Sementara Miles dan Lea pergi menemui pemilik bangunan di sebelah cafe mereka, Queen pergi bersama dengan Xin. Hari ini, Queen berencana menemui Reyn di sekolah.
Queen beberapa kali bolak balik Frankfurt - Munich, hanya untuk melihat keadaan Reyn, meskipun dari kejauhan. Ia tahu di mana Reyn bersekolah. Ia juga tahu bahwa ternyata pria dan wanita paruh baya yang pernah ia temui di makam adalah orang tua dari Enzo, yang berarti mereka adalah Grandpa dan Grandma Reyn. Benar benar suatu kebetulan yang luar biasa.
Namun, karena hal itu juga, membuat hati Queen lebih tenang karena ia tahu bahwa kedua orang tua tersebut memiliki pribadi yang baik dan pasti akan menyayangi Reyn.
"Mommy, cape," ucap Xin.
"Ah maafkan Mommy, sayang. Sini Mommy gendong," dengan segera Queen menggendong Xin dan berjalan lebih dekat ke arah pagar sekolah.
Ia memperhatikan terus dan tersenyum ketika melihat Reyn yang berjalan keluar dari sekolah bersama dengan seorang wanita paruh baya. Queen ingin menemui Reyn, setidaknya ia tahu bahwa Diva adalah wanita yang baik. Ia pasti tak akan menghalangi Queen untuk menemui Reyn.
Dengan penuh keberanian, Queen melangkahkan kakinya mendekati Reyn.
"Reyn," panggil Queen, masih sambil menggendong Xin.
Reyn yang sangat mengenal suara Queen langsung menoleh. Melihat tatapan Reyn, Queen sedikit gugup karena anak laki laki itu memandangnya dengan tatapan dingin. Namun beberapa detik kemudian, senyum langsung terukir di wajahnya.
"Mommy!" teriak Reyn yang langsung melepas gandengan Mom Diva dan berlari ke arah Queen dan memeluknya.
"Reyn ....," Queen langsung memeluknya dengan erat dengan sebelah tangannya, karena ia sedang menggendong Xin di tangan yang satunya lagi.
"Mom, Mommy sudah pulang? Apa pekerjaanmu sudah selesai. Aku boleh tinggal bersamamu lagi?" tanya Reyn.
Queen tahu Reyn pasti memerlukan jawaban atas semua pertanyaannya, tapi ia memang tidak tahu harus menjawab apa.
"Nyonya, bolehkah saya mengajak Reyn untuk makan siang sebentar," ucap Queen meminta izin. Bagaimana pun juga, saat ini hak asuh Reyn tak lagi miliknya.
"Ayo naik, aku akan mengantarkan kalian," ucap Mom Diva.
Reyn ingin makan di salah satu restoran cepat saji favoritnya. 3 tahun belakangan ini, ia selalu menghindari restoran ini karena selalu mengingatkannya pada Queen.
Reyn memilih duduk di sebelah Queen, sementara Xin menggunakan kursi yang diperuntukkan untuk batita. Mereka memesan makanan dan Mom Diva juga ikut duduk bersama mereka.
"Mom, mengapa Mommy pergi lama sekali?" tanya Reyn.
"Maafkan Mommy, sayang. Pekerjaan Mommy banyak sekali, bahkan saat ini belum selesai," jawab Queen. Ia juga tak ingin membuat Reyn memiliki harapan untuk tinggal bersamanya saat ini, meskipun ia juga sangat menginginkannya.
"Mommy, ini ....?"
"Oya Reyn, perkenalkan ini Xin. Dia adalah adikmu," ucap Queen.
"Adik? Xin?"
"Hmm ... Namanya Felice Xinly."
Mom Diva memperhatikan interaksi antara Reyn dengan Queen. Ia sangat bahagia melihatnya. Baru saja ada keinginan di dalam hatinya untuk menjodohkan Queen dengan Ethan, tapi sepertinya tak bisa karena Queen sudah menikah dan memiliki seorang putri.
"Apakah aku bisa ikut pulang bersama Mommy?" tanya Reyn.
"Maafkan Mommy, sayang. Sepertinya belum bisa, tapi Mommy berjanji akan menemuimu lagi," jawab Queen.
"Lalu mengapa Xin bisa, sementara aku tidak," Queen terdiam sesaat ketika mendengar pernyataan Reyn. Putranya itu kini jauh lebih kritis dari sebelumnya.
"Maaf, sayang. Pekerjaan Mommy sangat banyak, jadi Mommy tak bisa mengajakmu. Kamu harus sekolah, sementara Mommy tak bisa mengantar dan menjemputmu," ucap Queen.
"Aku bisa pindah sekolah dan tinggal kembali dekat dengan Grandma Dora. Ia pasti mau mengantar dan menjemputku," ucap Reyn.
"Tak bisa, sayang. Mommy sudah tidak tinggal di sana dan Grandma Dora sudah tidak tinggal di apartemen itu karena tinggal bersama anaknya."
"Jadi Mommy akan meninggalkanku lagi?" tanya Reyn.
"Mommy tak akan meninggalkanmu. Mommy akan menemuimu lagi, tapi Reyn harus berjanji belajar dengan baik dan selalu menurut pada Grandma."
Sebenarnya Reyn tidak setuju dengan keputusan Queen. Akan tetapi ia juga tak ingin jika Queen malah marah dan tak akan menemuinya lagi.
"Mommy janji?" Reyn menaikkan jari kelingkingnya, meminta Queen untuk berjanji.
"Mommy berjanji, sayang. Kamu tahu kan kalau Mommy akan selalu menyayangimu."
"Hmm ... I love you, Mom," kemudian Reyn bangkit dari duduknya dan berputar, mendekati Xin yang duduk di kursi batita.
"I love you too, Xin," Reyn mencium pipi Xin dan hal itu membuat Queen maupun Mom Diva ikut tersenyum.
Mereka makan siang bersama dan Mom Diva sangat senang saat melihat senyum Reyn yang tak pernah terlihat itu.
Setelah makan siang bersama, Queen dan Mom Diva bertukar nomor ponsel. Mereka akan bekerja sama untuk membuat Reyn menjadi pribadi yang seperti dulu, ceria dan bahagia.
"Terima kasih atas waktunya, Nyonya," ucap Queen.
"Jangan memanggilku seperti itu. Panggil aku aunty," ucap Mom Diva, "Aunty justru sangat berterima kasih padamu karena telah memberikan keceriaan dan kebahagiaan pada Reyn. Selama 3 tahun ini, aunty tak pernah melihatnya tersenyum, baru hari ini."
Queen tersenyum.
"Bolehkah Aunty menggendong putrimu?" tanya Mom Diva.
"Tentu saja boleh," Queen tak akan menghalangi Mom Diva untuk menggendong Xin. Bagaimana pun juga, Xin adalah cucunya juga.
Queen memindahkan Xin ke tangan Mom Diva. Xin sama sekali tak menangis, bahkan ia tertawa dan bermain main dengan wajah Mom Diva. Hal itu membuat Queen turut bahagia dan tersenyum.
*****
Tak ada konsentrasi dan sama sekali tak fokus, itu lah Ethan. Matanya hanya menatap lurus ke arah jendela, bahkan ia tak mendengar apa yang dikatakan oleh manager dan supervisor cafe tersebut.
Matanya sesekali melihat ke arah layar laptop di mana sedang menampilkan pantauan CCTV area cafe. Matanya tiba tiba saja menyipit saat melihat sesuatu yang menarik perhatiannya.
Ia langsung memajukan tubuhnya dan memperhatikan dengan seksama.
Bukankah itu Miles? - batin Ethan.
Melihat hal itu, semakin tak tenang lah Ethan. Ia benar benar tak mendengar suara apapun yang ada di dalam ruangan itu. Yang ada dalam pikirannya saat ini hanya lah Miles dan apa yang sedang ia lakukan di sana.
Ya, Miles adalah mantan manager cafe, sekaligus sahabatnya. Miles berhenti dari pekerjaannya itu dengan alasan bahwa ia akan membuka usaha sendiri dan menikah.
"Kai, kamu lanjutkan dulu meetingnya. Ada yang harus kukerjakan," perintah Ethan. Pria itu pun segera keluar dari ruang meeting dan menuju area cafe.
Matanya menatap ke sekeliling saat sudah tiba di sana. Namun, ia sama sekali tak melihat keberadaan Miles.
"Mengapa dia cepat sekali menghilang? Apa dia sudah pergi?" gumam Ethan yang langsung mencari keluar cafe.
🧡 🧡 🧡
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
seperti nya kalian yang belum ditakdirkan untuk bertemu....
2024-12-11
0
Yunerty Blessa
nama yang indah
2024-12-11
0
Anis Setyowati
up lgi gk ini PimCherry...klo up ts tunggu ...klo gk tak tinggl turuuu...😁😁😁
2023-02-14
1