Acara resepsi pernikahan Calvin dan Zakira berlangsung dengan begitu meriah. Sedari tadi kedua pasangan pengantin itu terus saja mencoba untuk tersenyum, saat tubuhnya sudah sangat lelah sudah berdiri menyalami para tamu. Calvin hanya bisa melihat sang istri dari ekor matanya dan enggan mengajaknya beristirahat.
Sebenarnya pria itu kasihan, tetapi untuk mengajaknya istirahat juga dia gengsi jadi, lebih baik dibiarkan saja. Nanti juga ada saatnya untuk beristirahat. Hingga akhirnya Mama Sekar memintanya untuk masuk saja.
"Calvin, sebaiknya aja istri kamu istirahat. Sepertinya dia sudah sangat lelah, mengenai tamu biar urusan Papa dan Mama. Kalian kembalilah ke kamar dan istirahat di sana," ucap Mama Sekar saat tamu yang bersalaman sudah mulai berkurang.
"Apa tidak apa-apa, Ma?" tanya Calvin dengan melihat sekitar.
Dia memang tidak pernah tahu apa yang dilakukan para pasangan pengantin di pelaminan selain bersalaman. Setiap datang ke pesta, pria itu hanya sebentar kemudian pulang.
"Tidak apa-apa, pergilah!"
Calvin pun mengangguk dan mengajak Zakira pergi dari sana. Begitu keduanya masuk ke dalam kamar pasangan pengantin baru dibuat terkejut dengan keadaan kamar tersebut. Bukan hal yang aneh karena memang seperti itulah tampilan kamar pengantin baru. Beberapa lilin berada di lantai, sementara di atas ranjang bertabur dengan kelopak bunga mawar merah, serta dihiasi dengan handuk yang berbentuk dua angsa yang saling berhadapan.
Calvin dan Zakira sama-sama bingung harus berkata apa, keduanya sama sekali tidak menyangka jika akan berada dalam situasi ini. Semuanya terasa canggung padahal sebelumnya mereka biasa saja. Pasangan pengantin baru itu mencoba untuk menghilangkan kegugupannya.
"Sebaiknya kamu mandi dulu, pasti kamu sudah sangat lelah." Calvin mencoba membuka pembicaraan.
"Ta–tapi aku tidak membawa baju ganti, Mas," sahut Zakira dengan gugup.
"Tunggu sebentar."
Calvin membuka lemari yang ada di ruangan tersebut dan alangkah terkejutnya, di dalam lemari hanya ada baju tipis seperti jaring. Pria itu mendengus, sepertinya ini ulah mamanya, hanya wanita itu yang bisa melakukan hal seperti itu. Mama Sekar memang sangat berharap dengan pernikahan ini. Dia ingin Zakira bisa merubah sifat dan kepribadian Calvin agar kembali seperti dulu.
"Di lemari juga tidak ada, yang ada hanya baju sarang laba-laba. Sepertinya mama memang sengaja ingin kamu memakai baju itu."
Zakira mengembuskan napas, dia sangat tahu apa yang dimaksud suaminya. Meskipun belum pernah melihat bentuknya, tetapi kata yang keluar dari pria itu membuatnya faham.
"Aku juga tidak mungkin memakai gaun ini semalaman," ucap Zakira yang sudah merasa gerah dengan tubuhnya.
Pria itu pun mencoba menghubungi Irfan. Namun, nomornya sama sekali tidak aktif. Calvin juga menghubungi temannya yang lain, tetapi hasilnya sama. Dia pun terpaksa membuka kemejanya, mau tidak mau pria itu pun akhirnya memberikan ide pada Zakira.
"Lebih baik kamu pakai saja baju yang ada di lemari itu. Tidak apa-apa, nanti bagian luarnya bisa kamu pakai kemejaku ini. Meskipun sudah aku pakai seharian, tapi ini masih bagus, kok! Nggak bau juga."
"Terus kamu pakai apa kalau kemeja kamu aku pakai?"
"Aku pakai kaos ini saja, tidak apa-apa."
Terpaksa Zakira pun mengangguk saja, daripada memakai gaun pengantin yang rasanya begitu berat, lebih baik memakai kemeja Calvin. Gadis itu pun menerima kemeja yang diberikan oleh sang suami dan membawanya ke kamar mandi. Tidak lupa juga mengambil lingerie yang ada di lemari. Calvin masih mencoba menghubungi asistennya, tapi lagi-lagi tetap saja tidak aktif. Pasti ini juga ulah namanya, mereka sengaja bersekongkol untuk melakukan semua ini padanya.
Pintu kamar mandi terbuka, tampak Zakira keluar dengan memakai kemeja Calvin dan di dalamnya terdapat lingeri berwarna hitam. Seketika pria itu mengalihkan pandangannya. Dia benar-benar kesusahan untuk bernapas, saat melihat istrinya dengan pakaian seperti itu. Besok Calvin akan membuat perhitungan pada asistennya itu, bisa-bisanya dia bekerja sama dengan mamanya. Kalau seperti ini bagaimana nanti dirinya bisa tidur.
"A–aku sudah selesai, Tuan. Silahkan Anda kalau mau mandi," ucap Zakira dengan tergagap.
"Iya, saya akan mandi." Calvin segera memasuk kamar mandi dan menutupnya dengan cepat.
Seketika pria itu bisa bernapas lega, begitu juga dengan Zakira. Sebenarnya dari tadi gadis itu merasa malu dengan pakaian yang seperti ini, tetapi mau bagaimana lagi, sudah tidak ada yang bisa dia pakai. Dia pun segera berbaring di atas ranjang dan segera menutup seluruh tubuhnya, hanya menyisakan kepala saja. Zakira segera memejamkan matanya dan berpura-pura tidur.
Gadis itu tidak ingin sang suami tahu jika dirinya saat ini sedang takut. Sementara itu, Calvin yang berada di kamar mandi pun juga merasa takut untuk keluar dari kamar mandi. Entah bagaimana nanti pria itu harus menghadapi istrinya. Namun, dia juga tidak mungkin terus-terusan di dalam kamar mandi.
"Sebaiknya aku tunggu sebentar lagi saja, mudah-mudahan nanti saat aku keluar dia sudah tidur," ucapnya yang kemudian lebih memilih bersandar di balik pintu, sambil memainkan ponselnya.
Untung saja dia tadi membawanya ke kamar mandi. Setelah cukup lama dan Calvin juga sudah mulai bosan, pria itu pun memutuskan untuk keluar dari kamar mandi. Dia bernapas lega saat melihat sang istri sudah tertidur, setidaknya dirinya tidak akan merasa canggung lagi. Calvin melihat ke sekeliling dan ternyata tidak ada sofa ataupun tempat lainnya, yang bisa dipakai untuk tidur.
Hanya ada ranjang yang saat ini ditempati Zakira saja. Padahal ini hotel berbintang, tetapi kenapa hanya ada ranjang dan tidak ada sofa satu pun. Tidak mau memusingkan hal itu, terpaksa dia pun tidur di atas ranjang dan menempatkan sebuah guling di tengah-tengah mereka.
Zakira Sudah dari tadi menahan napas, dia merasa jantungnya kembali berdetak lebih cepat, saat merasakan sang suami tidur di sampingnya. Gadis itu mencoba untuk terlihat biasa saja agar Calvin tidak curiga. Namun, tetap saja dirinya merasa gelisah. Saat tengah malam Zakira belum juga bisa memejamkan matanya, hingga saat menjelang subuh gadis itu malah tertidur dan berakhir dengan dirinya kesiangan.
"Tuan, kenapa tadi nggak bangunin aku? Aku jadi kesiangan,"ucap Zakira saat melihat Calvin baru keluar dari kamar mandi.
"Aku juga baru bangun, sudah sana cepat mandi! Itu baju kamu ada di paper bag, setelah ini kita pulang."
Zakira mengangguk dan berjalan ke kamar mandi dengan lesu. Ini adalah pertama kali dirinya kesiangan dan itu semua juga karena keberadaan Calvin. Ini baru satu hari, entah bagaimana kehidupan gadis itu selanjutnya sebagai istri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments