Malam menjelang ...
Sejak siang dan Xin terbangun dari tidurnya, Queen terlihat kerepotan karena harus membagi perhatian antara Reyn dan Xin. Reyn sama sekali tak mau dengan yang lain, baik itu Mom Diva atau pun Ethan. Ia benar benar ingin perhatian Queen hanya padanya.
Untung saja Xin akhirnya mau mengalah dan memilih terus berada di pangkuan Ethan.
Setelah makan malam, mereka duduk bersama di ruang keluarga. Dad Alvin, Mom Diva, Ethan, Queen, Reyn, dan Xin. Mereka benar benar terlihat seperti keluarga bahagia.
"Lihatlah, sayang. Mereka akan sangat cocok jika menjadi sebuah keluarga. Sayang sekali kita terlambat karena Queen sudah menikah," bisik Mom Diva di telinga Dad Alvin.
"Sudahlah. Aku yakin Ethan akan mendapatkan pendamping hidup yang baik juga seperti Queen."
"Tapi aku menyukai Queen, sayang."
Dad Alvin tersenyum. Ia juga tak mungkin menyetujui keinginan Mom Diva. Ia tak ingin Ethan menjadi seorang pebinor.
"Aku tidur dengan Mommy!" ucap Reyn dengan bahagia.
"Mommy akan menidurkan Xin terlebih dahulu, okay. Nanti Mommy akan segera ke kamarmu setelahnya," ucap Queen.
"Lama tidak?" tanya Reyn.
"Biasanya tidak," jawab Queen.
"Biarkan Xin tidur bersamaku. Sebaiknya kamu temani Reyn saja," ucap Ethan.
"Tapi ...."
"Ayo, Mommy!" Reyn langsung menarik tangan Queen dan membawanya ke kamar tidur. Ia senang sekali ketika Ethan menawarkan diri menjaga Xin, sehingga Queen akan menjadi kekuasaannya malam ini.
Xin sendiri masih terlihat segar karena tadi siang ia begitu nyenyak tertidur. Saat ini, ia terus tertawa saat memegang bulu bulu halus di wajah Ethan.
"Kamu menyukainya, hmm?" tanya Ethan.
"Daddy ...," ucap Xin.
"Hmm ... Kamu boleh memanggilku Daddy. Aku menyukai panggilan itu."
"Daddy ...," sekali lagi Xin memegang bulu bulu halus di wajah Ethan dan memanggilnya.
Apa kamu merindukan Miles, hmm? Luluhlah padaku, hingga Mommy mu juga bisa luluh kembali padaku. Ya Tuhan, apa aku akan menjadi pebinor? Hentikan pikiranmu itu, Ethan! Kamu semakin gila! - batin Ethan.
*****
Reyn benar benar menguasai Queen malam itu. Ia tak membiarkan Queen keluar sama sekali dari kamarnya. Hingga akhirnya Queen selesai bercerita dan Reyn tertidur, baru lah Queen keluar dari kamar. Ia juga ingin melihat keadaan putrinya, Xin.
"Sudah?" tanya Ethan tiba tiba.
Queen sedikit merasa kaget karena Ethan tiba tiba muncul di hadapannya.
"Sudah. Oya, di mana Xin?" tanya Queen.
"Di kamarku," jawab Ethan.
"Aku akan mengambilnya," ucap Queen.
Ethan membiarkan Queen berjalan menuju kamar tidurnya. Ethan membuka pintu dan membiarkan Queen masuk. Queen yang melihat Xin ada di atas tempat tidur pun langsung mendekat, sementara Ethan justru menutup pintu kamar.
"Sayang," bisik Queen di dekat Xin.
"Biarkan ia tidur di sini. Kasihan kalau harus dipindah," ucap Ethan.
"Tapi bagaimana nanti kamu tidur?"
"Itu hal yang mudah," jawab Ethan.
Queen bahkan belum menyadari kalau kini Ethan sedang berjalan ke arahnya. Ia masih berada dalam posisi setengah berlutut di dekat Xin.
Tiba tiba, Queen merasakan tangan melingkar di pinggangnya dan lehernya bisa merasakan hembusan nafas.
"Queen, maafkan aku."
Kulit tubuh Queen meremang saat ia merasakan hembusan nafas Ethan. Mereka tak pernah sedekat ini, kecuali malam itu. Malam yang mungkin hanya disadari oleh Queen, karena Ethan tak pernah mengatakan apapun tentang malam itu.
"Lepaskan aku," pinta Queen.
"Izinkan aku seperti ini, sebentar saja," pinta Ethan.
Queen meletakkan tangannya di atas punggung tangan Ethan yang ada di pinggangnya. Ia bermaksud untuk melepaskannya, akan tetapi pelukan Ethan justru semakin bertambah erat.
"Ethan ..."
"Queen ... Aku tak bisa menahannya lagi, Queen. Kembalilah padaku, hmm ....," ucap Ethan.
"Aku ..."
Ethan akhirnya melepaskan pelukannya, ia langsung bangkit dan menjauh dari Queen.
"Ma-Maafkan aku. Kamu tidurlah di sini, temani Xin. Aku akan tidur di kamar tamu," Ethan pun akhirnya keluar dari kamar dan meninggalkan Queen bersama dengan Xin.
Setelah Ethan keluar, Queen memegang da danya, di mana jantungnya berdetak dengan sangat cepat. Sedari tadi ia ingin Ethan melepaskan pelukannya karena takut kalau Ethan mendengar bunyu detak jantungnya.
Queen terus menatap ke arah pintu, akhirnya ia memberanikan diri naik ke atas tempat tidur Ethan dan berbaring di samping Xin. Sulit sekali ia terlelap, meski sudah mencoba memejamkan mata. Ia bisa menghirup harum Ethan dari wangi bantal dan sprei yang ia tiduri.
Namun pada akhirnya ia bisa terlelap juga. Sementara Ethan yang berada di kamar tamu, kamar yang awalnya diperuntukkan untuk Queen, hanya bisa menatap ke langit langit kamar.
"Apa yang sudah aku lakukan? Kamu sudah tidak pantas berada di dekat Queen. Ia adalah milik Miles, milik suaminya," gumam Ethan.
*****
Karena tak bisa tidur, Ethan kembali bangkit dari tempat tidur. Ia melihat waktu menunjukkan pukul 2 pagi. Ia pun berjalan menuju kamar tidurnya. Ia membuka pintu perlahan agar tidak membangunkan Queen dan juga Xin.
Cahaya kamar tidur yang dibuat remang dan melihat seorang wanita tertidur di atas tempat tidurnya, membuat imajinasi Ethan kembali muncul.
Ia berjalan mendekati Queen dan memposisikan diri di samping tempat tidur dengan setengah berlutut. Ethan tersenyum saat melihat wajah Queen yang sedang tertidur. Ia merapikan anak rambut Queen, kemudian mengecup keningnya.
"Aku pasti akan sangat bahagia jika kamu tetap menjadi istriku. Aku terlalu bodoh karena tak membatalkan surat perceraian itu. Rencanaku, keegoisanku, serta harga diriku, telah membutakan mata hatiku," gumam Ethan.
Dengan jari jemarinya, Ethan menyentuh bibur Queen. Hanya seperti itu saja, ia bisa merasakan kelembutan serta kehangatan. Ethan pun mendekatkan wajahnya ke wajah Queen dan menempelkan bibirnya pada bibir Queen.
Manis. - batin Ethan.
Hal itu membuat Ethan semakin menyesap dalam, tapi tetap dengan lembut dan perlahan, agar tak membangunkan Queen. Meskipun tak ada balasan dari Queen, ia sudah cukup bahagia.
Bahkan rasanya sama seperti mimpiku. Kamu terlihat begitu nyata dalam mimpiku, Queen. Apa kamu telah mengutukku hingga aku terus membayangkan dirimu? - batin Ethan.
"Maaf karena aku mencuri ciuman darimu. Kalau kamu terbangun, kamu pasti akan menamparku. Bahkan mungkin Miles akan langsung datang ke sini dan memukuliku," gumam Ethan.
*****
Keesokan paginya, Queen terbangun dan langsung menuju ke kamar tidur Reyn. Sebelum ia keluar, ia memastikan bahwa Xin masih tertidur lelap.
Queen membangunkan Reyn karena putranya itu harus pergi sekolah. Ia memandikan Reyn dan memakaikannya seragam. Reyn benar benar bahagia karena ia sangat dekat dengan Queen.
"Mommy akan mengantarku ke sekolah kan?" tanya Reyn.
"Tentu saja, sayang."
Setelah selesai dengan Reyn dan meminta putranya itu untuk sarapan, Queen kembali ke kamar tidur Ethan untuk mengambil Xin. Rencananya setelah ia mengantar Reyn, ia akan kembali ke Kediaman Keluarga Kyler. Lea sudah menghubunginya dan rencana mereka akan kembali ke Kota Frankfurt esok hari.
Tokk ... Tokk ... Tokk ...
Queen yang tak mendengar jawaban dari dalam pun akhirnya langsung masuk. Ia mengira Ethan masih berada di kamar tamu. Namun, ternyata ia salah. Di atas tempat tidur, Ethan tengah berbicara dengan Xin. Bahkan putrinya itu tertawa seakan mengerti apa yang sedang dikatakan oleh Ethan.
"Queen ..."
"Permisi, aku ingin mengambil Xin. Aku ingin memandikannya," ucap Queen.
"Aku sudah memandikannya. Aku juga sudah mengambil pakaiannya dari tas mu. Maaf kalau aku lancang," ucap Ethan.
"Kamu sudah memandikannya?" Queen langsung mendekat dan melihat bahwa Xin memang terlihat segar dan wangi.
"Mommy!" Xin merentangkan kedua tangannya dan berdiri. Ia berjalan menghampiri Queen.
"Terima kasih atas bantuannya," ucap Queen.
"Hmm ..."
Dengan senang hati aku melakukannya, Queen. Bahkan setiap hari pun tak mengapa, asalkan dirimu selalu ada di sisiku. Apa aku harus memohon pada Miles untuk melepaskanmu? - batin Ethan.
🧡 🧡 🧡
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
kasian nya diri mu Ethan sampai sanggup meminta Miles melepaskan nya padahal Queen belum menikah lagi....
2024-12-11
0
Yunerty Blessa
karena rindu yang tak tertahan sanggup mencuri ciuman dari Queen...
2024-12-11
0
Ita rahmawati
kebodohan yg hakiki ethan², lg² kmu bodoh dn salah mngira
2024-05-09
1