Ibu suri Raveena sedang terbaring lemas, di sampingnya sudah ada Ahli obat dan putri Farfalla. Wanita itu tampak sedih melihat kondisi ibunya.
" ibu, " panggil Farfalla dengan penuh kesedihan. Gyan baru saja masuk jadi dia harus memulai sandiwaranya.
" Raja, tolonglah ibu" Putri Farfalla langsung mendekati Gyan dan bersimpuh di hadapannya.
" apa yang terjadi?" tanya Gyan datar.
" ibu tidak makan sejak kemarin malam, katanya kau mengabaikannya" jelas putri Farfalla sesuai dengan rencana ibunya.
" aku mengabaikannya setiap hari, kenapa baru sekarang dia sakit?" tanya Gyan tanpa simpati.
" kakak!" kesal putri Farfalla.
" sudah jangan bersandiwara, sebenarnya apa yang terjadi?" tanya Gyan pada ibu suri.
" ibu ingin kau menikah dengan Shana, jadikan dia ratumu. ibu tidak akan makan sampai kau menyetujuinya" rajuk ibu suri. Gyan menghembuskan nafas kasar, benar jika Raveena yang merawatnya selama ini tapi bagi Gyan, wanita ini sangat merepotkan.
" tidak, " jawab Gyan dingin dan langsung berbalik berniat untuk pergi. Hal ini konyol sekali.
" kakak, setidaknya pikirkan aku. Kak Shana bisa jadi temanku disini. menikahlah dengannya kaka, para menteri juga tidak akan mendesak kakak lagi" rayu putri Farfalla.
" kakak? sejak kapan wanita itu menjadi kakakmu?" tanya Gyan dingin. Putri Farfalla adalah anggota kerajaan, bagaimana bisa dengan mudahnya memanggil orang asing dengan sebutan kakak.
Putri Farfalla terdiam, dia salah bicara.
" Menikahlah dengan dia kakak" ucap putri Farfalla seakan melupakan pertanyaan Gyan sebelumnya.
" aku tidak ingin menikah, mengerti?" Tegas Gyan dan melanjutkan langkahnya.
Farfalla cemberut, dia menatap kakak tirinya dengan wajah tajam.
" aku akan membuat kakak Shana menikah disini" guman Farfalla.
Raja Gyan meneruskan langkanya menuju istana raja. Dia salah telah percaya pada pelayan Harem yang mengatakan jika ibu suri sedang sakit keras.
" yang mulia, sebentar lagi akan di adakan pertemuan mingguan" Ucap Aden, dia memang bertugas menyusun agenda sang raja.
Raja Gyan berhenti berjalan, masalah mengenai putri Shana pasti akan menjadi pembahasan dalam pertemuan itu.
" kau atur ulang pertemuan beberapa hari lagi" ucap Gyan yang ingin melewati masalah ini.
" sebentar lagi akan di adakan pemburuan, Yang mulia tidak memiliki waktu lagi. Mohon yang mulai tetap mengadakan pertemuan pagi ini" Aden mencoba memberi masukan.
Raja Gyan tak bisa mengelak, akhirnya berjalan menuju aula kerajaan.
" yang mulia" salam semua penjabat.
Raja Gyan duduk di kursi utama. Dan para pejabat duduk di tempat yang sedikit lebih rendah.
" mulai laporannya" ucap Gyan malas.
Satu per satu pejabat yang memiliki masalah langsung mendiskusikan hal itu pada Raja Gyan. Mulia dari beberapa makhluk sihir yang keberadaanya mulai menghilang, beberapa manusia memprotes kehadiran penyihir bahkan beberapa bencana yang terjadi kerap kali dihubungkan dengan mereka.
" kita tau sendiri, semakin lama keturunan penyihir semakin sedikit. kita harus waspada saat menggunakan kekuatan kita" nilai Gyan tentang masalah ini.
Hingga salah seorang pejabat membuka pernyataan.
" yang mulia seperti yang anda katakan. Keturunan penyihir semakin sedikit, saya dengar kerajaan Prysona mengirim penawaran pernikahan. Bagaimana jika anda menerimanya."
Raja Gyan menghembuskan nafas kasar. Kenapa pejabatnya sangat pintar memainkan kata.
" berikan alasan kenapa aku harus menerima penawaran itu?"tanya Gyan malas.
para pejabat melihat kanan kiri, saling melempar pandangan.
" kerajaan Garamantian membutuhkan penerus, yang mulia" jawab pejabat dengan memberanikan dirinya.
" masih ada putri Farfalla yang bisa Memberikannya" jawab Gyan sekenanya.
" tapi yang mulia putri Farfalla bukan..." pejabat itu tidak meneruskan ucapannya, lantaran Gyan menatapnya tajam. Aura dingin terasa di seluruh aula pertemuan.
" Putri Farfalla adalah anggota kerajaan, keturunannya juga berhak memimpin Garamantian" balas Gyan dingin.
Semua penjabat terdiam, bukan karena sadar dari kesalahan berfikir mereka, tapi mereka tidak bisa membantah ucapan Raja. Mereka tidak setuju jika pemimpin kerajaan Garamantian bukanlah keturunan asli 3 bangsa penyihir.
" sepertinya pembahasan ini tidak bisa di lanjutkan, bubar" ucap Raja Gyan langsung beranjak dan pergi dari Aula.
Tinggal para pejabat yang terlihat memiliki banyak pertanyaan.
" kita harus meminta bantuan ibu suri" ide salah satu pejabat. Mereka berfikir jika ibu suri bisa memaksa kehendaknya pada Gyan.
istana Harem, khususnya paviliun Ibu Suri mendadak kedatangan 2 pejabat penting.
" maafkan kami, yang mulia ibu suri. Kami berfikir jika Raja Gyan tidak segera memiliki keturunan maka kerajaan ini akan terancam runtuh" ucap salah satu pejabat.
" ya, aku akan memaksa Raja Gyan untuk menyetujuinya, kalian bisa pergi" ucap Raveena penuh retorika.
" baiklah, ibu suri. Setelah mendengar jawaban anda, kami bisa sedikit lega" setelah mengobrol lama dan menyampaikan keinginan mereka agar Gyan mengangkat seorang ratu dengan garis keturunan asli penyihir. Kini akhirnya penjabat itu pergi dengan senang.
" ibu, bagaimana caranya ibu memaksanya?" tanya putri Farfalla yang mendengar semua perbincangan itu dari ruangan sebelah.
" bukan ibu, tapi kau" jawab Raveena menyeringai.
" Raja, Raja" suara Farfalla memecahkan keheningan istana raja. Wanita itu berlari sambil menangis. Sore menjelang malam biasanya Gyan ada di ruang kerjanya.
" Raja!" Putri Farfalla sampai di depan istana.
" putri ada apa?" tanya Aden dengan wajah khawatir.
" panggilkan Raja, Cepat!" ucap Farfalla dengan panik.
" sebentar" jawab Aden lalu pergi masuk. Putri Farfalla masuk di ruang depan istana.
" ada apa Farfalla?" tanya Gyan yang terpaksa meninggalkan urusannya.
" Raja, aku mohon selamatkan ibu. ibu dia, dia tidak mau makan hingga tidak sadarkan diri. Aku mohon selamatkan ibu, raja" putri Farfalla terlihat sangat menyedihkan. Siapapun yang melihatnya pasti sangat iba. Kecuali Gyan, lelaki itu sudah sering melihat kejadian seperti ini.
" baiklah ayo kesana" ucap Gyan malas. Meski mengetahui jika Farfalla hanya bersandiwara, namun lelaki itu terlalu sayang pada adiknya akhirnya membiarkan saja dirinya terlihat tertipu.
Putri Farfalla memimpin jalan sambil memastikan Gyan masih mengikutinya. Mereka berdua sampai di istana Harem.
" ibu, ibu". putri Farfalla langsung menuju ranjang dan membangunkan Raveena.
" ibu tidak mau bangun Raja" ucap Putri Farfalla.
" bagaimana keadaanya?" tanya Gyan pada ahli obat.
" Keadaan ibu suri sangat lemah, tidak memiliki energi" Jawab ahli obat dengan tangan terus gemetar.
" kau yakin?" tanya Gyan menyelidik.
" ya, yakin, yang mulia" jawab lelaki itu setengah gagap.
" ibu, ibu" putri Farfalla memanggil Ravvena tak kala kelopak mata itu terbuka.
" ibu ayo minum obatnya" desak putri Farfalla. Raveena menggeleng pelan.
" jika Gyan tidak mau menikah, aku. aku juga tidak ingin hidup " ucap Raveena lemah.
" ibu.. hiks hiks" Putri Farfalla benar-benar mengeluarkan air matanya, sangat menyentuh.
" kaka, ikuti kemauan ibu, aku mohon" Farfalla bersimpuh memegang kaki kakanya, Gyan menatap dengan malas ke arah Raveena. Keadaan ini tidak akan semakin baik jika dia tetap kekeh menolak.
" kakak.. hiks hiks" Farfalla sangat mendalami perannya. Raja Gyan terdiam lama.
" sudah, ikuti keinginan kalian saja" jawa Gyan pasrah.
" kakak bersedia?" tanya Farfalla memastikan.
" hanya pernikahan politik" jawab Gyan tegas dan berlalu pergi.
Putri Farfalla tersenyum puas menetap ibunya. Mereka akan segera mengirimkan surat persetujuan pada Kerajaan Prysona.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 229 Episodes
Comments
ciru
cakeepp
2023-10-29
0
Asri Handaya
eh mau menikah juga ya..
2023-07-24
2