Segala persiapan untuk pernikahan Calvin dan Zakira dipersiapkan oleh Sekar. Kedua pasangan pengantin sama sekali tidak ikut campur dalam persiapan itu. Bahkan untuk gaun pengantin pun Zakira menyerahkan semuanya pada calon mertuanya. Kedua keluarga juga sepakat untuk tidak mengundang banyak orang.
Calvin sendiri yang menolak jika acaranya besar-besaran. Pria itu tidak mau terlalu lelah karena dia juga sudah capek dengan pekerjaannya. Walaupun tidak banyak yang diundang, masih ada berita yang menyiarkan pastinya semua orang pun akan tahu.
Hari yang direncanakan pun akhirnya tiba juga, hari ini Calvin dan Zakira akan melangsungkan acara pernikahan. Semuanya tertata begitu rapi oleh jasa WO, pengantin wanita masih berada di kamar karena sedang dirias, sementara mempelai pria sudah duduk di tempat yang disediakan. Meskipun tidak menginginkan pernikahan ini, tetapi tetap saja dirinya merasa deg-degan berada dalam posisi ini. Beberapa kali dia memperbaiki duduknya yang sebenarnya baik-baik saja.
"Kenapa kamu terlihat tegang sekali, Calvin. Kamu tenang saja, bukankah semalam mamamu sudah memberimu ke atas untuk dihafalkan kenapa sekarang kamu terlihat begitu dekat Apa kamu tidak menghafalkannya?"
"Bukan begitu, Pa. Siapa juga yang tegang Aku biasa saja, kok!" kilah Calvin yang tidak ingin diejek oleh papanya.
"Halah, kamu sok-sokan tidak apa-apa, memangnya kamu kira kamu bisa membohongi Papa? Papa sudah mengenalmu sejak lama jadi, tidak perlu berpura-pura."
"Terserah Papa sajalah, aku memang tidak kenapa-napa."
Calvin pun mencoba untuk mengalihkan perhatiannya dengan mengajak asistennya berbicara. Dia juga berusaha menghilangkan rasa gugupnya. Tidak berapa lama pak penghulu pun akhirnya datang. Sekar pamit untuk memanggil pengantin wanita. Begitu sampai di kamar, dia tersenyum memandangi menantunya.
"Wah! Menantu Mama cantik sekali!" seru Sekara saat wanita itu memasuki kamar yang ditempati Zakira untuk dimake up, pengantin wanita tersenyum canggung ke arah calon mertuanya, dibalas wanita tengah baya itu dengan tersenyum pula.
"Pak penghulu sudah datang, ayo kita keluar! Kamu sudah siap, kan?" ajak Sekar.
Zakira menarik napas dalam-dalam dan mengembuskannya secara perlahan. "Iya, Ma. Aku sudah siap," jawabnya dengan mantap.
Kedua wanita itu pun berjalan beriringan menuju ruangan di mana tempat mereka akan melangsungkan akad nikah. Kedua orang tua Zakira pun hadir di sana. Mama Mita menatap putrinya dengan mata berkaca-kaca. Ingin sekali wanita itu memeluk anak yang sudah dia lahiran, tetapi Mama Mita sama sekali tidak berani mendekati putrinya.
Meskipun sebenernya dia sangat rindu pada gadis itu, tetapi sebelumnya Mama Mita sudah di diperingatkan untuk tidak membuat kekacauan jadi, lebih baik dirinya menghindar saja. Setelah akad nikah pun dia akan langsung kembali tanpa menghadiri resepsi pernikahan. Zakira yang melihat kedua orang tuanya pun merasa bahagia. Setidaknya mereka masih peduli padanya, terlepas dari apa yang sudah mereka lakukan sebelumnya.
Semua orang pun melihat ke arah pengantin wanita, mereka takjub akan kecantikannya. Sebelumnya tidak ada yang tahu calon pengantin wanita dari keluarga mana, tetapi saat melihatnya secara langsung beberapa dari mereka ada yang merasa kagum. Semua orang memuji kedatangan Zakira.
Calvin justru menundukkan kepalanya tanpa mau melihat keadaan sekitar. Dia sedang menghapalkan catatan yang ada di dalam genggaman tangannya. Pengantin pria memang sedang menghafalkan kalimat ijab kabulnya. Padahal semalam dia sudah hafal, tetapi kenapa sekarang semuanya hilang begitu saja dari dalam isi kepalanya.
Zakira duduk di samping Calvin, membuat pria itu menolehkan kepalanya. Seketika dia begitu terpanah melihat kecantikan calon istrinya. Sebelumnya pria itu terbiasa melihat wanita itu dengan make up biasa, kini saat ditangani oleh perias handal sungguh luar biasa cantiknya. Bahkan Calvin tidak mampu mengedipkan matanya, hingga suara penghulu membuyarkan lamunannya.
"Wali pengantin wanita mana?" tanya pak penghulu.
"Saya di sini, Pak penghulu," sahut Fadli yang tadinya duduk di belakang pengantin.
"Silakan duduk di samping saya, Pak."
Tanpa banyak bertanya, Fadli pun duduk di samping pak penghulu dan menatap Zakira dengan sendu. Dia merasa terharu putrinya akhirnya menikah juga. Dirinya saja tidak pernah memikirkan hal itu. Yang lebih membuatnya merasa senang karena calon pengantin laki-lakinya bukanlah Pak Gunawan, seperti yang selama ini ini dia bayangkan sebelumnya.
"Apa acara bisa dimulai?" tanya pak penghulu.
"Bisa, Pak."
"Silakan, Pak Ustaz."
Seorang ustaz memulai acara dengan membaca doa, berharap acara hari ini berjalan dengan lancar. Calvin maupun Zakira sama-sama merasa gugup, jantung keduanya berdetak lebih cepat dari biasanya. Calvin sendiri yang setiap hari selalu berurusan dengan banyak orang, bahkan diantaranya juga termasuk orang baru, tetapi kenapa saat dia akan melakukan ijab kabul justru seperti ini.
Kalau seperti ini terus, entah bagaimana nanti jadinya. Dia hanya bisa berdoa semoga saja nanti dirinya tidak salah dalam mengucapkan ijab kabul. Pak penghulu pun menjelaskan beberapa hal tentang pernikahan, semua orang mendengarkan dengan saksama. Hingga kalimat ijab kabul akhirnya terucap.
Kata 'sah' menggema di ruangan tersebut, seketika membuat Zakira meneteskan air mata. Begitu juga dengan Fadli, akhirnya tugasnya sebagai orang yang telah terpenuhi pada putrinya. Mungkin setelah ini dia tidak akan bisa melihat Zakira lagi. Pria pun memanfaatkan waktu menatap anaknya dalam-dalam.
Ustaz membaca doa lagi demi kelangsungan pernikahan kedua mempelai. Diharapkan keluarganya nanti menjadi keluarga yang sakinah mawadah warahmah. Penghulu meminta Zakira untuk mencium tangan suaminya, begitu juga dengan Calvin yang mencium kening sang istri.
Para tamu merasa terharu dengan pernikahan yang berlangsung ini. Mereka tidak menyangka kalau Calvin yang selama ini terlihat begitu dingin, bisa juga menikah dengan wanita secantik Zakira. Meskipun dalam hati mereka mencibir keluarga pengantin wanita. Semua tahu bagaimana sepak terjang Fadli di dunia bisnis, hingga membuatnya bangkrut seperti saat ini.
Ada juga yang berpendapat jika Zakira menikah dengan Calvin, hanya untuk menguras hartanya saja. Mengingat saat ini kedua orang tuanya memang sudah benar-benar jatuh miskin dan tidak memiliki apa-apa. Ada juga yang mencoba mempengaruhi Pak Gunawan agar berhati-hati pada Zakira.
"Anda tenang saja, sebelum Anda memperingati saya, tentu saya sudah memperkirakan hal itu akan terjadi. Anda tidak perlu khawatir, saya pasti akan menjaga keluarga saya," ucap Pak Gunawan, membuat orang yang berkata tadi hanya mendengus kesal.
"Itu terserah Anda, yang penting saya sudah memperingatkan Anda. Jangan sampai suatu hari nanti Anda menyesal."
"Insya Allah tidak, Pak. Lagi pula Zakira adalah gadis yang baik, hanya saja keadaan dan lingkungannya yang tidak mendukung."
Pria itu pun pergi meninggalkan Pak Gunawan, padahal tadinya dia berharap apa yang disampaikan membuat acara pernikahan ini hancur.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Nany Setyarsi
semoga saja pernikahan Calvin dan Zakira langgeng
2023-02-13
0