"Assalamualaikum, Ma," ucap Zakira begitu memasuki ruang tamu, di sana sudah ada Mama Sekar yang sedang membaca majalah.
"Waalaikumsalam, kamu sudah pulang, Zakira? Bagaimana tadi di perusahaan Calvin? Apa ada masalah?"
"Tidak ada, Ma. Semuanya berjalan biasa saja," jawab Zakira dengan tersenyum. Meskipun sebenarnya wanita itu merasa kurang nyaman.
"Syukurlah kalau begitu." Mama Sekar merasa lega mendengarnya, paling tidak sekarang dirinya bisa tenang walau hanya sebentar.
Saat Zakira akan masuk ke dalam rumah, terdengar belah rumah berbunyi. Wanita itu pun kembali ke pintu depan untuk membukanya. Terlihat seorang wanita dengan pakaian yang begitu seksi dengan riasan yang begitu tebal dan rambut yang di cat.
"Selamat siang, Mbak. Ada yang bisa saya bantu?" tanya Zakira yang berusaha untuk ramah pada tamunya. Dia bisa melihat jika wanita yang ada di depannya ini begitu sombong dan angkuh.
"Saya datang ke sini untuk bertemu dengan Calvin dan juga kedua orang tuanya," jawabnya dengan ketus, membuat Zakira sedikit terkejut. Namun, sebisa mungkin wanita itu berusaha untuk tetap tenang.
"Sebentar, ya, Mbak. Biar saya tanyakan dulu sama kedua mertua saya karena kebetulan Mas Calvin masih ada di kantor."
"Siapa kamu berani sekali memanggil kedua orang tua Calvin dengan sebutan mertua? Jangan bilang kalau kamu keponakannya karena aku sangat tahu semua kerabat dan keluarga Calvin." Nadin sudah tahu siapa wanita di depannya, hanya saja dia berpura-pura tidak mengenal.
"Nanti juga tahu sendiri. Anda tolong tunggu di sini, ya!"
Zakira kembali menutup pintu dan menemui sang mertua. Mama Sekar yang penasaran dengan tamu yang dimaksud oleh sang menantu pun ikut melihat ke depan. Alangkah terkejutnya saat mendapati Nadin di sana. Dia melihat dari atas sampai ujung kaki. Wanita itu itu memang tidak pernah menyukai mantan kekasih putranya. Sekarang malah datang ke sini tanpa ada pemberitahuan dan itu semakin membuat Mama Sekar semakin membencinya.
"Selamat siang, Tante. Masih ingat dengan saya, kan? Saya datang untuk bersilaturahmi, sekaligus ada sesuatu yang ingin saya sampaikan," ucap Nadin dengan selembut mungkin.
Hal tersebut justru semakin membuat Mama Sekar menatapnya tidak suka. Dia masih sangat ingat jika Nadin adalah orang yang membuat putranya berani menentangnya dulu. Bahkan Calvin berani membentaknya.
"Untuk apa kamu datang ke sini? Apa sumber uangmu sudah tidak ada?" tanya Mama Sekar dengan nada sinis.
Dia sangat ingat bagaimana sikap wanita yang ada di depannya. Tidak mungkin jika datang tanpa ada niat tersembunyi. Mama Sekar sudah harus bersiap-siap untuk apa pun yang akan dilakukan oleh Nadin.
"Maksudnya apa bicara seperti itu, Tante? Saya datang ke sini untuk mencari Calvin. Saya ingin dia bertanggung jawab atas apa yang sudah dilakukan padaku," jawab Nadin dengan pura-pura sedih.
Mama Sekar hanya mengerutkan keningnya, dia tidak mengerti apa yang dimaksud oleh wanita yang ada di depannya. Sudah dipastikan jika Nadin sedang memiliki rencana licik, tetapi tidak akan semudah itu memperdayai Mama Sekar.
"Maksud kamu apa bertanggung jawab? Bukankah kamu dan Calvin sudah lama tidak menjalin hubungan? Lalu apa yang kamu maksudkan bertanggung jawab? Jangan bilang kalau saat ini kamu sedang hamil dan itu adalah anak Calvin. Itu benar-benar tidak bisa dipercaya karena saya sangat tahu jika apa yang kamu katakan adalah kebohongan."
Nadin sangat terkejut dengan jawaban dari Mama Sekar. Namun, dia tidak akan menyerah begitu saja. Dirinya akan berusaha untuk mendapatkan kepercayaan dari wanita yang ada di depannya.
"Aku tidak berbohong, Tante. Aku datang ke sini untuk meminta pertanggungjawaban dari Calvin. Saya yakin dia bukanlah pria pengecut, dia pasti mau buat tanggung jawab jadi, saya mohon pada Tante untuk merestui kami. Tante juga seorang wanita, pasti mengerti bagaimana perasaanku saat ini. Aku juga hancur menang dengan kenyataan ini, tapi semuanya sudah terjadi, Tante. Saya juga tidak bisa berbuat apa-apa. Saya tidak tahu lagi kemana harus pergi."
"Kamu bisa memainkan dramamu di depan orang lain, tapi jangan di depanku. Bukannya kasihan aku jadi mual melihatnya. Jangan sampai aku muntah di depanmu," ucap Mama Sekar dengan menutup mulutnya, seperti orang yang sedang menahan muntah.
Nadin melototkan matanya, dia terkejut dengan apa yang didengar dan dilihat. Tidak menyangka jika wanita seperti Mama Sekar bisa berbuat nekat seperti itu. Dirinya juga pasti akan malu jika mendapatkan muntahan pada tubuhnya. Dia memundurkan tubuhnya beberapa langkah. Nadin ingin mengantisipasi keadaan, takut jika apa yang diucapkan Mama Sekar jadi kenyataan.
Sekar menatap Nadine dengan pandangan sinis. "Kenapa kamu mundur? Apa kamu takut dengan apa yang aku katakan tadi? Tapi baguslah, sekalian saja kamu pergi dari sini! Sampai kapan pun saya tidak akan pernah merestui hubunganmu dengan Calvin. Selain karena aku tidak menyukaimu, aku juga sudah memiliki menantu yang lebih segalanya daripada kamu jadi, jangan pernah bermimpi untuk datang dalam kehidupan keluargaku."
"Baiklah, Tante. Untuk kali ini saya akan pergi, tapi saya tidak akan menyerah karena bagaimanapun juga anak yang dalam kandunganku ini adalah anak Calvin. Aku akan mempertahankan haknya di rumah ini dan aku yakin Calvin juga pasti mencintai aku dan anak yang ada dalam kandunganku."
"Coba saja kalau bisa, sepertinya sangat tidak mungkin. Kamu tidak mengenal siapa putraku. Sekali dia dikhianati, sampai kamu meregang nyawa pun dia tidak akan pernah kembali padamu."
Ada setitik rasa khawatir akan apa yang diucapkan oleh Sekar. Akan tetapi, Nadin bukanlah orang yang mudah menyerah begitu saja. Dia akan melakukan segalanya untuk mendapatkan keinginannya.
"Ikatan darah antara anak dan ayahnya, akan membuat Calvin bertanggung jawab. Aku yakin setelah tahu bahwa anak yang ada dalam kandunganku adalah anak dia, Calvin pasti mau bersamaku."
Mama Sekar dan Zakira saling pandang, keduanya merasa khawatir jika apa yang dikatakan Nadin benar, maka itu akan menjadi kesedihan untuk keluarga ini. Tidak ada yang menyukai wanita itu di rumah ini.
"Kamu berkata seperti itu seakan-akan anak yang ada dalam kandunganmu itu benar-benar anak Calvin. Luar biasa sekali kamu, ya! Saya tidak menyangka kalau kamu bisa bersikap setidak tahu malu itu," cibir Sekar.
"Aku bukan tidak tahu malu, Tante. Apa yang aku katakan itu memang kenyataannya, aku tidak mengada-ada. Terserah Tante mau percaya atau tidak. Aku akan membuktikan bahwa anak yang ada dalam kandunganku ini benar-benar anak Calvin dan aku pastikan Tante akan meminta maaf padaku nanti."
"Walaupun itu anak Calvin, aku tidak akan pernah mau mengakuinya."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Tiwik Firdaus
katanya kevin nyuruh oramg unruk.mengawasi gerak gerik nadine tapinkok ngak tau kalau nadin mendatangi rumahnya kevin
2023-04-05
0
yoo🦂🦂
ceritanya bagus tpi banyak typonya, jdi bingung bacanya
2023-03-04
0
Melki
next Thor.....
2023-03-03
0