

Mengejar Cinta Om Suami Orang

 

Memberi Kejutan

📞 sayang, kau dimana?

📞 aku sedang dalam perjalanan

📞 apa perlu aku jemput?

📞 tidak perlu, sebentar lagi aku sampai kok

📞 baiklah, hati hati

Rayya memutuskan panggilan dari Albert. Ia terus menyusuri jalanan malam yang gelap sendirian. Rayya memang tak ingin di temani oleh siapapun. Termasuk tawaran dari om Boy yang ingin menemaninya.

Rayya memang sengaja tak meminta Albert datangvke rumahnya karena ia tak ingin orang tuanya melihat keributan yang akan terjadi antara dirinya dan Sang kekasih nanti.

Maka dari itu, Rayya memutuskan untuk menemui Albert di sebuah taman kecil yang tak jauh dari rumahnya.

Dan tak berapa lama kemudian, Rayya sampai di lokasi yang ia tentukan itu. Ia pun sudah melihat Albert yang sedang berdiri menunggu kedatangannya.

Hanya dengan melihat Albert dari kejauhan, entah mengapa Rayya merasa ada seauatu yang tak biasa dari diri kekasihnya itu.

Namun sebisa mungkin Rayya terus mengusir keanehan keanehan yang tengah timbul di dalam hatinya.

"sayang, kau sudah sampai?"

"iya"

"kau sendirian?"

"iya"

Albert langsung memeluk tubuh Rayya, mencurahkan rindu yang selama satu bulan ini ia pendam. Sementara Rayya, ia hanya diam dan tanpa mau berpartisipasi untuk ikut mendekap tubuh kekasihnya itu.

"sayang.. kau kenapa?" Merasa ada sesuatu yang aneh dari Kekasihnya, Albert lantas mengurai pelukan dan menatap lekas wajah cantik Rayya

"aku tidak apa apa?"

"sayang.. kenapa kau mengajakku bertemu ditaman? lita kan bisa pergi ke mana saja, misal ke restoran, mall, cafe, atau apalah itu?"

"tidak perlu, aku hanya ingin suasana hening seperti ini kak"

"baiklah.. ayo duduk"

Dan disinlah kedua insan saling duduk berhadapan. Selama itu juga Albert terus menggenggam tangan Rayya tanpa berniat melepaskannya sedikitpun.

Melihat sikap manis Albert padanya, justru malah semakin membuat Rayya sakit hati semakin dalam. Di depan mata, ia seolah begitu di sayang dan di cintai. Namun di belakang, ia terus di bohongi.

"kak Albert sampai di Indo jam berapa?"

" tadi siang, memangnya kenapa sayang?"

"tidak apa apa, aku hanya penasaran. Sepertinya kemarin aku melihatmu ada di redtoran eropa"

deg

Jantung Albert terpompa semakin cepat. Aliran darah yang semula lancar, kini seakan tersendat dan bahkan hampir berhenti.

"kemarin? sayang mungkin kau salah orang"

"oh ya? tapi entah mengapa aku sangat yakin bahwa itu adalah kamu"

"sayang.. kenapa kau berbicara seprti itu? kau tak percaya padaku?"

"entahlah.. sepertinya kau bisa menjlaskan setelah kau melihat gambar ini"

Rayya mengeluarkan ponselnya, mencari gambar dimana ia sempat memotret kebersamaan Albert dan wanita itu kemarin, setelah itu, Rayya menyerahkan ponsel yang ia pegang pada tunangannya tersebut.

Jantung Albert seketika tak berdenyut, nafasnya seolah tercekat kala ia melihat potret dirinya bersama dengan Nadia kemarin.

"sayang, dari mana kau mendapatkan foto ini?"

"dariku"

"maksut kamu?"

"hh.. (Rayya tersenyum miris). Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri kalau kau sedang asik berkencan dengan wanita lain di sebuah restoran kemarin"

"sayang.. dengarkan dulu, aku bisa menjelaskan semuanya. Ini adalah kesalahpahaman"

"kesalah pahaman apa maksut kakak? Kakak ingin menjelaskan bahwa dia adalah wanita selingkuhan kakak?"

"tidak sayang, dia bukan selingkuhanku"

"lalu apa? karena dirinya, kau tega berbohong padaku tentang kepulanganmu. Karena dia pula, kau tak memberi kabar apapun padaku seharian itu. kenapa kak? kenapa? apa aku terlalu memgganggumu? Apa kau tak ingin waktumu bersamanya terhalang hanya karena aku?"

"tidak sayang! jangan berasumsi seperti itu! Aku tak pernah menghianatimu. Aku sangat menyayangimu, Aku__"

"siapa dia" Rayya bertanya dengan tatapan mata yang terus lurus kedepan tanpa mau menoleh sedikitpun pada Albert

Hal itu jelas menggambarkan suasana hati Rayya yang begitu sakit dan terluka.

"sayang.."

"siapa dia??"

"baiklah, aku akan katakan yang sejujurnya. Dia adalah Nadia. teman lamaku yang tak pernah bertemu"

"teman?? yakin hanya teman?"

"ya"

"teman atau mantan pacar?"

Mendengar pertanyaan Rayya, Albert seketika bungkam. Ia tak bisa menjawab. Jika ia jujur, apa yang akan terjadi pada Rayya nanti? begitu pikirnya.

"kenapa diam kak? kau bingung harus menjawab apa?"

"aku takut kau akan terluka jika aku jujur tentang dia"

"kau pikir saat ini aku tidak terluka?" "kak, asal kakak tau, hanya dengan kakak membohongiku tentang kepulangan kakak saja sudah membuat aku sakit. Apalagi tentang semua ini?"

"sayang.. dengarkan aku, dia adalah Nadia, mantan pacarku. _____" Albert menceritakan semuanya pada Rayya tanpa ada yang ia tutupi sedikitpun.

"apa kau masih mencintainya?"

"tidak sayang.. aku mencintaimu, hanya mencintaimu"

Rayya terdiam. Ia begitu miris mendengar semua kisah cinta mereka. Dan saat itu Rayya meyakini bahwa cinta keduanya masih tetap ada meskipun Albert terus mengelak di depan dirinya.

Rayya melepaskan cincin yang melingkar di jari manisnya. Memejamkan matanya sekejap lalu menyerahkan cincin itu kepada Albert.

"sayang.. apa yang kamu lakukan?"

"aku tidak bisa melanjutkan hubungan kita kak"

"sayang.. tidak. hubungan kita baik baik saja. Kau tidak akan mengakhirinya kan?"

"maaf kak"

"sayang apa ini yang kau maksut kejutan? Kau memberi kejutan dengan membatalkan pertunangan kita?"

"maaf kak, tapi aku juga terkejut dengan kenyataan ini"

"sayang.. aku tidak mungkin bersamanya. Dia sudah memiliki suami. dia sudah berkeluarga"

"tapi aku juga tidak mungkin bersama seorang yang jelas jelas masih memiliki perasaan untuk wanita lain"

"sayang.."

"maaf kak" Rayya menggeleng pelan

Setelah mengatakan itu, Rayya lantas berdiri dan berlari meninggalkan Alber yang masih mematung.