Incaran jenglot

Pertandingan saung ayam pun mulai berlangsung, Jalu ayam jago Trisno pun mulai beraksi.

“Ayo Jalu, kalahkan mereka semua!” Seru Trisno.

Selang beberapa menit Jalu pun dapat mengalahkan semua ayam jago di sana tanpa kecuali.

Hal ini membuat Trisno menang banyak, atas kemenangannya. Para juragan pun kalah bertanding dengan Trisno.

Para pemain dan penonton pun telah bubar, Trisno pun segera masuk ke mobilnya untuk pulang namun saat Trisno ingin pulang.

Dirinya membagikan komisi kepada Iwan dan Usup.

“Ini komisi buat kalian berdua, cukup kan. Rawat Jalu baik-baik agak dia terus menerus menang,” ucap Trisno memperingati mereka.

“Siap Bos,” sahut serentak Iwan berserta Usup.

Setelah membagikan hasil kemenangan kepada kedua anak buangnya Trisno pun masuk ke dalam mobil menuju rumah, terlihat hari pun mulai menjelang malam.

  Sesampainya di rumah Trisno, Lasmi yang sedang duduk di ruang tamu menegur Trisno.

“Bagaimana Mas, apa kau menang hari ini,” tanya Lasmi.

“Iya aku menang banyak hari ini, si Jalu sangat hebat. Ini bagian untuk mu, aku ingin mandi terlebih dahulu,” ucap Trisno yang meninggalkan Lasmi.

Trisno pun pergi ke kamar mandi. Setelah selesai mandi mereka bertiga menikmati makan malam bersama-sama yang di masak oleh Lasmi.

Di meja makan Trisno, Lasmi, serta Tini sedang menikmati makan malam mereka sembari berbincang santai.

“Di mana Surti mengapa tidak di ajak makan bersama saja?” tanya Tini.

“Surti sudah tidur Bu, tadi aku ingin memanggilnya untuk makan malam bersama tapi setelah aku buka pintu kamarnya, dia sedang tertidur dengan sangat pulas,” ujar Lasmu yang menjelaskan kepada Tini.

“Oh ya sudah jika begitu,” sahut Tini.

Beberapa menit telah berlalu mereka pun telah selesai menikmati makan malamnya.

Setelah selesai makan malam mereka bertiga pun masuk ke kamar masing-masing namun tidak dengan Trisno.

Trisno mulai mempersiapkan ritualnya kembali karena malam ini adalah malam jumat.

Setelah semuanya sajen telah Trisno siapkan Trisno mulai menjalankan ritual pemberian makan kepada jenglot peliharaannya.

Sajen di letakan di atas meja kamar yang layan besar di tengah-tengah sajen tersebut di letakan kan kotak kayu yang beri jenglot. 

Kotak kayu yang berisi jenglot itu di buka oleh Trisno lalu Trisno mulai mengambil sepihan kemeyan yang di letakan di atas tungku yang berisi bara apa, seketika serpihan kemenyan itu menjadi gumpalan asap yang tipis.

Lalu setelah itu Trisno mengambil jarum dan menusukkan jari telunjuknya, tetesan darah segar yang keluar dari luka tusukan jarum pun Trisno teteskan ke mulut sang Jenglot.

Jenglot itu seperti sedang kehausan akan darah tetesan darah Trisno seketika habis di serapnya.

Setelah mengisap tetesan darah Trisno mata jenglot itu seperti menyala warna merah pertanda Si Jenglot telah berhasil ia panggil. Setelah ituTrisno pun melanjutkan ritualnya kembali.

Ayam cemani yang masih hidup yang telah ia siapkan, Trisno ambil lalu mengarahkan leher ayam tersebut ke mulut jenglot.

Setelah itu Trisno mengambil pisau di sampingnya dan menyayat leher ayam cemani itu. Seketika darah segar yang keluar dari leher ayam cemani itu.

“Minumlah darah ini yang banyak jenglot, kau haus bukan,” ucap Trisno berbicara kepada jenglot peliharaannya.

Jenglot itu menyeram habis darah ayam cemani yang jatuh di tubuhnya.

Trisno yang telah memberikan darah ayam cemani itu lalu meletakan ayam itu di samping sang jenglot barulah Trisno pergi dari kamar ritualnya tersebut.

Trisno yang telah berada di luar kamar mengunci kembali kamar ritualnya agar tidak sembarangan orang yang masuk kecuali dirinya.

Pintu pun telah selesai dikunci oleh Trisno, ia pun lalu menuju kamarnya untuk beristirahat.

Sesampainya di dalam kamar Trisno menghampiri Lasmi yang tengah tertidur dengan sangat pulasnya.

Trisno pun merebahkan tubuhnya di samping Lasmi, sayup -sayu mata Trisno mulai mengantuk dan akhirnya Trisno pun tertidur dengan lelap.

*** 

Beberapa jam telah berlalu keadaan rumah Trisno sangat sepi semua orang yang berada di dalam rumah Trisno telah tertidur dengan lelap.

Jam pun sudah menunjukkan pukul 02.00.

Surti yang tiba-tiba terbangun merasakan ingin buang air kecil, Surti pun segera bergegas berdiri dari tempat tidurnya menuju kamar mandi yang leraknya di dapur.

Sementara kamar Surti sendiri letaknya di belakang dekat dengan dapur.

Saat Surti sudah keluar dari kamarnya dan ingin berjalan ke dapur Surti di kejutkan sesosok penampakan sang Jenglot yang  sedang berada di pojok dapur dekat tempat mencuci piring.

Surti yang melihat Jenglot itu dengan tubuh yang hitam tinggi seta mata yang merah di tambah taring panjangnya dan darah yang menempel di mulut dan taring membuat kesan jenglot itu menjadi sangat menyeramkan.

Sutri yang kala itu terkejut melihat sosok sang jenglot pun berteriak dan pingsan.

Saat Surti pingsan sang jenglot menghampiri dirinya lalu mengendus perut Surti seolah mengetahui ada janin di dalam perut Surti.

Namun tak berselang lama Tini yang mendengar suara Surti pun keluar dari kamar lalu mendatangi Surti.

Sang jenglot yang mengetahui akan ada orang yang datang, jenglot itu pun menghilang.

Tini yang melihat Surti tergeletak di lantai pun berteriak meminta pertolongan.

“Tolong! Tolong! Tolong!” teriak Tini.

Teriakan Tini membuat Trisno dan Lasmi bangun dari tidurnya.

“Mas ibu,” ucap Lasmi memberitahukan Trisno.

“Iya aku pun mendengarnya Lasmi.”

“Ayo kita lihat ibu Mas,” ajak Lasmi.

Mereka berdua pun bergegas keluar dari kamar mendatangi Tini.

 

Episodes
1 Perkenalan
2 Rencana pergi ke hutan Kawi
3 Warung kopi
4 Penunggu hutan Kawi
5 Ritual
6 Ritual 2
7 Kebengisan Herman
8 Sajen
9 Kematian
10 Kemenangan Trisno
11 Syarat dari nyai Asih
12 Roda berputar
13 Kehidupan Trisno berubah
14 Berhubungan dengan Nyai Lasmi
15 Penampakan Jenglot
16 Pindah ke Desa
17 Kedatangan Surti
18 Suara dari kamar ritual
19 Incaran jenglot
20 Teror terhadap Surti
21 Pertolongan Mbah Minah
22 Rencana tumbal bayi kembar
23 Surti kabur
24 Meninggalnya bayi Surti
25 Di pasung
26 Tumbal
27 Tawaran bisnis baru
28 Kemarahan Trisno kepada Surti
29 Menuju pertambangan
30 Kebejatan Trisno
31 Percobaan Bunuh diri
32 Kejahatan Trisno
33 Kehamilan kedua Surti
34 Ritual memberi makan Jenglot
35 Vonis Dokter Untuk Lasmi
36 Mencari seorang bayi
37 Pengganti bayi Surti
38 Pemeriksaan Kandungan Surti
39 Jenglot menagih Tumbal
40 Teror sang Jenglot
41 Kekhawatiran Trisno
42 Tumbal berikutnya
43 Akal Jahat Trisno
44 Santet Jenglot
45 Meninggalnya Lasmi
46 Pesaing Baru
47 Pesaing Baru
48 Kelicikan Trisno terhadap Sobari
49 Hutan terlarang
50 Ditolong oleh Leluhur
51 Santet
52 Pencarian Gadis Perawan
53 Pencarian Sari si Kembang Desa
54 Sepuluh tahun kemudian
55 Kasus Hilangnya Sari
56 Kabar bahagia
57 Mimpi buruk Bayu
58 Jangan dekati kamar itu!
59 Perjanjian
60 Di tutupnya kasus kematian Sari
61 Mimpi buruk Ningsih
62 Hilangnya kandungan Ningsih.
63 Pergi ke Dokter
64 Pertemuan Trisno dengan sang Biduan
65 Teror nyai Asih
66 Mimpi yang sama
67 Kontak Batin Gendis dan Surti
68 Amarah Trisno
69 Keinginan Trisno kawin lagi
70 Pertikaian
71 Target
72 Amukan Ningsih
73 Kejadian 15 tahun yang lalu
74 Bayi laki-laki yang di buang
75 Mimpi buruk
76 Meminta bantuan
77 Kepergian Ningsih dan Sari
78 Mulai terkuak kebenaran
79 Melenyapkan Jenglot
80 Akhir Kisah Trisno
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Perkenalan
2
Rencana pergi ke hutan Kawi
3
Warung kopi
4
Penunggu hutan Kawi
5
Ritual
6
Ritual 2
7
Kebengisan Herman
8
Sajen
9
Kematian
10
Kemenangan Trisno
11
Syarat dari nyai Asih
12
Roda berputar
13
Kehidupan Trisno berubah
14
Berhubungan dengan Nyai Lasmi
15
Penampakan Jenglot
16
Pindah ke Desa
17
Kedatangan Surti
18
Suara dari kamar ritual
19
Incaran jenglot
20
Teror terhadap Surti
21
Pertolongan Mbah Minah
22
Rencana tumbal bayi kembar
23
Surti kabur
24
Meninggalnya bayi Surti
25
Di pasung
26
Tumbal
27
Tawaran bisnis baru
28
Kemarahan Trisno kepada Surti
29
Menuju pertambangan
30
Kebejatan Trisno
31
Percobaan Bunuh diri
32
Kejahatan Trisno
33
Kehamilan kedua Surti
34
Ritual memberi makan Jenglot
35
Vonis Dokter Untuk Lasmi
36
Mencari seorang bayi
37
Pengganti bayi Surti
38
Pemeriksaan Kandungan Surti
39
Jenglot menagih Tumbal
40
Teror sang Jenglot
41
Kekhawatiran Trisno
42
Tumbal berikutnya
43
Akal Jahat Trisno
44
Santet Jenglot
45
Meninggalnya Lasmi
46
Pesaing Baru
47
Pesaing Baru
48
Kelicikan Trisno terhadap Sobari
49
Hutan terlarang
50
Ditolong oleh Leluhur
51
Santet
52
Pencarian Gadis Perawan
53
Pencarian Sari si Kembang Desa
54
Sepuluh tahun kemudian
55
Kasus Hilangnya Sari
56
Kabar bahagia
57
Mimpi buruk Bayu
58
Jangan dekati kamar itu!
59
Perjanjian
60
Di tutupnya kasus kematian Sari
61
Mimpi buruk Ningsih
62
Hilangnya kandungan Ningsih.
63
Pergi ke Dokter
64
Pertemuan Trisno dengan sang Biduan
65
Teror nyai Asih
66
Mimpi yang sama
67
Kontak Batin Gendis dan Surti
68
Amarah Trisno
69
Keinginan Trisno kawin lagi
70
Pertikaian
71
Target
72
Amukan Ningsih
73
Kejadian 15 tahun yang lalu
74
Bayi laki-laki yang di buang
75
Mimpi buruk
76
Meminta bantuan
77
Kepergian Ningsih dan Sari
78
Mulai terkuak kebenaran
79
Melenyapkan Jenglot
80
Akhir Kisah Trisno

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!