Valmira tak bisa mengendalikan tubuhnya, wanita itu merasakan hawa panas itu berkumpul dalam dadanya. membuat bagian yang lain mulai merasa dingin.
Violet tampak semakin puas tak kala Alvaro dengan cepat meletakkan tangannya beberapa jengkal dari dada Val. Lelaki itu terus mengucapkan mantra sampai terlihat sebuah tetes air kebiruan yang keluar dari dada Val.
" Air jiwanya keluar" guman Violet dengan mata berbinar.
" segera masukkan kotak segel" ucap Violet pada Al. lelaki itu dengan hati-hati memindahkan nya di tengah wadah emas. dan tak berselang lama sebuah api biru muncul, darah dan air jiwa seakan menjadi bahan bakar agar apinya menyala.
" berhasil, berhasil" ucap Violet girang. Wanita itu langsung mendekati Al lalu menciumnya.Val meski setengah sadar dia bisa melihatnya dengan jelas.
" ka kalian akan menerima pembalasan ku'' ucap Val lirih. Lalu seketika penglihatannya gelap.
jdaarrrrrrrr suara halilintar menggelegar. Hujan turun dengan deras mengguyur tanah.
Di tempat lain, tepatnya di kerajaan Garamantian. Gyan menatap jendela di menara kastilnya. Lelaki itu menatap bulan yang bersinar sedikit kemerahan.
" yang mulia, kita mendapat surat balasan dari kerajaan Prysona" ucap pengawalnya.
" apa ibu suri Raveena yang mengawalinya?" tanya Gyan.
"kemungkinan seperti itu" jawab Aden, pengawal setianya.
" baiklah" jawab Gyan dengan datar.
Aden kemudian undur diri. Gyan masih betah menatap bulan, dia sebagai keturunan asli darah Reuben dapat merasakan sihir milik pusaka Api sedang di mengeluarkan energinya . Entah siapa yang menggunakannya, namun Gyan yakin telah terjadi kekacauan di bumi Azerbaza ini.
" Gyan, kemarilah" ucap ibu suri sedang berada di ruangan miliknya. Gyan mengikuti saja, dia baru saja kembali dari menara kastil kerajaan. Raveena bukanlah ini kandungnya. Dia adalah selir Agung ayahnya semasa hidup. Gyan tidak terlalu memperhatikan apa yang wanita itu lakukan. Asal tidak terlalu mencampuri urusannya dia tidak akan bertindak.
" Surat dari kerajaan Prysona sudah datang, mereka mengirim surat perjanjian pernikahan" suara Raveena tampak sangat senang.
" apa yang kau mulai?" tanya Gyan dingin.
" aa.aku Tidak, " jawab Raveena gagap.
" kau lihatlah dulu suratnya" Raveena memberikan surat itu Kepada Gyan yang masih berdiri di depannya.
Gyan menerima dan membukanya dengan pelan, lelaki itu membacanya tanpa ekspresi apapun.
" bagaimana? kau setuju kan?" tanya Raveena.
" tidak ada pernikahan seperti yang mereka inginkan. Garamantian masih bisa mengatur urusannya sendiri" Gyan meletakkan surat itu di atas meja.
" tapi Gyan, kau masih ingat bukan dengan Shana. Wanita yang sering kemari saat waktu kecil. Apalagi dia sudah tau trauma yang kau derita. Dia tidak akan memaksamu. Dia berjanji akan menjadi ratumu dan meringankan bebanmu" rayu Raveena.
" Jadi selama ini kau memberinya kabar kepadanya?" tanya Gyan menyelidik.
" ti tidak, bukan itu maksudku. Aku bilang mungkin dia akan mengerti keadaanmu. Dia wanita yang berkelas dan sudah biasa mengurusi masalah harem dan kerajaan" jelas Raveena yang sudah keceplosan sebelumnya.
" tidak, Raveena" tegas Gyan lalu berjalan meninggalkan ruang depan.
" Gyan, jangan seperti ini terus. meski kau memiliki puluhan selir kau harus mencari seorang ratu" Raveena mengikuti Gyan masuk ke ruang kerjanya.
" berhenti ibu suri" Aden langsung menghadang. Sesuai dengan peraturan tidak ada yang boleh memasuki ruangan ini.
" iist. kau ini. aku masih ingin berbicara dengan Gyan" Raveena kesal.
" maaf ibu suri, ini merupakan perintah raja" jawab Aden sambil menundukkan kelapanya.
" ah kau ini sama saja dengannya" Raveena pergi dengan perasaan dongkol.
Didalam ruang kerjanya Gyan terpancing dengan perkataan Raveena mengenai trauma nya. Trauma yang membuatnya tidak bisa leluasa menyentuh wanita seperti lelaki normal. Dia selalu merasa jijik dengan wanita yang dengan bersemangat melemparkan tubuh padanya. Kejadian yang sering dia lihat saat ayahnya menjabat sebagai raja, ini sangat membekas dalam jiwanya. Merusak nalurinya dan membuat fisiknya tersiksa. Meski begitu untuk membenci ayahnya sendiri Gyan masih belum mampu.
" yang mulia, obat anda" Aden masuk sambil membawa sebuah ramuan.
Gyan menatapnya dengan datar, sudah 5 tahun dia mengonsumsi obat ini. Ramuan yang berguna untuk menekan nafsu lelaki-lakiannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 229 Episodes
Comments
ciru
caKeep
2023-10-29
1
ciru
cakeep
2023-10-29
0
$uRa
salam..baca ahh
2023-05-07
1