Chapter 15. Pedang Cahaya

Kemudian cahaya keemasan keluar dari ujung jariku dan melesat menuju kepompong itu.

Aku sengaja mengarahkannya ke bagian atas kepompong itu agar tidak merusak seluruh bagian kepompongnya.

Kemudian energi aether yang berupa cahaya keemasan itu mengenai kepompongnya.

[BOOM] *sfx suara ledakan

Kemudian suara ledakan terdengar setelah energi aetherku mengenainya.

Kepompong itu kemudian jatuh tepat di atas cabang pohon dunia tempat aku berdiri saat ini.

Aku pun berjalan mendekati kepompong itu, dan melihat kepompong itu dari dekat.

"Uwah... besar sekali."

Jika dilihat dari dekat, kepompong itu sungguh sangat besar dibandingkan kepompong ulat pada biasanya.

Ukurannya bahkan sedikit melebihi tubuhku saat ini, mungkin hampir mencapai dua meter.

Melihatnya membuatku teringat dengan mumi, rupanya hampir persis seperti itu.

[Lapor, masih terdapat kehidupan di dalamnya yang sedang tertidur, kemungkinan makhluk itu akan menyerang saat kepompongnya terbuka, disarankan untuk membunuhnya sebelum itu].

"Eh? Membunuhnya? T-tapi jika membunuhnya hanya untuk mengambil kepompongnya itu sedikit..."

[Jika tidak dibunuh, maka kepompong itu tidak dapat di ambil, dan jika masih tetap ingin mengambilnya, sebelum itu harus mengalahkan ulat yang akan menyerang sesaat kepompongnya dibuka].

"Hah... baiklah, Aku akan membunuhnya."

Aku pun menghela nafasku dan mempersiapkan tekadku untuk membunuh ulat itu.

Kemudian aku pun menempelkan ujung jariku di atas kepompong itu, dan bersiap untuk menembaknya.

Tetapi saat aku akan segera menembaknya, muncul informasi lagi dalam kepalaku.

[Kemungkinan individu untuk mati setelah di tembak cukup kecil, disarankan untuk memotongnya menjadi dua bagian].

"Hah? Memotongnya? Bagaimana caranya? Aku tidak punya pisau atau pun pedang untuk memotongnya? Lalu bagaimana bisa aku memotongnya jika seperti ini?"

Aku cukup kesal, karena informasi di dalam kepalaku menyarankan hal-hal aneh dari tadi, tetapi tidak tahu bagaimana semuanya dapat bekerja dengan baik setelah itu.

Seakan-akan dia sudah tahu jawabannya, dan tahu segalanya.

Tetapi jika aku ingin tahu jawaban itu, aku harus mengarahkannya atau menginstruksikan perintah yang jelas agar mendapatkan jawaban yang konkret atas pertanyaanku, kira-kira seperti itulah informasi di dalam kepalaku bekerja.

[Cara kerjanya hampir sama saat menembakkan energi aether, yang menjadi perbedaannya adalah penahanan energi aether agar tidak melesat menjauh dari tubuh, kemudian padatkan energinya membentuk suatu bentuk fisik seperti pedang].

"Hmm... kedengarannya cukup mudah, Aku akan mencobanya."

Kemudian aku melakukannya sama seperti saat aku menembakkan energi ather.

Yang menjadi perbedaannya, saat ini aku mengeluarkan energi itu dari telapak tanganku dan bukan dari ujung jari telunjukku.

Kemudian cahaya keemasan keluar dari telapak tanganku, tetapi sesaat setelah itu cahaya itu menghilang.

[Lapor, energi aether harus di tahan agar dapat terbentuk dengan sempurna, dan energi yang dikeluarkan juga harus konsisten agar energi aether lebih mudah dikendalikan].

"Ya, aku lupa menahannya tadi, aku akan mencobanya lagi."

Kemudian aku mengulangi proses yang tadi dan tidak lupa aku menahannya saat ini agar energi aether yang sudah keluar tidak menghilang lagi.

Energi aether pun terbentuk di telapak tanganku, kemudian aku menyalurkan sedikit lebih banyak lagi energi aether ke dalam telapak tanganku.

Kemudian cahayanya mulai memanjang dari telapak tanganku dan membentuk seperti sebuah bentuk pedang cahaya berwarna keemasan.

"Wah... menakjubkan!"

Itu sungguh terlihat sangat keren dan menakjubkan, pedangnya bukan memancarkan cahaya keemasan melainkan pedang itu adalah cahaya itu sendiri.

Kemudian aku pun mengarahkan pedang itu ke arah kepompong itu dan bersiap untuk membelahnya.

Aku pun menaruh pedangku di atas kepompong itu dan mulai memotongnya.

[SWUNG] *sfx suara pedang cahaya seperti pedang light saber atau pedang laser

Kepompong itu kemudian terbelah dengan mudah dan rasanya seperti memotong sebuah tahu.

Itu benar-benar sangat mudah dan lembut, atau mungkin pedangnya yang terlalu tajam.

[Tentu saja itu mudah, bagian yang terkena cahaya itu langsung lenyap tidak bersisa, itulah sebabnya kepompong itu dapat terpotong dengan mudah].

"Ha-ha-ha, sepertinya aku sudah berhenti terkejut, dan sudah terbiasa dengan hal-hal yang di luar akal sehatku."

Sesaat setelah terpotong, cairan berwarna hitam keluar dari dalam kepompong.

Kemudian bagian dalam kepompong terlihat dengan jelas, di dalamnya terdapat seekor ulat berwarna emas yang sudah terbelah menjadi dua, dan diselimuti dengan cairan berwarna hitam yang kemungkinan adalah darah ulat itu.

"Iuhh... menjijikan.... cairan apa itu? Darah?"

[Lapor, tanda kehidupan dari ulat itu sudah menghilang, individu itu telah dinyatakan mati. Cairan berwarna hitam yang keluar dari ulat itu merupakan darahnya, untuk alasan darahnya berwarna hitam saat ini belum dapat diketahui karena terbatasnya informasi yang telah didapatkan saat ini.]

"Sudahlah, itu tidak penting saat ini, lalu bagaimana aku dapat membuat pakaian dengan ini?"

Informasi lainnya tidak penting untuk saat ini, yang terpenting saat ini adalah informasi mengenai cara pembuatan pakaian dari kepompong ulat ini.

[Itu mudah, pertama, buang terlebih dahulu bangkai ulat di dalamnya dengan melenyapkannya menggunakan energi aether, tetapi harap berhati-hati agar tidak mengenai kepompongnya, caranya dengan meletakkan tangan di atas ulat itu, kemudian selimuti ulat itu dengan energi aether.]

"O-ok baiklah, Aku akan mencobanya."

Aku pun meletakkan tanganku di atas ulat itu dengan sedikit rasa jijik.

Kemudian aku mengalirkan energi aether dari dalam tubuhku menuju ke tubuh ulat itu dan kemudian menyelimutinya.

Bagian tubuh ulat itu yang mengenai energi aetherku pun langsung lenyap tidak bersisa, kemudian aku melanjutkannya dan menyelimuti seluruh bagian tubuh ulat itu hingga bagian dalam tubuhnya dan setelah itu tubuh ulat itu sudah tidak terlihat lagi dan lenyap tidak bersisa sedikit pun.

"Fiuh... sudah selesai, habis ini apa?"

[Setelah itu bentuk kepompong yang telah dibersihkan dengan energi aether, membentuk suatu pakaian sesuai keinginan, caranya hampir sama dengan melenyapkan bangkai ulat tadi, pertama, selimuti kepompong itu dengan energi aether, harap berhati-hati agar tidak merusak kepompong itu, kemudian bentuk dan padatkanlah kepompong itu membentuk pakaian sesuai keinginan pengguna.]

"Baiklah, aku akan mencobanya..."

Kemudian aku menempelkan tanganku pada kepompong itu, lalu mulai menyalurkan energi aether dalam tubuhku menuju ke arah kepompong itu dan menyelimutinya.

Aku cukup berhati-hati agar energi aetherku tidak menyentuh kepompong itu, setelah aku memastikan bahwa kedua bagian kepompong itu telah ter selimuti dengan energi aether, aku pun kemudian perlahan mendorong energi aether itu ke arah kepompong.

Kemudian kepompongnya perlahan-lahan menyusut, dan aku mulai membayangkan pakaian yang aku inginkan.

Tetapi tidak tahu mengapa, gambar yang muncul pertama kali merupakan pakaian yang diberikan oleh ilmuan wanita itu saat aku pertama kali terbangun di tubuh ini, yaitu gaun one piece putih polos.

Sesaat setelah aku membayangkan gaun itu, kemudian kepompong itu mulai bersinar dengan cahaya emas yang terang beberapa saat kemudian cahaya emas itu mulai redup dan akan menghilang.

"T-tunggu, b-bukan itu maksudku! Hentikan hei!"

Aku berusaha menghentikannya, tetapi sepertinya itu mustahil.

Setelah cahaya itu menghilang, saat ini di depan mataku terdapat sebuah gaun one piece berwarna putih polos.

"Tidak mungkin..."

Tatapku datar dengan wajah yang tidak percaya menatap gaun one piece putih polos itu di depanku.

Terpopuler

Comments

Ayaka.Nw

Ayaka.Nw

yey update !

2023-05-06

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!