamu terluka, aku obati dulu," ucap Ethan dengan penuh kelembutan. Jujur, hati Queen yang tadi terasa perih saat Ethan berteriak di hadapannya, kini langsung menghangat saat melihat sikap pria itu.

"Maafkan aku yang berkata kata dengan nada tinggi. Aku tak ingin mereka menganggapmu buruk, jadi harap maklum dengan sikapku," ucap Ethan seakan penuh penyesalan.

Hati Queen benar benar menghangat, tanpa terasa bulir air sedikit keluar dari ujung matanya. Ia sangat menyesalkan mengapa ia terlihat begitu lemah saat bersama dengan Ethan.

"Jangan menangis, aku tak suka melihat itu," Ethan menghapus air mata Queen dengan jemarinya. Mata keduanya saling bertatapan dan ...

Cuppp

Ethan meraih tengkuk Queen dan mendaratkan bibirnya di bibir Queen. Ethan mencoba membuat Queen membuka mulutnya agar ia dapat menyesap semakin dalam.

Jangan berpura pura tak mahir dalam berciuman, bahkan kamu sudah melakukan yang lebih dari ini saat bersama dengan adikku. - batin Ethan.

"Menikahlah denganku dan kamu tak perlu bekerja lagi. Aku akan memenuhi semua kebutuhanmu," ucap Ethan.

"T-tapi ... Aku ... Aku memiliki seorang putra."

Ethan tersenyum, "Aku tak masalah dengan itu. Aku menyukaimu dan ingin hidup bersamamu."

"T-tapi ..."

"Sstttt ... Yang terpenting adalah ada dirimu di dekatku," ucap Ethan lagi, kemudian ia kembali melabuhkan ciumannya di bibir Queen.

*****

"Siapkan pernikahanku, Kai," perintah Ethan.

"Pernikahan? Apa anda akan menikahi Nona Queen?" tanya Kai.

"Ya, apa ada yang aneh?" tanya Ethan.

"Tidak, Tuan. Hanya saya merasa ini sangat cepat dan ...," jawab Kai, tapi Ethan sudah memotongnya sebelum Kai melanjutkan.

"Aku ingin segera merebut anak itu dari tangannya dan menghancurkannya, seperti ia menghancurkan keluargaku. Ia tak boleh memiliki apapun, termasuk darah daging adikku," ucap Ethan. Kai sudah memeriksakan DNA Reyn dan mencocokkannya dengan Dad Alvin.

Dengan sebuah bukti di tangannya, Ethan sudah yakin bahwa Reyn adalah putra dari adiknya dan ia harus merebutnya dari tangan Queen. Namun sebelum itu, ia harus merasakan bagaimana kehilangan anaknya, sama seperti saat Mom Diva kehilangan Enzo.

"Baik, Tuan. Pernikahan seperti apa yang anda inginkan?" tanya Kai.

"Pernikahan normal, tapi tanpa diketahui oleh keluargaku. Aku tak ingin mereka menghalangi rencanaku, terutama Mom Diva," jawab Ethan.

Ethan sangat tahu bagaimana sifat Mom Diva. Ia tak akan pernah tega melihat seirang wanita tersakiti, meskipun wanita itu mungkin telah menyakiti dirinya. Oleh karena itu, Ethan tak ingin kedua orang tuanya mencampuri dan mengganggu rencananya. Ketika saatnya tiba nanti, ia akan membawa Reyn pulang sebagai hadiah untuk kedua orang tuanya.

"Baik, Tuan."

Kai segera pergi dari sana dan mempersiapkan segala sesuatunya.

*****

Hari ini Ethan berencana mengunjungi Queen di apartemennya. Ia akan memberitahukan tentang rencana pernikahan mereka, serta mendekatkan diri pada Reyn, yang sebenarnya adalah keponakannya.

Ting nong ... Ting nong ....

Queen menautkan kedua alisnya saat mendengar bunyi bel. Ia tak merasa menunggu tamu dan Grandma Dora pun tak mungkin datang karena hari ini Grandma Dora sedang pergi bersama dengan putrinya.

"Ethan?" gumam Queen saat ia mengintip dari lubang di pintunya. Ia pun membukakan pintu.

Dengan kedua tangannya Ethan mengangkat barang bawaannya ke atas.

"Lihatlah apa yang kubawa, apa kamu tak akan mempersilakan diriku untuk masuk?" goda Ethan saat melihat Queen yang sepertinya tak menyangka akan kehadirannya.

"Mommy!" teriak Reyn saat melihat sosok seorang pria yang datang. Ia merasa asing karena itu Reyn langsung bersembunyi di balik tubuh Queen.

Queen mensejajarkan tubuhnya dengan Reyn kemudian berkata, "Jangan takut, sayang. Kenalkan ini adalah Uncle Ethan."

"Halo, Boy! Lihat apa yang Uncle bawa untukmu," Ethan memperlihatkan sebuah paperbag besar dan memberikannya pada Reyn.

Dengan antusias Reyn langsung melihat ke dalam isi paperbag itu dan tersenyum, "Mommy! Ini mobil mobilan yang kuinginkan! Ahhh terima kasih, Uncle," Reyn langsung memeluk Ethan.

En, putramu ada dalam pelukanku. Aku pasti akan membawanya pulang untuk bertemu dengan Dad dan Mom. - batin Ethan sambil mengelus rambut Reyn.

Ethan dan Queen kini duduk di sofa ruang duduk yang ada di apartemen itu, sembari melihat Reyn yang sedang sibuk bermain dengan mainan barunya.

"Queen, aku sudah menyiapkan pernikahan kita. Aku tak ingin menunggu lebih lama lagi," ucap Ethan sambil menggenggam tangan Queen.

"Apa kamu yakin dengan diriku?" tanya Queen.

"Tentu saja, aku yakin, bahkan sangat yakin. Hanya saja, aku tak bisa memberikan pesta untukmu. Orang tuaku tak berada di sini, jadi aku hanya bisa menikahimu secara sederhana."

Queen tersenyum dan mengangguk, hal itu membuat senyum terukir di wajah Ethan. Senyum yang hanya seorang Ethan Edward Frederick yang tahu apa maksudnya.

🧡 🧡 🧡

Terpopuler

Comments

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

kau salah faham tuan Ethan,bukan Queen tapi Renata.... carilah informasi yang akurat... jangan menuduh sembarang 😒

2024-12-11

0

Ririn Nursisminingsih

Ririn Nursisminingsih

ethan kmu salah klau dendam sama quenn

2024-11-04

0

s

s

persis seperti elle yg di jatuhkan sm marsha dan alma

2024-11-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!