Tak kunjung menemukan, akhirnya putri Farfalla menemui pelayan yang bertanggungjawab atas pembersihan tempat pesta.
" kalung yang seperti apa putri?" tanya ketua pelayan kebersihan.
" kalau lihat cincin yang aku pakai? seperti ini gambaran permata nya. sama-sama warna hijau namun itu adalah kalung" jelas putri Farfalla di tengah kebingungannya.
" sepertinya kami tidak melihat barang yang anda maksud putri" jawab mereka khawatir.
" kalian yakin, coba tanyakan kepada semua petugas kebersihan, sekarang" perintah Putri. Wanita itu semakin khawatir karena di semua tempat kalung nya tidak berhasil di temukan.
" ba baik putri" pelayan itu segera pergi dan menyuruh yang lain ikut memanggil rekannya.
Putri Farfalla duduk di kursi taman dengan gelisah. Dia memikirkan alasan apa yang cocok untuk menjelaskan kepada putri Shana agar saat dia tau jika Farfalla kehilangan kalung pemberiannya, wanita itu tidak marah.
" kenapa aku sangat ceroboh" rutuk Farfalla pada dirinya sendiri.
Di tempat yang berbeda, Raja Gyan baru saja selesai dari membaca laporan dari mata-mata miliknya.
" jadi anda berfikir ada sihir terlarang,yang mulia?" tanya Aden, pengawal pribadi nya sekali lagi.
" sepertinya begitu. kita sudah mendengar banyak hewan sihir yang menghilang. Dan yang lebih mencurigakan keluarga Osmond tampak sedang menutup diri" ungkap Gyan dengan asumsinya.
" apa kita perlu bertanya pada putri Shana? bukankah dia memiliki darah Osmond?" tanya Aden.
" wanita itu tidak tau apapun, lagipula dia bukan keturunan asli keluarga Osmond. kita harus mencari sumber lain" jelas Gyan yang berdiri di depan jendela menara. Ini adalah tempat favoritnya saat sedang memikirkan solusi dari segala masalah.
" apa kita akan melakukan perjalanan lagi, yang mulia?" tanya Aden pelan. pasalnya junjungannya ini baru aja menikah. Akan ada banyak rumor jika Raja Gyan terlalu cepat meninggalkan putri Shana, istrinya.
" sepertinya begitu, kita cari waktu yang tepat untuk pergi" balas Gyan lemah. Dalam waktu dekat nampaknya akan sulit untuk merencanakan pergi.
Aden pamit dan Gyan masih setia menatap matahari yang mulai meninggi. Lelaki itu merasa jika setelah melakukan pernikahan, masalah kerajaan akan semakin banyak.
" benar, kalian tidak pernah melihatnya?" tanya putri Farfalla sekali lagi. Dia tidak mendapatkan jawaban yang dia inginkan.
" benar putri, kami tidak pernah melihat benda itu" jawab ke 5 pelayan kebersihan.
Putro Farfalla semakin cemas.
" hanya ini pelayan yang bertugas membersihkan tempat pesta?" tanya putri Farfalla mencari kemungkinan lain.
" iya putri," jawab kepala kebersihan.
" ah tunggu, masih ada 2 petugas sampah" lanjut kepala pelayan.
" panggil mereka" perintah Farfalla langsung.
" baik, putri"
Ini adalah harapan terakhir nya, putri Farfalla berdoa agar kalung miliknya bisa ketemu.
Fleur dan Valmira tampak kaget saat waktu istirahat mereka di ganggu dengan kedatangan kepala pelayan mencari mereka.
" kalian berdua segera ikut aku" ucap kepala tanpa basa basi.
Fleur dan Valmira saling pandang, mereka tidak tau ada hal apa sampai mereka di panggil saat waktu istirahat. keduanya semakin bingung tak kala mereka di bawa ke taman kerajaan dan ada putri Farfalla disana.
" ini Putri, mereka adalah petugas sampah yang juga bertugas kemarin malam" ucap kepala pelayan.
" putri" Fleur dan Valmira memberikan salam.
putri Farfalla langsung berdiri dan mendekati kedua wanita petugas sampah.
" apa kalian melihat kalung ku? kalung emas bermata berlian hijau?" tanya putri Farfalla langsung.
Fleur merasakan dadanya bergetar akibat jantungnya yang berdegup kencang. Kalung yang dia temukan bukanlah milik bangsawan namun anggota kerajaan.
Begitupun dengan Valmira, dia yakin kalung yang di maksud adalah kalung yang saat ini berada di kamar.
" kalian melihatnya?" tanya putri sekali lagi.
" kami tidak mengerti benda seperti apa yang Putri maksud" jawab Fleur berhati-hati.
" seperti ini kurang lebih" putri menujukan cincin yang memang memiliki kemiripan desain dengan kalung.
Valmira menelan ludahnya kasar, tidak salah lagi. kalung itu memanglah kalung yang Fleur temukan. kedua wanita itu dilema. antara menyerahkan benda itu yang artinya juga menyerahkan masa depan mereka. atau menyembunyikannya dengan ketakutan akan ada di temukan di kamar mereka. dan itu pasti akan membuat mereka menerima hukuman yang berat.
" bagaimana? coba kalian ingat-ingat lagi. ini lihatlah dengan seksama" putri mendekatkan cincin nya pada Fleur dan Valmira.
" em, tidak putri" jawab Valmira lemah. Wanita ini bingung, jadi hanya bisa menjawabnya seperti itu.
putri Farfalla menghembuskan nafas kasar, dia bingung tak tau harus bagaimana.
" yah, baiklah kalau begitu, jika kalian melihatnya langsung bawa ke kamarku ya" pesan putri lemah, namun masih berharap kalung nya bisa di temukan.
" baik putri" jawab semua pelayan.
putri kembali ke kamarnya, pelayan kamar baru saja pergi setelah melaporkan hal yang sama.
" sepertinya besok aku harus mengatakannya pada putri Shana" cicit Farfalla lesu.
Fleur dan Valmira baru saja masuk ke kamarnya..
" bagaimana ini?" tanya Fleur panik.
" apa kita kembalikan saja?" tanya Valmira.
" lalu bagaimana dengan rencana kita?" Fleur tanya balik.
" entahlah, tapi hal ini jelas membuat kita kesulitan untuk menjualnya" jelas Valmira.
" iya juga, apa kita simpan dulu beberapa lama?" saran Fleur.
" bagaimanan jika ketahuan? kamar kita bukan tempat yang aman" balas Valmira. Fleur berjalan mondar mandir karena cemas.
" sudahlah ayo kita kembali kan saja" saran Valmira yang langsung membuat Fleur berhenti berjalan.
" lalu bagaimana dengan rencana melarikan diri kita?" Fleur masih berat untuk melepaskan peluang ini.
" em, aku juga tidak tau. Mungkin... akan ada kesempatan lain" jawab Valmira lemah. Wanita itu menatap Fleur lama. sahabatnya masih terlihat belum rela.
" kenapa harus milik putri Farfalla, jika itu milik bangsawan, hal ini akan lebih mudah" keluh Fleur duduk di ranjang.
" mungkin ini sudah jalannya, ayo" ungkap Valmira dengan lembut, dia mengambil kalung temuan itu dan memasukkannya kedalam saku.
Fleur menghembuskan nafas kasar, hatinya masih belum rela. Tapi melihat wajah Valmira yang polos membuatnya tidak bisa menolak ajakan sahabatnya ini.
" baiklah" Fleur bangkit dan mereka berdua menuju kamar putri Farfalla.
Penjaga langsung memberitakan kedatangan mereka, yang awalnya mereka di tolak mentah-mentah. Jika bukan karena mengatakan tentang kalung, kemungkinan mereka sudah di usir pergi.
" kalian? ada apa?" tanya Putri Farfalla yang kaget dengan kedatangan pelayan yang baru saja di temui.
" ini putri " Valmira mengeluarkan buntalan kain yang di dalamnya terdapat sebuah kalung.
" kalung ku!!!" teriak Putri Farfalla senang bukan main.
" dimana kalian menemukannya?" tanya putri Farfalla yang langsung mengambil dan melihat apakah ada yang rusak.
" di tumpukan sampah putri" jawab Fleur.
" untung bisa ketemu" ucap putri Farfalla melihat ke 2 pelayan itu.
" terimakasih, kalian sudah menemukannya" ungkap Putri tulus. Dia akhirnya bisa lega dan tidak perlu mencari alasan-alasan konyol.
" sama- sama putri" jawab Fleur dan Valmira bersamaan.
" kalau begitu kami pamit dulu" ucap Valmira menggandeng tangan Fleur, wanita itu masih menatap kalung itu penuh harap.
putri Farfalla yang masih di landa kelegaan tidak menyahut sama sekali. Dia langsung membawa kalung itu ke dalam kamar untuk di bersihkan.
" kita kehilangan harapan" cicit Fleur saat dalam perjalanan.
" sudahlah mungkin lain kali kita bisa mendapatkan uang banyak sekali" hibur Valmira. Kedua wanita itu langsung menuju tempat kerjanya. Waktu istirahat mereka sudah habis, dan mereka kembali berurusan dengan sampah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 229 Episodes
Comments
ciru
cakeep. Kok Putri gak ucapkan terimakasih san kasih hadiah pada pelayan yg menemukan kalungnya
2023-10-29
1