Tubuh ringkih itu terbawa arus, hingga sampai di sebuah daratan.
" hey, nona,,hey" seseorang menepuk pipinya pelan. Tubuhnya bergoyang pelan, seseorang mendorong bahunya berkali-kali.
" agggrrhhh" ucap Wanita itu sambil membuka matanya pelan.
" hey nona" ucap seseorang yang menemukannya terdampar di bibir pantai.
" siapa kamu?" tanya Val.
" aku penduduk desa sini, kau siapa? kenapa bisa sampai disini?" tanya wanita paruh baya bertubi-tubi, membuat kepalanya sakit. Kilasan kejadian sebelumnya memenuhi kepalanya namun dengan urutan yang acak.
" aahh" Val memegang kepalanya yang pening.
" kau sepertinya terluka parah, lebih baik kita pergi dari sini. Sekitaran ini banyak sekali bandit" Wanita itu memegang lengan Valmira dan membantunya berdiri. Mereka berjalan pelan hingga sampai di gubuk sederhana. Hari masih sangat pagi, langit hanya berhias cahaya fajar dan bulan yang meredup.
" siapa dia ibu?" tanya seorang wanita muda menyambut kedatangan mereka.
" entahlah ibu menemukannya di tepi pantai, bantu dia" ucap wanita itu kepada anaknya, dia membersihkan kamarnya untuk Valmira tiduri.
" dia sangat cantik" bisik gadis muda kepada ibunya.
" ya, kau benar. Kemungkinan dia korban persembahan atau jika tidak dia berasal dari keluarga kaya" balas ibunya setelah membantu Valmira berbaring dia ranjang kayu.
" kita akan menyiapkan makanan dulu, kau istirahatlah" ucap wanita setengah baya, lalu pergi bersama anaknya.
" wanita itu malang sekali, meskipun wajahnya begitu cantik" ucap gadis itu kasihan.
" kau benar, ya sudah sana kau lihatlah ke belakang apa ada bahan makanan yang bisa di masak" balas ibunya, mencoba menyalakan api.
' Val, Val bangun, ayo kita pergi. Alvaro, Kau sangat cantik sayang. Anda sangat cantik putri. Val kemari lah, Violet membuatkanmu ini, Valmira. Putri Valmira Aera' suara gantian memenuhi kepalanya, namun tidak ada apapun dalam mimpinya.
' Val ingat, pergilah ke laut, Garamantian, Reuben. Tidak!! bibi!!!' kejadian dia melompat dan kematian bibi nya membuat Valmira terganggu.
" tidak, tidak. Kalian akan menerima pembalasan ku!" teriak Valmira terbangun dari mimpi buruknya.
kedua wanita berlari menuju kamar.
" kau sudah sadar?" tanya gadis muda.
" kau tak apa, seharian ini kau tertidur, kami tak bisa membangunkan mu" ucap ibunya kemudian duduk di samping Val.
" dimana ini?" tanya Valmira yang kebingungan.
" ini gubuk kami, kau ingat aku kan. yang menyelamatkan dan membawamu kemari?" tanya ibu itu menatap Valmira dalam jarak dekat. Valmira mengamati, kemudian mengangguk pelan.
" aku Tarani dan putriku Vanessa" ucap Tarani memperkenalkan dirinya.
" kau, siapa namamu?" tanya Vanessa penasaran.
Valmira tak bisa menjawabnya, dia tidak ingat siapa dirinya. melihat Valmira yang diam kebingungan membuat kedua ibu dan anak itu saling berpandangan.
" kenapa kau bisa terdampar disini?" tanya Tarani lagi. Valmira masih terdiam, dia seakan ingat tapi entah apa alasan itu.
" ibu dia mendapatkan cidera pada kepalanya mungkin" bisik Vanesa.
" bagaimana jika kami memanggilmu Alora?" Tarani memberikan ide. Valmira mengangguk hanya menerima saja.
" Baiklah Alora, bagaimana jika kita mulai makan malam nya?" tanya Vanessa mengajak Valmira bangun dari ranjang.
tubuh Valmira sudah lebih baik, jadi dia menurut pergi ke meja makan tak jauh dari sana. Valmira makan dengan baik, Tarani dan Vanessa melihatnya dengan senang. Memang dari kecil Valmira tidak pilih-pilih dalam hal makanan. Valmira kecil sangat pengertian dan penurut.
Malam itu juga putri Farfalla dan ibu suri Raveena membuat surat persetujuan, mereka dengan cepat menulisnya dan segera mengirimkannya.
" kalian pastikan dalam 3 hari surat ini sudah melewati perbatasan" ucap ibu suri pada petugas pengirim surat kerajaan.
" baik ibu suri" jawab petugas itu yakin, kemudian pergi setelah memberikan penghormatan.
" ibu ini kabar baik" ucap Farfalla senang.
" iya, ibu akan menyuruh pelayan untuk mempersiapkan istana ratu dengan mewah" ucap ibu suri bersemangat.
Beberapa hari berlalu, di istana kerajaan Prysona seseorang tengah berlari kencang menuju istana Raja.
brak. suara pintu terbuka.
" ayah, apakah benar sudah ada surat balasan?" tanya Shana dengan nafas tersengal-sengal.
" benar, ini kau lihat sendiri" ucap ayahnya dengan wajah berbinar.
Putri Shana segera membuka dan membacanya dengan perlahan.
" ayah! ibu! ini, ini berita yang baik. Aku akan segera menyiapkan diri" ucap Putri Shana kegirangan, dia memeluk ayah ibu nya satu persatu kemudian segera pergi ke kamarnya.
" kau lihat, dia seperti dirimu. Begitu senang jika kedinginan terpenuhi" ucap Ratu Prysona menatap sosok Shana yang menghilang di balik pintu.
" dia sangat keras kepala, semoga ini akan berakhir baik" ucap sang Raja seakan tidak rela melepaskan anak gadisnya kesana.
" ini yang dia inginkan, Shana pasti bahagia" ucap istrinya mengelus dada sang suami, menenangkan kekhawatirannya.
Di pinggir pantai dekat dengan bebatuan, dua orang gadis sedang sibuk dengan jaring dan beberapa wadah ikan.
" ini lihat, bisa kan?" ucap Vanessa mengajari Valmira menangkap ikan di sekitaran pantai menggunakan jaring kecil.
" aku akan mencobanya" ucap Valmira sambil mengangguk yakin.
Valmira melemparkan jaring kecil, beberapa saat kemudian seekor ikan besar dan beberapa ikan kecil lainnya langsung menemuhi jaring milik Valmira.
" astaga! kau cepat sekali belajar. Bahkan kau mendapatkan ikan terbanyak yang pernah aku lihat" ungkap Vanessa tidak percaya.
" bisa di gunakan untuk beberapa hari kedepan" ucap Valmira ikut senang.
Setelah berhasil menangkap banyak ikan kedua wanita itu pulang. Pantai di sekitar sini hanya penuh dengan bebatuan. Salah satu pemandangan menarik Valmira untuk menatapnya lama.
" kenapa kau melihat tebing itu begitu lama?" tanya Vasenna membuyarkan lamunan Valmira.
" tak apa, hanya ingin lihat saja" jawab Valmira datar.
mereka meneruskan perjalanan, sebagain besar penduduk desa telah berpindah. Hanya ada beberapa orang saja yang memilik bertahan dengan kondisi yang memprihatinkan. Daerah mereka termasuk terpencil, banyak sekali bandit atau kawanan penjahat yang selalu mengganggu orang desa saat melewati pantai. membuat mereka selalu menjadi korban kejahatan, inilah sebabnya yang lain memilih berpindah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 229 Episodes
Comments
ciru
cakeep
2023-10-29
1
Asri Handaya
keren keren.. lanjut yukk
2023-07-24
2