Pagi hari Aria sudah terbangun dan duduk tertegun di atas kasur. Matanya tertuju pada sang ibu yang memegang Dress dongker mahal di depannya.
“Untuk apa dress itu?”
“Untukmu.”
“Memangnya kita mau ke mana? Kenapa harus berpenampilan sangat rapi.”
Pertanyaan Aria membuat Ennie jadi gugup, dia tidak bisa membawa Aria sebelum menceritakan yang sebenarnya. Yang ada anak ini akan marah-marah di sana nanti.
“Aria kau mau kan menolong ibu?”
“Katakan saja semuanya Bu, aku akan jawab setelahnya.’’
“Perusahaan kita bangkrut.”
“Hah apa?”
“Ada orang yang ingin membantu ibu untuk menyelamatkannya tapi dengan syarat... Kau harus menikah dengan putranya, maaf. Tapi ini jalan satu satunya, kau juga tak ingin kan usaha ayahmu semasa hidup berakhir di sini?”
Aria mematung terkejut merasa terkhianati, dia berdiri dari duduknya tanpa berkata apa pun.
“Aria.”
“Nak?”
“Kau mau kan?”
Tidak ada jawaban, Aria terus berjalan keluar dan Ennie pun membuntutinya dengan perasaan takut dan bersalah.
“Aria kau mau ke mana?!” jerit Ennie ketika melihat Aria berlari keluar pintu.
Gadis ini terus berlari tak memedulikan teriakan ibunya, dia menangis dalam diam kecewa berat karena Ennie hendak menjualnya.
“Jadi ini alasannya aku dijemput, sialan! Aku benci ibu.” gumamnya tak menghentikan kaki yang terus menapak, beberapa orang mengejarnya. “Tolong.. siapa pun tolong aku, ” ucapnya dalam hati ketika menyadari langkahnya semakin terkejar.
Bruk!
Aria tersungkur terserempet motor matic.
“Hei, kau tidak lihat jalan saat menyeberang! Bukan salahku ya,” ujarnya terdengar kesal. Aria yang tengkurap sambil menangis membuat pria itu turun dari motornya.
Kemudian beberapa orang yang mengejar Aria tadi menarik tubuh Aria kasar, hingga si pelaku yang menabrak tersebut dapat melihat wajah Aria.
“Sudah cukup kaburnya Nona.”
“Aria!” ucapnya tak menyangka ia kembali bertemu Aria lagi di kota ini.
“Izana, ternyata kau hiks tolong aku~”
Izana merampas tubuh Aria dari gendongan pria berbadan besar, Aria membekap tubuh Izana seakan tak mau lepas ia menangis sesugukan hingga membuat baju Izana basah.
“Hei anak muda, siapa kau?” tanya pria berbadan besar itu.
“Kau yang siapa?”
“Lepaskan nona sebelum kami bertindak kasar.”
Izana tak melepaskan Aria, hingga datanglah Ennie dengan napas yang tersengal. “Aria dengarkan ib- kau siapa?”
Mendengar suara ibunya Aria bersembunyi di belakang Izana dan berkata. “Dia ayah dari anak yang kukandung sekarang, ibu tidak bisa memisahkan kami.”
“Apa!” ujar Ennie dan Izana serentak.
“Ibu mau aku menikah dengan anak orang yang ingin membantu Ibu kan? Memang dia mau menerima anak yang aku kandung ini?” Aria semakin nekat, bahkan dia mengatakan hal itu dengan suara lantang sehingga para penonton yang berkumpul karena kehebohan kejar mengejar tersebut mendengar dengan jelas apa yang Aria katakan.
“Aria kau hamil?” Izana panik bukan main, dia tidak bisa menyangkal karena memang dialah yang memper-kosa Aria.
“Iya aku hamil, kau tak melupakan apa yang kita lakukan kan?”
Para warga yang menonton pun jadi heboh.
“Nak kau harus bertanggung jawab.”
“Iya, atau kau akan kami keroyok di sini.”
Ennie terdiam seribu bahasa, tak ada lagi harapan baginya untuk memaksa Aria. Mana mau pak Jakar menerima janin asing sebagai cucunya.
Kuku Aria terasa menancap di punggung Izana, pria itu tahu pasti Aria sedang ketakutan sekarang.
Tbc.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments