Jepang

Setelah cuti satu minggu yang diambil oleh Alam itu selesai, mereka langsung kembali ke kota dengan naik grab. Karena memang mobil yang mereka bawa waktu berangkat sudah di bawa pulang lebih duluboleh Boy dan Rayya.

"sayang.. kenapa kau senyum senyum sendiri?"

Alam yang sedang tersenyum langsung menormalkan ekspresinya menjadi datar.

" senyum? ini.. aku hanya senang bisa kembali ke kota"

"senang? senang karena apa? memangnya apa yang membuatmu senang kemvali ke kota? apa ada yang kamu rindukan?"

"tentu saja, tentu aku sangat merindukan pekerjaanku"

"oh .. aku kira kau merindukan yang lain"

"jangan berfikir macam macam. Kau kekasihku, kau tunanganku, aku hanya mencintaimu dan hanya akan merindukanmu" jawabu Alam sembari mengelus pucuk kepala Nadia.

"aku juga sangat mencintaimu sayang" Nadia mengusap lembut pipi sang kekasih.

Alam kembali mangalihkan pandangannya ke depan. Matanya memang terus menatap jalan, namun entah mengapa pikiran Alam tiba tiba terbersit wajah imut majikannya. Lima hari tak melihat nona muda cerewetnya itu bagi Alam memang terasa sangat sepi. Dan saatvia pulangbke kota J, waah yang inginbia lihat adalah wajah cantik Rayya.

mikir apa sih?

Alam menggelengkan kepalanya, mengusir pikiran pikiran aneh yang baru saja melintas dalam otaknya.

Sesampainya di kota J, Alam langung mengantarkan Nadia pulang ke rumahnya. Sementara dirinya lebih memilih langsung ke paviliun rumah majikannya.

"sudah pulang kamu?" tanya Boy yang baru saja keluar dari kamar mandi

"ya, baru saja datang"

"aku juga baru pulang"

"pulang dari mana?"

"dari nganterin non Rayya"

"oh.."

"kamu gak tanya aku habis nganterin nona kemana?"

"emangnya habis nganterin kemana?"

"ke Bandara"

"ngapain?"

"Ya mau naik pesawat lah"

"iya maksutnya mau kemana?"

"ke Jepang"

"Noh.. jadi nona mau liburan ke jepang?"

"bukan liburan tapi mau sekolah disana"

bbyuurfft

Alam yang sedang meneguk air putih pun langsung menyembur keluar dan mengenai tangan sahabatnya. Sepertinya ia begitu terkejut mendengar berita dari Boy tentang kepergian Rayya.

"sialan! kaget sih kaget, tapi gak jadi mbah dukun juga kalii"

"maaf maaf, gak sengaja"

Boy kembali masuk ke kamar mandi untuk mencuci tangannya. Sementara Alam terus megintil di belakang Boy dengan rasa penasaran yang tinggi. Bahkan beberapa rentetan pertanyaan pun terlontar dari bibirnya begitu saja.

"Boy, kenapa non Rayya memilih meneruskan sekolahnya di Jepang? Bukankah dia sangat menginginkan sekolah di SMA Favorit?"

"Boy, lalu siapa yang menjadi pengawal non Rayya?"

"kenapa tuan Dante tidak menyuruh kita mengawal nona?"

"Bagaimana kalau terjadi sesuatu pada nona? disana dia sendirian kan?"

"Boy, kenapa kau diam saja? jawab donk!"

Boy menghela nafas berat. "bagaimana aku bisa menjawab semua pertanyaanmu kalau kau bertanya saja tanpa ada jeda dan spasi?"

"oh ya? aku tidak mengingatnya. Kalau begitu sekarang kesempatanmu untuk menjawab"

"oke aku jawab. Pasang telinga dan mata hati kamu ya, dengerin baik baik. Pertama Non rayya memutuskan belajar ke Jepang karena dia ingin melupakanmu"

"kedua, Tuan Dante sudah mengutus dua pengawal untuk menjaga nona selama disana"

"ketiga, Tuan Dante memang tidak memberikan tugas ini kepada kita karena ini memang permintaan dari non Rayya sendiri"

"Keempat, tidak akan terjadi apa apa pada non Rayya karena ada pengawal yang akan selalu menjaganya"

"Dan yang kelima, dengarkan ya, ini poin yang paling terpenting"

"apa? "

"kamu nanya? kamu bertanya tanya?"

"sialan! buruan dudul!"

"oke aku jawab ya, poin yang terpenting adalah... kau pasti menyesal kan karena non Rayya memilih pergi dari hidupmu? hahaha... salah sendiri, di kejar bos cantik kok malah gak mau"

"brengsek! kau ini hendak memberi tahu atau sedang mengolokku?"

"dua duanya!"

Boy langsung berlari keluar paviliun karena ia tahu jika ia terus berada disana,, Alam akan melemparnya dengan bantal atau menggulungnya dengan selimut.

Sepeninggal Boy, Alam mendudukkan dirinya di atas ranjang. Ia tak habis pikir bahwa nona mudanya itu dengan mudah telah melupakan dirinya begitu saja. Padahal sejak nonanya masih balita, Ia lah yang terus menemani dan menjaganya keseharian.

Nona? mengapa nona tak memberi kabar apapun padaku? Apa aku punya salah pada nona? Jika memang aku menyakiti hati nona, aku minta maaf.

Cinta tak bisa di paksa.. Aku sudah memilih Nadia. Aku tak mungkin meninggalkannya.

Aku sangat berharap suatu saat nanti non Rayya menemukan kebahagiaan. Non Rayya menemukan ssorang yang mencintai nona dengan tulus.

Alam memejamkan matanya, namun lagi lagi bayangan tawa dan senyum dari Rayya tiba tiba menyelonong melewati pikiranya.

Entah mengapa ia merasakan kekecewaan tersendiri hanya karena tak bisa melihat wajah cantik Rayya saat pulang ke Kota J.

Dan Tanpa ia sadari, ternyata separuh pikirannya kini telah dikuasai oleh bayang bayang nona Rayya.

.

.

Terpopuler

Comments

singa betina

singa betina

naah nyesel kan ..kalau sdah tiada bru terasa...bgtu tu....😃😃😃😃

2023-06-11

1

Topemaliya

Topemaliya

tuh kan d tinggal ke Jepang sm rayya,, ywd deh nunggu rayya gde aja pulang ke indo

sono sm nadia aja ntar klo pas rayya balik dr Jepang dan udh dewasa dg kecantikan nya baru ngiler deh nyesel deh😝😝😝😝😝

2023-02-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!