Semalam telah turun perintah baru mengenai perpindahan tempat peristirahatan para budak. Mereka dengan nyaman bisa merasakan tempat yang nyaman. sama seperti
" malam ini aku tidur sangat nyenyak, kita harus berterimakasih dengan Raja" ucap beberapa budak.
" ku dengar Raja memiliki paras yang tampan, banyak sekali memiliki selir" balas yang lain.
" oh ya, dia begitu baik, pantas saja banyak yang mencintainya" sautan yang lain.
Suasana disana menjadi ramai, tak kala semakin banyak yang bergabung menimpali. Sayangnya berbeda dengan yang lain, Valmira masih sibuk dalam kelelapannya, bahkan Fleur berkali-kali membangunkannya tapi Valmira sama sekali tidak menghuraukan.
" alora!" panggil Fleur sekali lagi.
" sebentar lagi akan ada petugas yang datang, kau segeralah mempersiapkan diri" Fleur menggoyang tubuh Valmira lebih kencang.
" em, aku baru saja tidur" ucap Valmira ngantuk.
" kau sudah tidur sejak kemarin, ayo bangun" Fleur langsung bertindak tegas dengan menarik tubuh Valmira menjadi duduk.
" segera bersihkan dirimu" ucap Fleur ketus saat Valmira membuka mulutnya untuk mengeluh.
Mau tak mau Valmira segera menuju tempat mandi khusus pelayan. Wanita itu tentu saja tidak langsung mandi, dia menyelinap untuk mengambil lumpur yang telah dia sembunyikan sebelumnya.
Setelah siap dia segera membawanya ke tempat pemandian. Saat ini tempat itu sedang kosong, Valmira bisa dengan leluasa membersihkan dirinya. Setelahnya merasa bersih, Valmira segera mengolesi bagian tubuh yang terbuka dengan lumpur. seperti semula, penampilannya sama buruknya dengan sebelumnya.
" kenapa kau lama sekali" ucap Fleur marah. Dia segera menarik tangan Valmira menuju ke halaman.
" petugas sedang dalam perjalanan kemari, semua sudah berbaris di depan" jelas Fleur dalam perjalanan menuju halaman. Valmira bahkan tidak perlu banyak bertanya. mereka dengan segera langsung masuk ke barisan.
" semua bersiap" ucap seorang wanita datang.
" Raja Gyan menyuruh kalian untuk menjadi pelayan kerajaan, kalian akan di berikan upah sesuai dengan pekerjaan yang kalian lakukan" jelasnya. Semua tampak senang, status budak mereka ternyata sudah di ganti.
" kami akan mengatur kalian agar masuk kedalam bagian tertentu" mereka mulai melihat satu persatu. Semua berharap bisa menjadi pelayan istana, khususnya istana raja. Tapi itu tidak mungkin terjadi, pelayan istana jelas memiliki standart tentu.
" 2 baris ini menjadi pelayan dapur. kalian berempat menjadi pembersih area pemandian bawah. Kalian berlima membantu di bagian pos jaga. lalu baris ini menjadi membantu di penjahitan baju. dan kalian berdua khususnya kau yang paling buruk, kalian bertugas membuang sampah" jelas petugas mengatur semua sesuai dengan keinginannya. Dan tentu saja Valmira menjadi yang terakhir di sebutkan, setidaknya dia bersama Fleur.
" sudah bubar. dan segera lakukan tugas kalian" ucap petugas itu. Dan semua segera bersiap. Tak terkecuali dengan Valmira. Di tengah kesibukannya, beberapa orang memandang remeh padanya.
" kau menjadi petugas sampah ya, sepertinya itu sangat cocok denganmu. aromamu dan sampah itu sama-sama bau" ucap salah satu budak dengan sombong.
" hey, apa yang kau sombong kan dengan menjadi pelayan penjahit?" sentak Fleur tidak terima.
" kalian sama-sama bau" balas yang lain.
" kalian...!"
" Fleur sudahlah, jangan perdulikan mereka" larang Valmira, mereka tidak akan mendapatkan apa-apa dengan perkelahian ini. Valmira menahan tubuh Fleur agar tidak menyerang kedua wanita itu.
" pergilah kalian" usir Valmira.
Untung saja budak itu menurut dengan langsung pergi, mungkin mereka sedikit takut dengan wajah marah Fleur yang seakan ingin menelan mereka hidup-hidup.
" sekali lagi kau bicara buruk, akan ku bunuh kalian!!" teriak Fleur memberikan ancaman.
" Fleur, sudah" ucap Valmira sekali lagi.
" kenapa kau diam saja, seharusnya kau mendukungku dan ikut menghajar mereka" ucap Fleur saat sudah melepaskan diri dari cengkraman Valmira.
" untuk apa meladeni mereka, kau sama tidak waras nya jika membalas mereka" balas Valmira yang langsung membuat Fleur terdiam.
" lebih baik kita segera pergi" ajak Valmira. Fleur menurut saja, dia semakin merasa jika Valmira adalah wanita yang bagus budi. Dia selalu memiliki pemikiran sendiri dan tidak peduli dengan omongan orang.
" kau ini selalu saja mengalah" cibir Fleur saat perjalanan menuju tempat kerja.
Tak jauh berbeda dengan apa yang Fleur rasakan, saat ini ibu Suri Raveena tengah berjalan menuju istana Raja dengan perasaan dongkol.
" dimana Raja?!" tanya ibu suri pada Aden.
" Raja sedang tidak ingin dj ganggu, karena masih mengurus dokumen kerajaan" jawab Aden sesuai dengan pesan Raja Gyan.
" ada hal penting yang harus aku bicarakan dengan Raja, kau beritakan kedatanganku" perintah ibu suri.
" mohon maaf, ibu suri.."
" cepat beritakan, aku tidak menerima alasan apapun!" ucap wanita itu dengan nada tinggi.
Aden tak ingin memperpanjang masalah, akhirnya dia mengikuti perintah ibu suri.
" ampun yang mulia, diluar ibu suri ingin bertemu" lapor Aden dengan penuh lemah lembut.
" bukankah aku sudah memberikan pesan padamu?" tanya Raja Gyan datar.
" ibu suri tetap memaksa, yang mulia" balas Aden tak ingin di salahkan.
Gyan menarik nafas panjang, dia harus memberikan peringatan pada wanita itu.
" suruh dia masuk" ucap Gyan terpaksa.
" baik yang mulia" Aden segera pamit.
Raja Gyan beranjak berdiri dan berjalan menuju ruang depan istananya. Dari posisinya dia bisa melihat Raveena masuk dengan wajah kesal.
" yang mulia Raja, apa benar anda yang mengatur para budak menjadi pelayan? " tanya Raveena tanpa basa basi
" duduklah, ibu suri" ucap Gyan mencoba menahan diri. Raja Gyan duduk di sofa, dan diikuti ibu suri yang terlihat masih kesal.
" memang benar, ada masalah?" tanya Gyan datar seperti biasa.
" yang mulia kenapa tidak bertanya pada ibu, semua inikan tugas dan wewenang ibu suri selaku kepala istana Harem" jelas Raveena mengutarakan kekesalannya.
" sudah aku katakan sebelumnya bukan, aku akan menerima hadiah itu asal mengikuti aturan kerajaan" Gyan mulai tidak suka dengan nada bicara ibu tirinya.
" tapi yang mulia, dengan jumlah sebanyak itu. kita bisa menghemat anggaran..."
" seharusnya itu juga yang kau pikirkan sebelum mengadakan pesta penyambutan. jangan di kira setelah aku menyetujui pernikahan ini, kau bisa seenaknya mengaturku. Hubungan kita masih sama, jika bukan karena putri Farfalla yang kau manfaatkan mana sudi aku berbicara denganmu. Ingat!, mau dulu atau sekarang aku tidak suka dia atur, Raveena" terang Gyan sembari memberikan peringatan pada wanita itu.
Ibu suri Ravvena terdiam, dia sepertinya terlalu lancang kali ini. Dia mendadak ciut, seharusnya di tidak bertindak sejauh ini.
" jika kau masih mempersalahkan masalah hadiah itu, aku bisa mengirimnya kembali ke Prysona bersama dengan dirimu" lanjut Gyan, Raveena menelan ludahnya kasar. Dia sudah membangunkannya macan tidur.
" maafkan saya yang mulia" ucap Raveena singkat, terlihat sekali wajah ketakutannya. Tanpa membantah apapun, Raveena segera pamit undur diri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 229 Episodes
Comments
Suyudana Arta
dibuat film sepertinya bagus
2024-12-05
1
ciru
cakeepp
2023-10-29
0