Setelah menungggu beberapa hari untuk mempersiapkan berbagai macam hadiah pernikahan , Shana kini sedang memilih baju serta kain yang akan dia bawa ke kerajaan Garamantian. Wanita itu akan tampil cantik dan mempesona meskipun dia tau trauma yang Gyan derita.
" putri, ini daftar yang baru. Semua sudah di ganti sesuai dengan perintah anda" ucap pelayannya sambil membawa belasan gulungan kertas.
" taruh saja disana, nanti aku lihat" jawab Shana yang masih sibuk memilik bahan dasar bajunya.
" Shana" panggil ibunda.
" yang mulia ratu" ucap pelayan.
" ibu.., coba kemari, bantu aku memilih semua ini" Shana sangat senang melihat ibundanya ke mari. Ratu Prysona tersenyum tipis melihat Putrinya sangat bahagia.
" mana?" tanya ibunda lagi.
" aku sudah memilih beberapa, lalu dari 5 ini mana yang bagus untuk acara pernikahanku bu?" Shana menunjukkan dengan antusias.
" Warna hijau terlihat bagus, menurut ibu" jawab Ratu.
" Lalu kalau.."
" Shana ibu kemari hanya ingin berbicara padamu, kau bisa memilihnya nanti" ucap Ratu memotong ucapan Shana.
" em, baiklah" Shana mengikuti keinginan ibunda. Kedua wanita itu duduk di sofa tak jauh daru ranjang.
" ibu dan ayah ingin tau, apa kau yakin ingin menikah dengan Raja Gyan?" tanya Ratu memastikan. Tidak ada yang tau trauma Gyan kecuali Shana dan ibu tirinya.
" iya ibu, aku sangat menyukainya" jawab Shana cepat.
" kau yakin dengan keputusan meninggalkan Prysona?" tanya Ratu sekali lagi
" yakin, masih ada putra mahkota yang bisa meneruskan tahta, aku hanya ingin bersama dengan lelaki itu" jelas Shana membuat Ratu sedikit bimbang.
" Shana, jika kau menikah dengan Raja Gyan. Kau harus ingat kau akan tinggal di tempat asing. tidak seperti Prysona, temlqt dimana ada orang yang selalu menerima mu. Disana kau akan banyak berjumpa dengan orang yang tidak menyukaimu. Ingat mau seberapa sulitnya kehidupan disana kau harus melaluinya sendiri, tak ada yang bisa meolongmu kecuali dirimu sendiri" jelas ratu memberikan nasehat pada putrinya tentang keras hidup di negara lain.
" aku akan mengingat pesan ibunda dengan baik-baik. Aku tidak akan membiarkan orang lain menindasku disana. Ibu dan ayah akan bangga melihat ku disana" ucap Shana penuh keyakinan.
" ibu dan ayah akan mendoakan yang terbaik untukmu disana" Ratu memeluk Shana dengan erat. Dia akan kehilangan putri kecilnya dalam beberapa hari lagi.
" lusa adalah hari keberangkatan mu, ibu ingin kau jangan terlalu memaksakan diri dengan berbagai keperluan" Ratu Prysona mengingatkan.
" baik ibunda" jawab Shana sopan.
Setelah perbincangan itu Ratu pergi dari kamar Shana. Wanita itu kini sedang membaca buku daftar hadiah.
" kemari, Disini hanya di tulis budak, aku ingin budak perawan. cari 50 orang budak perawan sebagai hadiah" ucap Shana setengah marah. Dia berkali -kali merevisi selalu saja pelayannya tidak becus.
" tapi putri, waktu.."
" tidak ada tapi-tapian. Segera cari atau nyawamu yang akan menebusnya" balas Shana tidak ingin di bantah.
" baik putri" jawab pelayan itu pasrah.
Putri Shana mengembalikan buku daftar denga. kencang ke arah pelayannya.
" dasar tidak becus" ucap wanita itu, mengusir pelayan.
Di gubuk tepi pantai Valmira dan Vanessa sedang membakar ikan hasil dari laut.
" kau lihat disana? istana megah yang hanya terlihat kecil itu?" tanya Vanessa menunjukkan ke kastil hitam milik Gyan. Valmira mengikuti arah tangan Vanessa. Lalu mengangguk pelan.
" itu adalah istana raja Gyan, aku ingin sekali pergi ke sana. Mungkin saja disana hidupku bisa berubah" jawab Vanessa dengan wajah berseri.
" berubah bagaimana?" tanya Valmira tidak mengerti.
" ku dengar Raja Gyan memiliki banyak selir. Kehidupan sebagai selir mungkin akan jauh lebih menyenangkan" jawab Vanessa.
" siapa bilang?!" saut Tarani yang ikut duduk.
" kehidupan selir itu bagaimana burung dalam sangkar emas. Kau tidak boleh melakukan apapun sesukamu, harus mematuhi aturan. Jika tidak pasti tamah riwayatmu" jawab Tarani menggebu-nggebu.
" memangnya ibu tau dari mana?" tanya Tarani.
" kamu itu, ibu jelas lebih tau daripada kamu" Tarani memukul kepala anaknya.
" ih ibu, sakit" jawab Vanessa sambil menggosok kepalanya.
" sudah ayo, ikannya sudah mulai gosong" ucap Valmira menengahi.
" ah iya, gara-gara ibu" kesal Vanessa.
" apanya" balas Tarani ikutan kesal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 229 Episodes
Comments
ciru
cakeepp
2023-10-29
0
Asri Handaya
lanjut ya.. keren
2023-07-24
2