PULANG

"Kai, antarkan dia pulang dan jangan biarkan dia keluar dari apartemen," perintah Ethan pada Kai.

"Aku akan tetap di sini. Putraku ada di sini dan aku akan menjaganya."

"Menjaganya? Bagaimana kamu bisa menjaganya kalau justru kamu sendiri yang membuatnya keracunan. Makanan apa sebenarnya yang kamu berikan padanya?" ucap Ethan dengan ketus.

"Apa kamu kira aku akan membunuh anakku sendiri? Kamu berubah, Ethan! Kamu bukan Ethan yang kukenal," ucap Queen.

"Mengenalku? Memangnya seberapa lama kamu mengenalku hingga kamu bisa mengatakan bahwa aku berubah? Mungkin saja ini adalah sifat asliku," ucap Ethan dengan wajah yang tidak bersahabat.

"Cepat bawa dia, Kai!" perintah Ethan sekali lagi.

Kai langsung memegang Queen dan berniat membawanya pergi dari sana.

"Lepaskan aku! Jangan menyentuhku!" teriak Queen.

"Lebih baik anda menuruti perintah Tuan Ethan atau ...," bisik Kai.

"Kamu mau mengancamku? Kalian mengancamku? Siapa sebenarnya kalian dan apa mau kalian?" ucap Queen geram.

"Bawa dia, Kai!" perintah Ethan lagi tanpa melihat ke arah Queen.

*****

Ethan menemani Reyn di rumah sakit. Bagaimana pun Reyn adalah keponakannya dan ia tak ingin ada hal buruk yang terjadi pada Reyn.

Ia juga sempat merutuki Kai karena telah mengambil tindakan terlalu jauh. Bagaimana bisa asisten pribadinya itu malah meracuni keponakannya, memang asisten gila yang tidak tahu diuntung.

Ceklekkk

Pintu ruang rawat Reyn terbuka dan tampak Kai sudah kembali dari mengantarkan Queen ke apartemen.

Plukkk

Sebuah bantal sofa langsung melayang ke wajah Kai. Pria yang baru masuk itu benar benar kaget dan tidak sempat menghindar.

"Kamu gila, Kai! Siapa yang menyuruhmu untuk meracuni keponakanku?" tanya Ethan.

"Tenang, Tuan. Keponakan anda tidak keracunan. Saya hanya meletakkan sedikit obat tidur saja dan saya sudah bekerja sama dengan dokter di sini untuk membantu," jawab Kai.

"Lalu kapan kamu memasukkan obat tidurnya?"

"Saat Nona Queen sedang berada di kamar mandi, saya masuk dan menaburkan sedikit. Saya memantau pergerakannya terlebih dulu melalui CCTV," ungkap Kai.

"Lain kali jangan bermain main dengan dokter. Mereka sudah disumpah dan memiliki etika seorang dokter. Kalau sampai mereka ketahuan, makan akan dikeluarkan dan kamu lah yang harus bertanggung jawab menanggung hidupnya. Mengerti?!" ujar Ethan.

"Tapi saya sudah mendapat video di mana Nona Queen memberikan makanan dan tak lama Reyn tetlihat seperti pingsan."

"Simpan dulu video itu, kita akan menggunakannya di saat yang tepat."

"Tapi, Tuan. Saya melihat bahwa Nona Queen adalah wanita yang baik. Rasanya tidak mungkin ia ...," ucapan Kai terpotong.

"Berhenti berbicara, Kai. Jangan membelanya sedikit pun di depanku."

"Baik, Tuan."

* Flashback On

"Tuan, apa anda tidak bisa membantu saya berbicara dengannya? Setidaknya izinkan saya untuk menemani Reyn. Bagaimana pun ia adalah putra saya," pinta Queen dengan wajah yang penuh dengan air mata.

Berada berjauhan dengan Reyn di saat putranya itu jusrru membutuhkannya, membuat hatinya terasa sakit. Ia merasa bersalah pada Renata yang telah menitipkan Reyn padanya.

"Maaf, Nona. Keputusan Tuan Ethan adalah mutlak dan sebaiknya anda menurutinya dari pada terjadi hal hal yang tidak diinginkan."

"Siapa sebenarnya kalian? Siapa sebenarnya Ethan? Mengapa kalian masuk ke dalam hidup kami dan seakan mau menghancurkannya?" tanya Queen.

Queen mulai menyadari bahwa ada yang tidak beres dengan semua yang terjadi belakangan ini padanya. Ia merasa menjadi wanita paling bodoh karena percaya begitu saja, bahkan sangat cepat jatuh cinta pada seorang pria bernama Ethan.

Tak ada jawaban sama sekali dari Kai, karena memang bukan ranahnya untuk menjawab. Hingga akhirnya mereka sampai di apartemen.

* Flashback Off

*****

Dua hari sudah Queen tak bertemu dengan Reyn. Ia bahkan tak bisa menemuinya meski hanya sebentar. Bukankah sikap Ethan sangat keterlaluan. Ia bukan siapa siapa bagi Reyn, tapi seakan mengatur hidup Queen dan Reyn.

Queen bahkan sudah mencoba untuk memeriksa kamar tidur Ethan. Biarlah ia dibilang tak punya sopan santun, tapi ia harus mencari tahu siapa Ethan sebenarnya.

Namun, tak ada yang bisa ia dapatkan. Kamar tidur Ethan tergolong bersih dari segala dokumen, bahkan tak ada sehelai foto pun yang ia temukan. Di dalam lemari hanya berisi sedikit pakaian, sepertinya apartemen ini hanya digunakan oleh Ethan sementara waktu saja.

"Bagaimana aku harus mencari tahu siapa dirinya? Nia, Adelle?" ucap Queen. Ia baru teringat bahwa rekan kerjanya di butik begitu mengidolakan Ethan. Mereka pasti tahu siapa Ethan sebenarnya. Yang perlu ia lakukan hanya menghubungi mereka dan mencari tahu semua informasi itu.

Queen langsung mengambil ponselnya dan menghubungi rekan kerjanya itu.

"Halo."

"Siapa ini?" tanya Adelle.

"Adelle, ini aku Queen."

"Ooo Queen, ada apa?"

"Maaf jika aku bertanya padamu. Apa kamu kenal siapa Tuan Ethan itu?"

"Untuk apa kamu mengetahui siapa Tuan Ethan? Apa kamu sedang berusaha menjeratnya hingga ingin tahu semua informasi tentangnya?"

"Tidak, bukan begitu. Aku hanya ingin ....,"

Tuttt ... Tutt ... Tutt ....

Adelle memutuskan sambungan ponsel itu sepihak. Queen menghela nafasnya pelan. Ia tahu hubungannya dengan Adelle mau pun Nia tidaklah baik, tapi itu karena mereka yang sama sekali tak ingin berteman dengannya.

Queen meletakkan ponsel kembali ke atas meja. Ia menghela nafasnya pelan sekali lagi, berharap apa yang sedang ia hadapi saat ini hanya mimpi. Sejak kemarin pulang bahkan ia tidak makan, ia hanya minum susu saja untuk mengganjal perutnya.

Ceklekkk

Pintu apartemen terbuka, di sana nampak sosok Ethan yang pulang bersama dengan Reyn. Mata Queen langsung membulat dan berbinar. Ia pun bangkit dari duduk dan menghampiri Reyn.

"Mommy!" panggil Reyn. Ia juga sangat merindukan Queen. Berkali kali ia menanyakan di mana ibunya pada Ethan, tapi selalu dijawab di apartemen, sedang sibuk.

"Sayang," Queen memeluk Reyn dengan erat dan penuh kerinduan.

"Ayo kita ke kamar," ajak Queen. Ia tak melihat atau pun menoleh pada Ethan. Ia akan menganggap Ethan tak ada di sana. Ia bahkan berencana untuk segera pergi dari apartemen agar bisa terlepas dari Ethan.

Ethan menatap Queen yang tak melihat ke arahnya. Ia membiarkan Queen membawa Reyn ke dalam kamar, sementara dirinya juga masuk ke dalam kamar tidurnya dan pergi membersihkan diri.

🧡 🧡 🧡

Terpopuler

Comments

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

sama juga dengan kau 😡

2024-12-11

0

Patrish

Patrish

asisten bodoh dipelihara....

2024-10-07

1

Eva Marlina siboro

Eva Marlina siboro

kabur aja queen😡biar tau rasa siethan gila tu,,,

2024-05-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!