Menjelaskan

Tak berapa lama kemudian, mobil pun sudah sampai di halaman rumah megah keluarga Danta. Boy dan Alam segera turun dan mengeluarkan koper milik Rayya.

Sementara Albert, ia sedang mencoba membangunkan Sang kekasih yang ternyata benar benar terlelap di pelukannya.

euhh..

Satu lenguhan kecil terdengar dari bibir mungil Rayya. Ia mencoba mengumpulkan segala kesadarannya untuk benar benar bangun.

"kak Albert?" Rayya menatap wajah tampan kekasihnya yang sedang tersenyum kearahnya

"sepertinya pelukanku terlalu nyaman" goda Albert

"ya.. benar aku seperti sedang memeluk bantal"

"hei.. kau mengataiku seperti bantal, apa itu artinya kau juga sedang mengataiku gendut?"

"tanpa aku berbicara ternyata kau sudah menyadarinya, hi.. hi.." Rayya tertawa kecil menatap sang kekasih yang mukanya nampak di tekuk

"ih.. dasar ya!" Albert mencubit mesra hidung Rayya yang sudah hendak kabur

"awas ya, aku tangkap kau!" Albert mengikuti tubuh Rayya yang hendak keluar mobil hingga memeluk tubuh kekasihnya yang tiba tiba saja berhenti di pintu keluar mobil

Deg

Jantung Rayya berhenti berdetak kala ia melihat dari balik pintu sudah ada Alam di sana. Ya, ternyata sejak tadi pintu belakang mobil memang sudah terbuka hingga membuat interaksi antara sepasang kekasih itu terlihat jelas oleh Alam.

"om Alam" lirih Rayya

"mari nona" Alam membungkuk hormat

Melihat Ekspresi Alam yang terlihat datar tentu membuat hati Rayya terasa nyeri. Hal itu jelas membuktikan bahwa sejak dulu hingga saat ini, dirinya memang tak pernah berarti apa apa untuk om Alam. begitu pikir Rayya.

Tiga tahun tak bertemu saja, Rayya tak melihat ada kerinduan yang terpancar di mata om kesayangannya itu.

Hinnga Rayya pun memutuskan untuk menormalkan ekspresinya demi menghilangkan rasa keterkejutannya.

Ia memilih turun dan melewati tubuh Alam begitu saja tanpa berniat menyapanya sedikitpun. Mereka sudah nampak seperti oeang asing yang tak pernah saling mengenal.

Sementara Alam, ia hanya menatap punggung Rayya yang semakin menjauh hingga menghilang di balik pintu rumah megah tersebut.

"kau kenapa?" tanya Boy penasaran

"gak kenapa kenapa"

"merasa kehilangan nona Rayya?"

"apa maksutnya?"

"aku tau kau sedang merasakan rindu sikap manja dan sikap bar bar nona kan?"

"tidak"

"terus saja membohongi hati dan perasaanmu kalau kau ingin tersiksa"

Alam meninggalkan boy yang masih sibuk mengomel tak jelas.

*

Beberapa hari tinggal di rumah, Rayya masih bersikap cuek kepada Alam, namun tidak dengan boy. Rayya malah semakin dekat dengan Boy dan keluarganya. Rayya bahkan sudah beberapa kali main ke rumah boy. Ia juga sangat dekat dengan putra tampan Boy yang saat ini berumur sekitar enam tahunan.

Hari sudah semakin larut, Rayya masih berada di rumah Boy. Karena anak Boy sudah terlelap akhirnya Rayya memutuskan untuk berpamitan pulang.

"nona, apa nona keberatan pulang diantar Alam sendirian?" bisik Boy

"tidak apa apa om.. lagi pulakan kita juga searah. Kalau om ikut nganterin aku, nanti bakalan bolak balik lagi malahan"

"beneran non gak papa?"

"tentu saja, memangnya kenapa? apa om pikir aku masih menyukainya?"

Boy mengedikkan bahunya

"hii.. aku sudah tak berminat dengan suami orang om.."

Boy dan Rayya malah tertawa cekikikan di samping mobil.

"apa bisik bisiknya sudah selesai?" tanya Alam yang tiba tiba muncul. Ia tak heran lagi dengan pemandangan seperti ini. Rayya memang lebih dekat dengan Boy. Bahkan siapapun yang melihatnya pasti mengira mereka berdua adalah kakak beradik.

"sudah kok. jaga nona baik baik ya"

Alam segera masuk ke dalam mobil diikuti oleh Rayya. Hening. Keduanya sama sama terdiam dan bungkam. Beberapa hari menjalani waktu bersama tak juga mencairkan kecanggungan antara keduanya.

Mereka berdua malah lebih mirip seperti sepasang kekasih yang sedang marahan.

"non.."

Alam akhirnya membuka suara untuk pertama kalinya setelah beberapa hari mereka terlihat bersama

"ada apa om?"

"saya mau minta maaf atas kejadian tiga tahun yang lalu"

"kejadian apa?"

"kejadian di pasar malam waktu di kampung nenek dulu"

"oh.. "

"malam itu saya tidak bermaksut membohongi nona sama sekali. Semuanya murni karena keadaan. Saya dan Nadia sengaja datang kesan untuk mencari dan bergabung dengan anda dan Boy"

"lalu?"

"lalu kami tidak menemukan kalian hingga__"

"stop!"

Alam pun menghentikan bicaranya.

"Jangan teruskan penjelasan mu. Aku sudah tidak mau lagi mendengarkannya"

"tapi__"

"om.. aku bilang stop! aku tak mau mengingatnya lagi. Karena percuma saja, penjelasanmu saat ini tak akan merubah apapun"

Alam terdiam dan menunduk. Ia benar benar merasa sangat tertampar oleh dirinya sendiri.

Saat mobil tengah berhenti dan terparkir rapi di tempatnya. Langkah Alam dan Rayya terhenti dengan sebuah pemandangan yang mengejutkan.

"ayah..."

Seorang anak kecil tengah berlari menghampiri Alam dan memeluknya erat.

"hai sayang..."

Alam pun tak kuasa untuk tak mendekat. Ia bergantian memeluk tubuh kecil yang sedang mendekap dirinya erat.

Sementara Rayya, __

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

inung

inung

ngga kebayang aku jd rayya...mudah2an rayya bisa move on ya thor

2023-02-11

1

inung

inung

ya allah rayya...nyesek aku

2023-02-11

1

Topemaliya

Topemaliya

sementara rayya hanya diam dan akhir nya msk rumah tnp menyapa yg d sana😝😝😝dan alam pun makin merasa bersalah 😝😝😝😝

duble up thorr 🤗🤗🤗🤗

2023-02-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!