Para prajurit terus menyusuri seluruh bagian desa. Valmira mulai yakin jika dia tidak akan di temukan sampai ada teriakan prajurit di belakangnya.
" ada satu lagi" lelaki itu menarik paksa tubuh Valmira dari tempat persembunyiannya.
" lepaskan aku" Valmira memberontak.
" dia sangat kotor dan bau, bagaimana?" tanya prajurit itu,saat melihat kondisi Valmira yang sangat buruk.
" mau bagaimana lagi, putri ingin jumlahnya sama. Bawa saja dia, siapa tau akan berguna" ucap seseorang.
" tidak, lepaskan aku!" Valmira memberontak sekuatnya. Tapi dia tidak bisa berhasil. mereka mengikat kedua tangannya dan menyeretnya seakan hewan ternak.
" lepaskan aku" teriak Valmira berkali-kali. lelaki itu menariknya menuju yang lainnya. Ada sekitar 5 orang yang berhasil di tangkap.
" segera bawa mereka!" ucap salah satu dari mereka.
Valmira dan yang lainnya di gelandang jalan kaki mengikuti tarikan tali dari depan. Ikatan mereka saling terhubung sehingga jika satu di tarik yang lain akan mengikuti.
Setelah berjalan beberapa jauh, mereka akhirnya sampai di rombongan putri Shana, mereka melihat tawanan seperti mereka, jauh lebih banyak lagi. Mereka segera di gabungkan dengan yang lainnya.
Semua wanita itu hanya bisa menangis, mereka tidak tau nasib seperti apa yang akan mereka lalui nanti.
Rombongan pernikahan putri Shana sudah masuk gerbang dan kini meneruskan perjalanan. Mereka membuang jasad budak diluar gerbang dan mengambil gantinya dari dalam gerbang. Mereka sangat licik.
Valmira sejak tadi hanya diam dan mengamati. Semua yang di tangkap rata-rata berusia muda. Tidak ada wanita tua ataupun laki-laki. Hal ini membuat wanita itu berfikir. Apa mungkin mereka akan di jadikan ' pelayan ranjang' seperti yang pernah Vanessa katakan.
" jalan! cepat!" ikatan mereka di tarik kencang, semua menjerit kesakitan. Perlakuan mereka sangatlah kasar.
" hiks hiks" tangisan semakin terdengar lantang.
Valmira melihat kereta kuda tak jauh dari sana. sangat indah sekali, dia melihatnya dengan penuh takjub.
" apa yang kau lihat?" tanya prajurit yang berfikir jika Valmira akan merencanakan sesuatu yang jahat. Valmira langsung menoleh tanpa menjawab.
" perhatikan jalanmu" ucapnya lagi sambil menendang kaki Valmira. Untung saja wanita itu tidak sampai jatuh jika iya, kemungkinan akan terjadi kekacauan barisan.
Di istana Garamantian, Ibu suri Raveena dan putri Farfalla tidak sabar menunggu kedatangan putri Shana. Berdasarkan kabar yang baru saja mereka dapat, dalam 2 hari lagi rombongan pernikahan putri Shana akan sampai di istana.
" ibu, kau sudah mendengarnya? Menurut kabar hadiah pernikahan yang di bawa oleh putri Shana sangatlah mewah dan banyak" ucap putri Farfalla dengan wajah sumringah.
" iya, ibu juga mendengarnya. gadis itu membawa banyak harta. Dan satu lagi, dia membawa puluhan budak perawan. Dia sangatlah tau kita kekurangan budak disini" jelas ibu suri. Memang di Garamantian status budak mulai menghilang digantikan dengan status pelayan. Raja Gyan tidka terlalu suka dengan konsep perbudakan. Jika pelayan, mereka bisa mendapatkan upah untuk melanjutkan hidup, sedangkan budak mereka hanya di peras habis-habis seumur hidup mereka.
" benarkan? kita bisa menyuruh mereka melakukan apapun yang kita mau tanpa membayarnya" Putri Farfalla sangat senang.
" bukan hanya itu, putri Shana juga membawa banyak sutra dan perhiasan. Aku yakin kita pasti akan kebagian" kedua wanita itu tiada hentinya memuji putri Shana bahkan sebelum wanita itu sampai.
Berbeda dengan Raja Gyan, lelaki itu masih sibuk dengan laporan dari berbagai daerah.
" yang mulia, sesuai dengan keinginan anda. proses pernikahan hanya akan di lakukan dengan menggunakan tanggal baik" jawab Aden setelah menemui ahli perbintangan. Gyan memberikan syarat itu karena ingin menunda agar pernikahannya tidak langsung di gelar.
" lalu kapan hari baiknya?" tanya Gyan datar.
" 3 bulan lagi, yang mulia" jawab Aden.
" bagus," jawab Gyan singkat.
" apa tidak enak jika ibu suri juga di beritahu yang mulia?" Aden hanya berpendapat.
" tidak usah buru-buru. mengenai hal ini katakan saat mereka bertanya saja" saut Gyan tak ambil pusing, bukannya ingin merahasiakan, tapi jika ibu suri mengetahui hal ini terlalu dini kemungkinan wanita itu tidak akan terima atau mengatur sandiwara agar pernikahannya langsung di gelar.
" baik yang mulia" jawab Aden menurut dan dia pamit pergi.
Rombongan budak semakin hari semakin lemah, mereka tidak di berikan makan, hanya air yang setengah kotor sebagai bahan tenaga mereka.
" kau sudah berapa hari tidak makan?" tanya Valmira kepada yang lain, saat mereka beristirahat malam ini.
" sudah 2 hari yang lalu, itupun karena menemukan sisa makanan yang mulai membusuk" jawab wanita di depannya. Valmira sangat kasihan, bagaimana bisa ada manusia yang memperlakukan manusia lainnya dengan sangat keji.
" kau bertahan sejauh ini, pasti sangat tidak mudah" balas Valmira kasihan. Wanita itu mengangguk lemah.
Malam ini terasa sangat sedikit dingin dari biasanya, para prajurit dan bangsawan dengan enaknya berada di tenda dengan perapian yang tersedia. Sedangkan para budak harus menahan tanpa selimut ataupun perapian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 229 Episodes
Comments
ciru
cakep. Sunggung mengenaskan nasib para budak
2023-10-29
1
ciru
cakeep. Shana dan pengawalnya SADIS dan kejam juga
2023-10-29
0