Sementara Rayya, ia hanya menatap dengan perih aksi saling memeluk antara lelaki dewasa dan seorang anak kecil itu.
Tanpa satu patah katapun, Rayya meninggalkan Alam begitu saja. Ia lebih memilih masuk ke dalam rumah dari pada harus menyaksikan sesuatu yang semakin membuat dadanya terasa sesak.
Rayya mengunci pintu kamarnya rapat, menangis dan memumuk mukul dadanya yang terasa sesak. Ia benci dengan dirinya sendiri.
Aku benci pada diriku
*Aku benci dengan perasa**anku
Aku benci mengapa aku tak bisa melupakanmu
Percuma saja aku menghindar selama ini
Percuma saja aku memilih hati lain
Nyatanya setelah tiga tahun aku lalui tak juga membuatku mampu menghilangkan rasa cinta untukmu om
Ahhhh*...!!
Rayya berteriak dalam diam. Ia membanting tubuhnya ke atas ranjang dalam posisi terlentang. Posisi yang sangat jelas menggambarkan bahwa ia dalam keadaan rapuh dan hancur.
*
Beberapa minggu Rayya lalui seperti biasa, menjalani aktifitas sebagai seorang mahasiswi di salah satu kampus terkenal di kota J.
Sang ayah sudah menawarkan berbagI perguruan tinggi di luar negeri, namun Rayya menolaknya dengan alasan tak ingin jauh dari keluarganya.
Rayya berfikir percuma saja ia menghindar sampai ke luar negeri, karena nyatanya ia malah semakin mencintai Om Alam.
Meskipun dirinya sudah memiliki Albert sebagai sang kekasih yang sangat sempurna dimata para wanita, namun tidak untuk Rayya, Entah mengapa hati dan perasaannya terus tertuju pada Alam sang suami orang.
"om Boy, boleh aku bertanya sesuatu?"
"tanya apa non?"
"kenapa aku sering sekali melihat om Alam dan anaknya pergi ke rumah sakit?"
"dari mana nona tau? nona jadi mata mata ya?"
"hyee... itu kan pekerjaan om. Aku tak akan serakah dengan merebut pekerjaan itu"
"lalu dari mana nona tau?"
"aku sering mengikutinya diam diam "
"non Rayya.. itu sama saja dengan menguntit"
"tidak lah.. kan aku hanya ingin tau doang"
"ya terselah nona lah.. kau memang maha benar!" batin Boy
"apa kau sedang mengataiku?"
"tidak nona, mana berani saya mengatai nona cantik tapi cerewet"
bugh
Rayya menepuk pundak sebelah Boy dengan keras.
"nona kenapa memukul saya?"
"bilangnya tidak berani, tapi apa barusan yang om katakan? bukankahitu sama aaja om sedang mengataiku?"
"benarkah? aku lupa nona"
"jadi gimana?"
"gimana apanya non?"
"gimana tentang om Alam? Aku sangat penasaran"
"yakin nona ingin tau?"
"tentu saja"
"Alam dan putranya selalu pergi kerumah sakit untuk menjengung Nadia"
"hah? menjenguk? memangnya kak Nadia sakit apa?"
"Kecelakaan yang dialami Nadia tiga bulan yang lalu telah membuatnya menjadi koma sampai sekarang"
"kecelakaan?"
"ya, malam itu Alam sengaja tak memberi ijin Nadia untuk keluar. Karena menurut Alam, Nadia kurang memberikan kasih sayang pada putranya"
"siapa nama putranya?"
"Alfaro"
"nama yang bagus, lalu lalu? gimana lagi? ayo lanjutkan!"
"Nadia tak menghiraukan larangan Alam, hingga kejadiaan naas itu pun terjadi. Mobil yang Nadia kendarai dihantam oleh teruk besar dari arah yang berlawanan"
"apa kasus itu sudah di tangani?"
"sudah, tapi ada satu keanehan yang sampai saat ini belum terselesaikan"
"apa?"
"teman arisan Nadia mengatakan bahwa malam itu mereka sedang tidak mengadakan acara arisan atau perkumpulan apapun"
"kenapa om tidak menyelidikinya?"
"hampir aku lakukan. Namun Alam melarangku untuk menyelesaikan dan mengungkapnya sampai tuntas"
"kenapa?"
"aku juga tak tau alasan sebenarnya"
"lalu bagaimana dengan om Alam?"
"tentu saja syok. Siapa yang tidak terpukul berat saat melihat istrinya dalam kondisi parah seperti itu?"
Wajah Rayya nampak murung "ternyata om Alam begitu mencintai kak Nadia"
"siapa bilang?"
"aku"
"tidak juga. Apa nona tau? dia itu malah sering menanyakan kabar nona padaku"
"benarkah?" binar bahagia terpancar dari mata indah Rayya
"benar"
"kenapa om gak bilang bilang?"
"kenapa aku harus bilang kalau nona tidak bertanya?"
"ah om ini nyebelin deh!"
"yang nyebelin siapa yang di bilang nyebelin siapa?" batin Boy
"sudah ku bilang jangan mengumpatku"
"tidak nona.."
"baguslah"
"apanya yang bagus?"
"keadaannya"
"maksut nona?"
"aku jadi ingin mendekatinya lagi"
"apa?!?!!" Boy membelalakkan matanya
"kenapa? apa salahnya coba? siapa tau om Alam bisa melirikku sebentar saja"
"non Rayya.. dia itu masih menjadi suami orang"
"istrinya kan belum sadar , jadi dia serasa duda kan?"
"oh my god! lalu kekasih nona?"
"kak Albert? aku akan memutuskannya"
"what?!!"
Boy hanya terpaku menatap kepergian nona mudanya yang terlihat sangat gembira dan bahagia.
Boy pun bingung sendiri, Dengan bercerita kenyataan tentang kehidupan Alam pada Rayya justru membuatnya merasa tenang. Namun ia pun juga tak tau, entah apa yang ia lakukan ini benar atau salah.
Yang pasti, sampai saat ini pun, Boy tetap mendukung cinta Rayya pada sahabatnya itu.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Topemaliya
tragis sekali nasib nadia tp tiba2 jd curiga klo ank alama bukan ank kandungnya 🤔🤔🤔kyknya ada sebuah misteri d balik ini semua🤔🤔🤔🤔😁😁😁
2023-02-12
3