Pergi Berdua

"Alam.. siapa yang buat ladang bayam nenek hancur seperti ini?"

"oh ya Allah.. buah pepayaku kenapa bisa rontok habis tak tersisa?"

Sang nenek pun begitu terkejut dengan apa yang terjadi dengan ladang bayam yang selama ini di rawat tiba tiba menjadi rata tak tersisa.

Alam hanya memeluk dari belakang dan menepuk bahu neneknya pelan "sabar nek.. maklum saja, non Rayya bukanlah gadis desa yang pintar memetik bayam"

"yasudahlah.. mau bagaimana lagi? toh juga sudah terlanjurkan"

"terimakasih nek" Alam mencium pipi neneknya sekilas. Entah mengapa ia merasa senang saat sang nenek tak marah pada Rayya. Alam pikir, nenek akan memaki dan menyalahkan perbuatan Rayya saat ini.

"Nak Alam, nak Boy, lalu mau kita apakan bayam sebanyak ini?"

"memang biasanya bayam bayam yang banyak ini nenek apain?" tanya boy

"biasanya nenek jual sama pengepul lewat mobil pak RT kalo sore. Tapi kan tadi sore nenek sudah menjualnya"

"gimana kalau kita jual sendiri ke pasar nek"

"tidak mungkin bisa, mau sampai kapan kamu menunggu bayam bayam itu habis terjual? kamu mau menunggu satu per satu orang yang mau membeli bayammu? bayam itu sangat banyak, di jual aehari belum tentu laku. Kalau begitu bagikan saja sama tetangga"

"bagikan? semua nek? tanya boy penasaran

"iya.. sudah sana cepat"

"baik nek"

Nenek pun masuk ke dalam rumah. Dan saat berpapasan dengan Rayya, sang nenek hanya diam melewatinya tanpa senyum sedikitpun. Hal itu tentu membuat hati Rayya merasa sedih dan bersalah.

Ya, Rayya mendengar semua pembicaraan sang ne ek kepada Alam dan Boy. Disana terlihat jelas raut kekecewaan yang tercipta di wajak nenek.

"om"

Alam dan Boy menoleh bersamaan.

"nona"

"nenek marah padaku ya?"

"tentu saja" sahut Boy cepat. Namun ia langsung menutup mulutnya saat ia menyadari telah kelepasan bicara.

"tidak non. Nenek tidak marah kok. Nenek hanya menyuruh kita membagikan bayam bayam ini pada tetangga" jelas Alam menenangkan sang majikan

"tapi kenapa nenek diam saja saat melewatiku?"

"itu karena nenek terheran heran saat mengetahui bahwa nona memiliki tenaga samson" jawab Boy dengan entengnya

"om Boy! mana mungkin nenek punya pemikiran seperti itu! ini pasti karangan om boy sendiri kan? awas ya! gak aku kasih bonus lagi nanti! ayo om Alam, kita bagikan bayam ini" Rayya menggeret tangan Alam dan mulai memunguti bayam bayam itu.

"nona, maafkanlah aku, aku tidak sengaja mengatKan kalau nona adalah samsonwati" rengek Boy terus menguntit di belakang Rayya

"nah itu! apa tadi? om mengataiku lagi!"

"ups! maaf nona kelepasan"

"gak ada ya kata kelepasan, pokoknya gak ada bonus dariku lagi, kecuali__"

"kecuali apa nona?"

Rayya menggeret baju Boy dan mendekatkan bibirnya pada telinga Boy. Membisikkan dengan pelan sebuah kalimat yang penuh dengan makna.

"kecuali kau bisa membuat aku jalan berdua dengan kak Alam malam ini" bisik Rayya

"benarkah?"

"tentu saja"

"okeehh.."

Rayya dan Boy saling menempelkan telapak tangannya pertanda suatu rencana telah disusun

"kalian kenapa? mencurigakan sekali, apa ada yang kalian rencanakan?"

"tidak! memangnya kami merencanakan apa? kami hanya mencari cara bagaimana caranya biar cepat menyelesaikan pekerjaan ini. ya kan om Boy?" jawab Rayya mengalihkan pembicaraan

"tentu, ayo non"

Boy dan Rayya meninggalkan Alam yang masih mencurigai sesuatu. entah apa itu, ia pun tak tau.

*

Hari menjelang petang. Boy sudah menyusun rencana jalan malam kedua insan berbeda umur itu.

Rayya dan Boy sudah bersiap, mereka masih menunggu Alam dan Nadia.

"yuk berangkat" Boy langsung berdiri saat melihat Alam keluar

"aku minta maaf, sepertinya aku tidak bisa ikut bersama kalian malam ini"

"kenapa om? tanya Rayya penasaran

"Nadia sakit, aku tak mungkin tega meninggalkan dia sendiri. Aku akan menemani Nadia malam ini. kalian gak keberatan kan pergi sendiri?"

"baiklah.. tak masalah. Memangnya siapa yang mau pergi denganmu! ayo om, Kita berangkat" Rayya langsung menggeret lengan Boy secara paksa

"nona.. mengapa nona malah mengiyakan begitu saja? bukankah nona ingin jalan berdua dengan Alam? aku sudah memiliki rencana loh padahal"

"biarkan saja lah om! percuma juga kalau nanti jalan denganku tapi pikirannya terus tertuju pada tunangannya.

"ya nona.. kau benar"

Akhirnya Boy dan Rayya hanya jalan berdua malam itu. Rencana yang awalnya tersusun rapi harus gagal sebelum memulai.

Setelah hampir satu jam berkeliling pasar malam, Rayya dan om Boy memutuskan untuk pulang. Saat melewati mainan komedi putar, sayup sayup ia seperti melihat orang yang sangat ia kenal.

Deg

Om Alam?

"nona, anda melihat apa?" tanya Boy penasaran

Rayya tak menjawab, namun matanya terus menatap pada sepasang kekasih yang tengah asik saling merangkul di tempat umum. Hingga Boy pun mengikuti arah pandang Nona mudanya tersebut.

Alam??

.

.

Terpopuler

Comments

singa betina

singa betina

ikut sedih....jdi kebawa deh serasa jadi rayya gt ...

2023-06-11

0

Topemaliya

Topemaliya

bohong itu dosa lho om alam smg aja nadia beneran sakit biar tau rasa dan smg aja meraka b.2 ketauan sm rayya,rasain tuh😝😝😝😝😝

2023-02-05

1

Laras Mustika Anggraeni

Laras Mustika Anggraeni

Om alam tega sekali dirimu berbohong,kalau kamu tidak mau pergi dgn Rayya bilang saja terus terang,segala bilang nadia sakitlah,eh nyata nya kamu malah pergi berdua dgn nya ..sungguh tega nya,makin sedih atuh Rayya nya..

2023-02-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!