15. Datang ke kantor

Setelah selesai bercocok tanam dengan sang mertua, Zakira memilih masuk ke dalam rumah. Tiba-tiba saja dia ingin membuat kue. Wanita itu memang lebih suka berada di dapur, daripada harus di taman dengan kegiatan menanam yang dilakukan oleh Mama Sekar.

"Apa kamu tidak capek, Zakira? Tadi kamu sudah bantu Mama di taman, apa tidak sebaiknya kita istirahat?" ucap Mama Sekar yang melihat apa yang dilakukan menantunya.

"Tidak, Ma. Aku justru senang melakukannya. Mama mau dibuatin kue apa?"

"Terserah kamu saja. Mama suka semua kue, memang kamu mau buat kue apa?"

Aku maunya buat brownies rasa pandan apa Mama mau request sesuatu tidak itu saja Mama juga suka brownies tunggu ya mah aku buatin dulu Iya Mama juga mau buat minum mau aku buatin mah tidak perlu kamu buat kue saja nanti sekalian kamu antar ke kantor Calvin, ya! Dia juga suka sekali dengan brownies."

"Oh ya! Mas Calvin suka brownies, Ma? Biasanya suka rasa apa?"

"Apa saja kalau brownies. Dia sangat suka sama kue lumpur juga."

"Nanti kapan-kapan saja aku buatin kue lumpur, sekarang mau buat kue brownies." Zakira segera melanjutkan kegiatannya.

Tangan wanita itu begitu cekatan dalam membuat kue. Mama Sekar hanya menemaninya, dia begitu takjub dengan menantunya. Padahal wanita seusia Zakira biasanya lebih suka memerintah orang lain. Apalagi saat ini posisi wanita itu sebagai nyonya dari rumah ini, tetapi dia tidak memanfaatkan hal itu dan masih tetap dengan kegiatannya.

"Wah! Nanti pasti Calvin sangat suka. Dari baunya saja sudah sangat harum seperti ini," seru Mama Sekar saat mereka sedang menunggu kuenya matang. Zakira tersenyum senang melihat sang mertua memujinya. Bukan berarti wanita itu haus pujian, hanya saja dia senang hasil usahanya disukai orang lain.

"Tapi, Ma. Aku 'kan nggak tahu di mana perusahaan Mas Calvin. Apa nanti dia tidak akan marah saat tahu aku datang ke sana?"

Dari tadi Zakira memikirkan hal tersebut. Entah apa yang ajan dipikirkan suaminya nanti, hubungan mereka saja tidak begitu dekat, tetapi dirinya sudah berani datang. Mereka bahkan tidak pernah berbincang karena Calvin sangat menjaga jarak.

"Nanti biar sopir yang mengantar kamu. Kamu tidak perlu mengkhawatirkan Calvin, dia tidak akan berani memarahimu. Kalau sampai itu terjadi, Mama yang akan memarahinya untuk kamu."

Zakira tersenyum menatap sang mertua. Dia senang karena Mama Sekar membelanya, tetapi tetap saja dirinya merasa takut akan mengganggu pekerjaan suaminya nanti. Selain itu, Zakira juga penasaran bagaimana tempat kerja Calvin. Mudah-mudahan saja seperti yang dikatakan oleh Mama Sekar, kalau pria itu tidak akan marah.

Setelah kue matang, Zakira pun mulai bersiap. Dia diantar sopir menuju perusahaan di mana sang suami bekerja. Sepanjang perjalanan wanita itu benar-benar merasa gugup. Semakin dekat dengan perusahaan, Zakira semakin gelisah, tubuhnya pun berkeringat dingin.

Sopir yang melihat wajah kepanikan majikannya pun hanya terdiam tidak berani menegur. Dia juga sebenarnya kasihan karena Zakira harus memiliki suami yang keras seperti Calvin, tetapi pria itu juga senang karena mereka sama-sama orang baik, hanya menunggu waktu saja. Hingga akhirnya mereka sampai juga di perusahaan.

"Kita sudah sampai, Nyonya," ucap sopir tersebut membuyarkan lamunan Zakira.

"Sudah sampai, ya, Pak," sahut Zakira dengan melihat sekeliling. Namun dia masih tetap bertahan di mobil, seolah enggan untuk keluar.

"Kenapa Nyonya masih di sini? Apa Nona takut untuk masuk?" tanya sopir saat melihat keengganan Zakira.

"Aku nggak jadi saja, Pak. Ayo kita pulang!"

"Jangan begitu, Nyonya. Anda tenang saja, Tuan Calvin pasti tidak akan marah. Justru dia senang kalau istrinya datang."

Meskipun sopir mengatakan hal tersebut, tetapi tidak bisa mengurangi rasa takut dalam hati. Akhirnya dengan memberanikan diri Zakira turun dari mobil. Dia berjalan perlahan masuk ke gedung yang begitu tinggi. Walaupun kakinya melangkah, tetapi rasanya wanita itu seperti berjalan di tempat. Zakira melihat sekeliling, tampak semua orang yang begitu sibuk. Dia semakin takut karena datang di waktu yang tidak tepat.

"Maaf, Bu. Ada yang bisa saya bantu?" tanya seorang satpam yang berdiri di samping meja resepsionis. Baru saja dia berbicara dengan rekan kerjanya.

"Saya ingin bertemu dengan Mas ... eemm Pak Calvin. Apa bisa?"

Satpam tersebut menoleh ke arah resepsionis, seolah bertanya apakah Calvin yang dimaksud itu adalah atasan mereka. Resepsionis itu hanya mengendikkan bahunya tanda tidak tahu. Ini juga pertama kalinya untuk Zakira datang ke perusahaan jadi, mereka tidak kenal. Tadi atasannya juga tidak mengatakan apa pun sebelum masuk.

"Apa Anda sudah membuat janji, Nona?"

"Apa aku harus membuat janji dulu?"

"Maaf, Nona. Memang begitulah peraturan di perusahaan ini. Kami tidak bisa menerima tamu sembarangan."

"Saya tidak tahu, saya juga tidak membuat janji dengan Pak Calvin. Sekarang apa saya masih bisa bertemu dengan Pak Calvin?"

"Saya tidak bisa memberi izin, Bu. Kalau Anda mau, sebaiknya Anda tunggu sampai jam makan siang. Sebentar lagi mungkin sekitar satu jam atau kalau Anda mau juga bisa menghubungi Pak Calvin."

"Tidak, saya tunggu saja, pasti dia sedang sibuk dengan pekerjaannya." Zakira tidak akan mau mengganggu pekerjaan Calvin, selain karena takut kemarahannya, dia juga takut sang suami malu dengan keberadaannya kini.

"Terserah Anda saja. Kalau begitu sebaiknya Anda menunggu di kursi sebelah sana!" Satpam menunjuk deretan kursi tunggu, Zakira yang melihat pun mengangguk saja.

Terpopuler

Comments

Arini Liawanti

Arini Liawanti

Mana dong... lanjutan nya

2023-02-27

0

Reni Anjarwani

Reni Anjarwani

lanjut

2023-02-26

0

baiq fathiyatirrohmi

baiq fathiyatirrohmi

semangat terus 💪
saya tunggu cerita serruumu Thor 🥰🥰🥰

2023-02-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!