PERCERAIAN

Keesokan paginya, Ethan terbangun dengan rasa pusing yang mendera kepalanya. Ia memegang kepala dengan sebelah tangan, sementara sebelah tangan lagi masih menumpu tubuhnya yang terasa masih lemas.

Ia melihat tubuhnya tak memakai pakaian, polos! Bahkan ia bisa melihat pakaian yang ia kenakan semalam sudah bertebaran di lantai.

Ethan menoleh ke samping dan tak ada siapa pun di sebelahnya. Ia kembali mencoba mengingat apa yang terjadi semalam dan berusaha me-reka ulang kejadiannya.

Ia semalam merasa menyentuh seorang wanita dan wanita itu adalah Queen. Ia bahkan bisa merasakan kenikmatan saat membobol gawang yang ia tahu sangat sulit.

Tidak mungkin! Ia bukan segel lagi. Tidak mungkin aki mendapatkannya. Ia bahkan sudah memiliki seorang anak. - batin Ethan.

"Apa semua itu hanya halusinasi? Tapi aku merasa semua begitu nyata dan rasanya begitu ....," gumam Ethan.

Ia langsung bangkit dan masuk ke dalam kamar mandi. Ethan mulai membersihkan diri, meskipun pikirannya masih terbayang bayang kejadian semalam. Ia bahkan ingin mengulanginya lagi dan lagi.

Setelah selesai berpakaian, ia keluar dari kamar tidur. Ia melihat Queen sedang bersama dengan Reyn di meja makan. Ia bisa melihat Queen sedang menyuapi Reyn yang saat ini sedang bermain balok kayu.

"Siallan!! Mengapa aku jadi membayangkan dirinya tanpa pakaian," gumam Ethan bermonolog dengan dirinya sendiri. Untung saja tak terdengar oleh Queen.

Ethan berjalan biasa ke arah meja makan. Ia yakin semalam ia mabuk dan hanya berhalusinasi. Jika memang ada sesuatu yang terjadi di antara mereka berdua, Queen pasti akan menghindarinya atau mungkin marah padanya, apalagi selama ini sikapnya kurang baik pada wanita itu.

"Halo, Reyn," sapa Ethan. Ia kemudian duduk bersama persis di sebelah Reyn.

"Halo, Uncle."

"Apa yang sedang kamu buat?" tanya Ethan.

"Mobil," jawab Reyn.

"Reyn, Aa ...," pinta Queen sambil mendekatkan sesendok makanan ke mulut Reyn.

Reyn membuka mulutnya dan melahap sesendok terakhir sarapannya. Setelah itu, Queen berdiri dan membawa piring bekas Reyn ke dapur. Tapi sebelum ia melangkah, ia menoleh ke arah Ethan.

"Maaf aku tidak menyiapkan sarapan untukmu. Aku tidak mau kamu keracunan," ucap Queen dan kemudian melanjutkan langkahnya.

Flashback On

"Kamu adalah seorang pembunuh, Queen. Aku akan menghancurkanmu," gumam Ethan, yang masih dapat didengar oleh Queen.

Hati Queen terasa sakit saat mendengarnya. Ia bahkan tak mengerti apa yang dimaksud oleh Ethan.

Pembunuh? Selama ini, aku tak pernah membunuh siapa pun. - batin Queen.

Ia segera bangkit dari tempat tidur dan memakai kembali pakaian tidurnya. Setelah itu ia keluar dari kamar tidur Ethan dan keluar. Tapi sebelum ia keluar, ia kembali menoleh ke arah Ethan.

"Aku tidak tahu siapa yang kubunuh. Jika memang ada dan aku tidak tahu, maka maaf. Kuanggap apa yang kamu lakukan saat ini padaku sudah cukup untuk membalas semuanya, meski aku tidak tahu siapa yang kubunuh," gumam Queen, dan ia keluar dari kamar tidur Ethan.

Flashback Off

Melihat sikap Queen yang seperti itu, Ethan semakin yakin bahwa apa yang terjadi semalam hanyalah sekedar halusinasi. Namun ia masih terus saja bisa merasakan kenikmatan semalam meski hanya dengan melihat Queen.

*****

Ethan pergi ke hotel sendiri, tanpa menunggu kehadiran Kai. Ia masih kesal karena merasa Kai mengkhianatinya.

1 hari ...

2 hari ...

3 hari ...

Tak nampak kehadiran Kai sama sekali. Bahkan pria itu tak menghubungi Ethan sama sekali. Ethan mulai merasa kesal karena ia seakan mulai terjebak dengan rencananya sendiri.

Ia ingin segera mengambil Reyn dari tangan Queen, tepatnya mengambil hak asuh keponakannya itu. Namun, ia malah terus terbayang pada malam yang ia habiskan bersama Queen dan bahkan asisten pribadinya malah menyukai Queen.

Tokkk ... Tokkk ... Tokk ...

Ethan menautkan kedua alisnya ketika mendengar suara ketukan di pintu kamar hotel yang ia jadikan ruang kerja untuk sementara waktu. Ia merasa tak menunggu siapa pun.

Akhirnya ia bangkit dari kursi nya dan berjalan mendekati pintu. Sebelum membuka, ia mengintip terlebih dahulu dan ternyata ia melihat bahwa yang berdiri di depan pintu adalah asisten gilanya, Kai.

Ethan pun membuka pintu dengan tatapan yang aneh saat melihat kehadiran Kai di sana.

"Tuan ..."

"Untuk apa kamu ke sini?!" tanya Ethan dengan sedikit geram. Ntah lah, ia masih tak suka jika mengingat bagaimana kedekatan Kai dengan Queen.

"Aku hanya ingin memberikan ini. Kuharap ini akan menjadi kebahagiaan untuk anda, Tuan," jawab Kai.

Ethan kembali menautkan kedua alisnya karena tak mengerti apa yang dibicarakan oleh Kai. Ia langsung meraih amplop berwarna coklat tersebut dan masuk ke dalam kamar hotelnya.

Ia duduk dan mulai mengeluarkan isi dari amplop tersebut. Ethan menatap tak percaya apa yang ada di hadapannya. Tiba tiba hatinya terasa sakit saat membaca surat yang diberikan oleh Kai.

"Aku sudah berhasil melakukan senua sesuai dengan keinginanmu, Tuan. Bahkan sekarang anda bisa mengambil keponakan anda dari tangan Nona Queen."

Ya, Kai berhasil membuat Ethan memiliki hak asuh atas Reyn, putra dari adik kandungnya, Enzo. Namun, tangannya meremas sebuah surat yang tak ia sangka akan dibuat juga oleh Kai dengan sangat cepat, yakni surat perceraiannya.

Surat itu bahkan sudah disetujui dan ditanda tangani oleh pihak yang mengeluarkan, yang artinya Ethan dan Queen sudah resmi bercerai.

"Bisa kah kamu meninggalkanku sendiri dulu, Kai?" tanya Ethan.

Kai bangkit, lalu sedikit menunduk, kemudian keluar dari kamar hotel itu. Ia meninggalkan Ethan seorang diri.

Sekali lagi Ethan melihat surat perceraian yang ada di tangannya. Ia benar benar tak menyangka bahwa Kai bisa melakukannya, bahkan tanpa meminta tanda tangan dari dirinya maupun dari Queen.

"Mengapa hatiku terasa sakit saat surat ini berada di tanganku? Bahkan di saat aku sudah mendapatkan apa yanv kuinginkan," gumam Ethan.

Ethan kembali melihat semua berkas yang diberikan oleh Kai. Ia melihat foto foto yang dijadikan oleh Kai sebagai bukti untuk perceraiannya dan pengambilan hak asuh Reyn.

Bukankah ini yang kamu inginkan, Ethan? Maka selesaikanlah. Kamu tak akan bisa mundur. Ingatlah bahwa wanita itu yang telah membuat adikmu kecelakaan dan meninggal. Sekarang saatnya kamu memberikan perasaan yang sama padanya. Ambillah Reyn, dan kehancuran dirinya akan segera dimulai. - batin Ethan.

Ia pun segera bangkit dan keluar dari kamar hotel tersebut. Ia melihat Kai masih dengan setia berdiri di samping pintu, menunggunya.

"Kita ke apartemen sekarang, Kai," ujar Ethan.

"Siap, Tuan," senyum tersungging di bibir Kai. Ia yakin atasannya itu sangat puas dengan kerjanya dan akan sangat bangga dengan apa yang berhasil ia lakukan.

Sementara Ethan masih merasakan kegundahan di dalam hatinya, terutama tentang perceraiannya dengan Queen.

🧡 🧡 🧡

Terpopuler

Comments

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

suatu masa kau akan tahu kebenaran nya Ethan, bukan Queen pembunuh sebenar nya....kau akan menyesal sedalam dalamnya..

2024-12-11

0

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

apa yang tidak mungkin,kau ingat Queen adalah ibu kandung Reyn

2024-12-11

0

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

Ethan berada di persimpangan antara dendam dan cinta....

2024-12-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!