Chapter 17. Dunia Membeku

Tetapi sepertinya aku belum sadar bahwa bahaya datang secara perlahan.

Sesaat setelah melihat pantulan diriku di danau beku tersebut, aku mengurung diriku dalam keputusasaan.

Kemudian aku menggali lubang di dalam batang pohon dunia dan mengurung diriku di sana.

Aku hanya mencoba lari dari kenyataan dan sulit menerima apa yang telah terjadi.

Aku takut, khawatir, dan gelisah akan apa yang akan terjadi selanjutnya.

Membayangkannya saja sudah membuatku takut, hidup sendirian di tengah-tengah dunia luas yang aneh.

Aku tidak tahu sama sekali apa yang sudah terjadi, dan apa yang harus aku perbuat.

Apakah aku masih dapat hidup dalam keadaan seperti ini? Untuk apa aku hidup? Tidak ada gunanya aku hidup sekarang, mengembalikan populasi umat manusia? Bagaimana caranya?

Aku bahkan tidak tahu apakah ada manusia yang masih dapat hidup sekarang, dan juga saat ini, rasku merupakan ras celestial yang tidak aku kenal dan tidak pernah kudengar, saat ini aku bukanlah seorang manusia lagi, dan meskipun aku masih menjadi seorang manusia, membayangkan bahwa seorang manusia laki-laki akan menanamkan bibitnya padaku saja sudah membuatku merinding.

Aku tidak ingin membayangkannya, meskipun aku merupakan ras celestial saat ini, penampilanku tidak berbeda jauh dengan seorang manusia, jadi hal itu mungkin masih dapat terjadi walaupun rasku saat ini berbeda.

Aku juga pernah membaca sebuah cerita cinta antara dua ras berbeda yang saling mencintai dan mengabaikan perbedaan yang ada di antara mereka.

Beberapa cerita tersebut ada yang berakhir bahagia dengan pernikahan mereka dan hidup damai, tetapi beberapa lagi memiliki akhir yang tragis karena mereka tidak diterima masyarakat di kedua ras tersebut.

Membayangkan hidup dalam bayang-bayang dan tidak dapat muncul ke permukaan saja sudah membuatku khawatir.

Aku harap semua hal tersebut tidak akan terjadi padaku.

Tanpa sadar memikirkan semua hal itu membuat mataku terasa berat.

Aku mengantuk, perlahan-lahan aku menutup kelopak mataku karena tidak sanggup menahannya lagi.

Tenggelam dalam kegelapan dan terbungkus dalam balutan batang pohon.

...........

'Di mana aku?'

Saat aku bangun aku berada di tempat yang asing.

Di sekelilingku hanya terdapat air, dan saat ini aku semakin tenggelam ke dasar air.

Aku berada di dalam air, dan terasa sulit untuk bernafas.

'Kenapa aku berada di sini? Bukankah sebelumnya aku....'

Sepertinya aku tidak dapat mengingat apa yang terjadi sebelumnya hingga aku dapat berada di sini.

Tubuhku lemas, dan kesadaranku sulit untuk aku pertahankan.

Seakan-akan ada sesuatu yang terisap dari dalam tubuhku.

'Apakah aku akan mati?'

Sesaat pikiran tersebut terlintas dalam pikiranku, tubuhku dingin dan dadaku terasa sesak, dan rasanya aku benar-benar akan mati.

Hidup yang benar-benar singkat, tidak aku sangka aku akan mati lagi.

Mati dalam keadaan seperti ini, benar-benar sangat menyedihkan.

Jika terdapat kesempatan untuk hidup kembali, aku ingin menjalani kehidupan yang santai dan damai, tetapi sepertinya itu tidak mungkin karena saat ini merupakan kehidupan keduaku.

Aku sudah pernah mati sebelumnya, jadi sepertinya tidak mungkin lagi aku diberikan kesempatan hidup untuk yang kedua kalinya.

Jika aku pikir-pikir kembali, diriku saat itu benar-benar bodoh.

Jika aku tidak memilih menyelamatkan semua orang dan memilih kabur, mungkin hal ini tidak akan terjadi dan aku akan menjalani kehidupan yang santai, damai dan lambat.

Aku sudah menyia-nyiakan kesempatanku, aku benar-benar bodoh.

Bahkan kebodohanku mengikutiku hingga kehidupanku kali ini, dan aku akan mati akibat kebodohanku sendiri tanpa mengetahui apa pun yang terjadi.

Aku tidak ingin mati seperti ini, aku tidak menerima ini.

'Jika dewa, tuhan atau entitas yang lebih tinggi itu ada, aku harap- aku harap tolong selamatkan aku, Aku masih belum ingin mati!!!'

Setelah berpikir seperti itu, aku mengulurkan tanganku ke atas, terlihat sedikit cahaya emas datang ke arahku.

Aku berusaha menggapainya, tetapi terasa sangat sulit.

Aku sudah benar-benar hampir kehilangan kesadaranku, aku tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi setelah aku kehilangan kesadaranku, aku tidak ingin itu terjadi jadi aku berusaha sekuat tenaga.

Cahaya tersebut semakin mendekat kepadaku, dan aku berusaha meraihnya menggunakan tanganku.

Setelah mencapai jangkauan raihanku akhirnya aku dapat menggenggam cahaya itu.

Tetapi sesaat setelah aku menggenggamnya aku langsung kehilangan kesadaranku.

'Ah sial, apakah akan berakhir seperti ini?'

Itulah pikiran yang terlintas dalam benakku sebelum akhirnya aku kehilangan kesadaranku menuju kegelapan.

...........

Di saat yang bersamaan, dunia yang berpusat dengan pohon dunia, mulai membeku secara perlahan-lahan.

Memperluas jangkauan bekunya, perlahan tapi pasti, dan membekukan segala kehidupan di sekelilingnya.

Makhluk hidup yang berada dalam jangkauan pohon dunia akan kehilangan energi kehidupannya hingga kering sebelum akhirnya mati membeku.

Pohon dunia semakin bertumbuh besar dan tinggi, akar-akarnya mulai menyebar, dan batangnya semakin tebal serta keras.

Cahayanya semakin bersinar terang bahkan cukup terang untuk menerangi kegelapan malam dalam lingkup yang sangat luas.

Cahayanya bahkan dapat terlihat dari seberang lautan.

Pemandangan itu benar-benar sangat indah, cahaya emas dan hijau seperti menari-nari dalam kegelapan malam, dan ditambah dengan es beku yang memantulkan cahaya-cahaya itu dan membuatnya terlihat lebih indah dan memukau.

Benar-benar sangat indah, sekaligus mengerikan membayangkan apa yang akan terjadi ke depannya jika terus membiarkan pohon ini terus tumbuh dan menyerap semua energi dari planet ini.

Jika itu sampai terjadi, mungkin tidak akan ada makhluk hidup yang akan dapat hidup lagi di planet ini.

Planet ini akan menjadi planet beku hingga ke dalam inti planet sebelum akhirnya pecah menjadi debu luar angkasa.

Itu merupakan kasus terburuk yang dapat terjadi jika membiarkan pohon dunia terus tumbuh besar.

Seseorang harus menghentikannya, tetapi itu merupakan hal yang hampir mustahil untuk menghentikan pohon dunia.

Membayangkan seseorang harus menebang pohon ini saja sudah merupakan hal yang mustahil.

Bahkan teknologi paling canggih tidak akan dapat memotong pohon ini.

Bahkan jika semua manusia di dunia ini bersatu dan membawa gergaji mesin di tangannya masing-masing, mereka bahkan tidak dapat menggores sedikit pun permukaan pohon ini.

Itulah betapa keras, besar, lebar, dan kuatnya batang pohon dunia ini.

Butuh kekuatan penghancur dan energi yang sangat besar untuk menumbangkan pohon ini.

Tetapi tidak dapat hal seperti itu di dunia ini, jadi mungkin hal itu hannyalah angan-angan semata dan nasib planet ini hannyalah kehancuran yang menunggu dan menghampiri secara perlahan-lahan.

Sepertinya planet ini akan mengalami kehancurannya sekali lagi, sungguh malang nasib planet ini.

Tetapi hal yang sama juga terjadi di planet lain, pohon dunia juga tumbuh di sana, bahkan di permukaan planet gas sekalipun.

Semua planet di dalam tata surya akan mengalami kehancuran yang sama seperti bumi.

Membeku hingga inti planet sebelum akhirnya menyebar menjadi debu luar angkasa, dan dunia sekali lagi akan mengalami kehampaan.

Terpopuler

Comments

Ayaka.Nw

Ayaka.Nw

akhirnya update

2023-06-29

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!