"pasti kalian bersekongkol kan?" selidik Alam pada sahabatnya yang terlihat cengar cengir
"jangan menuduh, nona Rayya itu sangat baik loh. Buktinya saja, aku habis di beliin jam tangan yang sangat mahal" ucap Boy sambil menunjukkan jam tangan mahal yang sedang melinhkar di pergelangan tangannya.
"dasar!! itu sama saja kau disuap, peak!" Alam menonyor pundak Boy sedikit keras. "sebenarnya kau ini sahabatku atau dia sih!"
"tergantung"
"maksutnya?"
"tergantung siapa yang sering royal padaku" Boy tertawa terbahak sembari meninggalakan Alam yang nampak masih emosi dengannya.
"dasar sahabat laknant! tak ada ahlak!" gerutu Alam
Sementara Boy yang melihat Rayya sudah keluar dari pintu langsung menghampirinya. Ia langsung meraih koper yang di bawa Rayya dan memasukkannya ke dalam bagasi mobil.
Akhirnya mereka berempat pun berangkat. Alam mengemudikan mobilnya dan Nadia sang kekasih duduk di samping kemudi.
Sementara di belakang ada Boy dan Rayya yang sejak tadi terlihat cekikikan. Sesekali Alam melihat kebelakang dari kaca yang tergantung di depan mobil.
Apasih Boy? kenapa juga malah tertawa cekikikan berdua dengan nona. Apa dia berusaha menarik perhatian nona? apa dia itu lupa kalau sudah punya istri dan anak? serakah sekali . batin Alam
"sayang.." Nadia menggenggam tangan Alam yang berada di bawah, namun secepatnya Alam menarik tangan itu untuk kembali menggenggam setir kemudi
"ya, ada apa sayang?" akhirnya mau tak mau Alam pun menoleh pada Nadia
"apakah perjalanannya masih lama?"
"mungkin masih setengah jam lagi, kenapa? apa kau mengantuk?"
Nadia hanya mengangguk lemah
"tidurlah.. kalau sudah sampaj, aku akan membangunkanmu nanti"
"terimakasih kak"
Alam hanya tersenyum dan mengelus pucuk kepala kekasihnya itu dengan lembut dan penuh kaaih sayang.
Interaksi itu tentunya sangat terlihat jelas oleh Rayya. Dan sudah bisa di pastikan, hati Rayya pasti sedang hancur saat ini.
"bersabarlah nona, aku akan membantumu sebisaku" bisik Boy tepat di telinga majikannya itu hingga membuat Rayya tertawa cekikikan
Lagi lagi Alam melirik dari kaca depan, ia mengerutkan keningnya saat melihat interaksi Rayya dan Boy. Bahkan saat ini mereka berdua sedang melihat satu ponsel milik Boy. Fiks, Alam benar benar kepo
"Boy, kau sedang apa?"
"aku sedang memperlihatkan batapa tampannya anak laki laki ku pada non Rayya. Kau fokus mengemudi saja"
Alam menatap tajam pada sahabatnya itu dari kaca depan. Namun yangbdi tatap tak sedikitpun takut, ia malah menjulurkan lidahnya pada Alam yang pastinya membuat Alam semakin sebal dengan ulah Boy.
"om Boy.. anak om sangat tampan sekali. Kenapa tidak mirip dengan om?"
"apa maksut nona saya ini tidak tampan?"
"tentu saja, tidak ada tampan tampannya sama sekali" Sahut Alam sambil tertawa meledek
"siapa bilang! om Boy sangat tampan kok. Malah lebih tampan dari om Alam. Buktinya om Boy laku lebih duluan kan?" jawab Rayya
"hahaha .. ya nona, kau sangat benar, hahaha.." Boy merasa diatas awan. Karena saat ini dia merasa memiliki teman untuk menyerang sahabatnya itu
Akhirnya Alam pun memilih diam dan fokus dengan mengemudinya. Dan tak berapa lama kemudian, akhirnya mobil yang di kendarai mereka telah terparkir di sebuah rumah sederhana.
Semuanya pun turun. Tak lupa Alam membangunkan kekasihnya itu dengan lembut.
"nenek.." Alam mencium tangan keriput itu lalu memeluk sekilas dan mencium pipi nenek tua itu.
"Alam.. kau pulang nak? nenek sangat merindukanmu"
Boy dan Nadia juga ikut bersalaman. Setelah itu giliran Rayya. Saat Rayya meraih tangan sang nenek, nenek itu malah memeluk tubuh Rayya dengan erat hingga membuat Rayya tak bisa berkutik.
"kamu pasti tunangan Alam kan? wah, cucu nenek, kau sangat cantik nak.. pantas saja Alam sangat menyukaimu"
"nenek.. dia itu anak majikanku. Ini Nadia, calon istriku" sahut Alam sembari melepaskan pelukan neneknya dari tubuh Rayya
"oh maaf, nenek tidak tau. Nenek kira gadis manis itu yang menjadi tunangan kamu. Nenek minta maaf ya cu.."
"tidak apa apa nek" jawab Rayya sembari tersenyum ramah
"nenek sudah siapkan kamar untuk kalian. Kalian beristirahatlah dulu"
"baik nek" sahut keempatny serentak
*
Pagi hari setelah sarapan, sang nenek pamit ke pasar dan di temani oleh Nadia.
"Nak Boy, tolong nanti kambing yang ada di samping rumah di kasih makan ya" pinta sang nenek
"baik nek" jawab boy mantap
"kalau aku nek? aku disuruh apa dong?" Rayya ikut menimpali pembicaraan
"kamu diam disini saja nak.. tidak enak masak menyuruh majikan".
"gak papa nek. Aku ingin merasakan gimana menjadi gadis desa"
"baiklah, kamu petik sayur bayam saja"
"bayamnya dimana?"
"ada di belakang rumah"
"okey"
Setelah membagi tugas, nenek dan Nadia berangkat ke pasar.
"om.. sayur yang kita makan tadi apa sih namanya?"
"itu namanya oseng pepaya muda. memangnya kenapa non?"
"gak papa, itu enak sekali"
Akhirnya merwka berdua pun mulai melakukan tugasnya masing masing.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
sri Sumarniah
lanjut kk...
2023-02-04
1
Topemaliya
kyknya rayya dewasa banget ya thorr d bab ini smp nenek nya alam g' bs bedain anak msh usia 15th🤔🤔kasiaan thorr msh imut2 15th d kira tunangan alam pdhl dl hati rayya pst seneng bgt lgsg d peluk dan dikira tunangan alam😁😁😁
2023-02-04
1
Ainni Ratnasari
selalu suka sama karya mu thor
2023-02-04
1