“Mas, Herman meninggal,” ucap Lasmi dengan senyum tipis menghiasi wajahnya.
“Ha-ha-ha, Bagus ternyata Jenglot itu benar-benar terbukti Lasmi.”
“Apa yang kamu minta tadi malam Mas, kepada jenglot itu?”
“Aku hanya meminta bunuh Herman dan jenglot itu memberikan nomor togel untukku, seperti yang di perintahkan nyai Asih. Aku harus minta nomor togel terlebih dahulu,” Trisno yang menjelaskan kepada Lasmi.
“Baguslah jika begitu Mas, hukuman itu pantas untuk Herman,” sahut Lasmi dengan penuh kebencian terhadap Herman.
“Oh ya kalau begitu aku ingin melihat dulu ke dapur Lasmu,” ucap Trisno beranjak dari tempat tidurnya.
“Aku ikut Mas!” teriak Lasmi.
Mereka berdua beranjak dari tempat tidur mereka dan pergi keluar kamar.
Setelah keluar dari kamar Trisno berserta Lasmi berjalan menuju dapur.
Mereka berdua sangat terkejut melihat darah yang berwarna hitam yang di hasilkan oleh ayam hitam atau ayam cemani.
Begitu bayak tetesan darah di lantai serta bulu-bulu ayam cemani yang rontok namun, tidak terlihat lagi wujud dari ayam tersebut.
Trisno mulai mendekati sajen yang tadi malam ia berikan kepada sang jenglot.
Saat Trisno mendekati sesaji atau sajen itu Trisno di buat fokus oleh sebuah kertas putih yang tadi malam awalnya kosong sekarang terlihat nomor di kertas putih.
Nomor yang ada di kertas putih itu di tulis menggunakan darah ayam cemani.
“Lasmi coba liat kertas ini!” ucap Trisno yang sangat terkejut memberitahukan kepada sang istri.
“Iya Mas, kenapa?” Lasmi yang masih bingung.
“Tadi malam aku menaruh kertas kosong di sini dan sekarang kertas ini ada nomornya, coba kamu liat Lasmi nomor empat angka 5038,” Trisno yang menjelaskan kepada Lasmi.
Lasmi yang mencoba memperhatikan kertas itu sangat terkejut, walaupun di tulis menggunakan darah ayam cemani namun begitu sangat jelas bagi mereka berdua yang melihatnya.
“Iya Mas benar itu nomor, kalau begitu jenglot ini benar-benar hebat Mas,” sahut Lasmi yang terkesima.
“Belum tentu aku mau membuktikannya sekali lagi, jika memang jenglot ini benar-benar sakti nomor empat angka ini akan tembus,” ucap Trisno kepada Lasmi.
“Iya Mas.”
“Tapi di kantongku sisa uang tinggal 100ribu, ini 50 untuk kamu belanja biar aku pasang 50 saja. Aku juga mau ke rumah Roy untuk memasang nomor togel dulu,” ucap Trisno bergegas pergi sembari memberikan uang kepada Lasmi.
“Kamu tidak sarapan dulu Mas?” tanya Lasmi.
“Tidak usah,” sahut Trisno yang mulai berjalan keluar rumah menuju rumah Roy.
Roy adalah bandar judi togel di gang tempat Trisno tinggal.
Trisno mulai berjalan menuju rumah Roy jarak antara rumah Roy dengan rumah Trisno tidak terlalu jauh hanya berjarak 500 meter sudah sampai di rumah Roy.
Roy yang berprofesi sebagai badar judi, ia juga punya perkerjaan lain untuk menutupi pekerjaannya yang ilegal tersebut Roy mempunya bengkel mobil di samping rumahnya.
Sesampainya Trisno di bengkel Roy, terlihat Roy tengah sibuk beserta beberapa anak buahnya sedang mengerjakan mobil yang rusak berat akibat kecelakaan.
“Roy!” pekik Trisno memanggil Roy.
“Wah, lama sekali kau tidak kesini Trisno?” tanya Roy.
“Iya Roy, aku lagi pusing jadi jarang main ke sini.”
“Roy aku mau pasang nih,” ucapnya.
“Ya udah ayo masuk,” ajak Roy.
Trisno pun mengikuti Roy masuk ke dalam rumah, Roy mengambil sebuah buku untuk mencatat nomor yang akan di pasang oleh Trisno.
“Pasang berapa angka nih?”
“5038,” ucap Trisno sambil menyodorkan uang 50.000 rupiah.
“Wih banyak duit kau Trisno. Kalau masuk satu angka saja banyak duit nanti kau ha-ha-ha,” ucapnya sambil mencatat nama Trisno beserta angkanya.
“Ini masuk semua nanti,” celetuk Trisno.
“Ha-ha-ha, kalau masuk semua bisa beli mobil kau Trisno,” ucap Roy.
“Semoga saja Roy, ya sudah aku mau pulang dulu,” ucap Trisno.
Trisno pun pergi meninggalkan bengkel Roy dan berjalan menuju rumahnya.
Sesampainya Trisno di rumah ia pun langsung berlari ke dapur, Trisno lupa menyimpan kotak beri jenglot di kamarnya.
“Lasmi! Lasmi!” pekik Trisno mencari sang istri.
Lasmi yang sudah pergi ke pasar sedari tadi Trisno keluar.
‘Di mana jenglot itu berada aku lupa menyimpannya tadi semoga sudah di simpan oleh Lasmi, apa mungkin di taruhnya di kamar,' gumam Trisno berjalan menuju kamarnya mencari kotak kayu berisi jenglot piaraannya.
Sesampainya Trisno di dalam kamarnya Trisno melihat sebuah kotak kayu berada di atas mejanya.
Trisno pun menghampiri kota kayu tersebut di atas meja kamarnya.
“Rupanya kau di sini jenglot, aku sudah panik jika kau tidak ada, bagai mana kelanjutan hidupku nanti bisa aku gagal kaya jenglot,” ucap Trisno membuka kotak kayu tersebut seakan-akan sedang berbicara dengan jenglotnya.
“Oh ya aku sudah membeli nomor yang telah kau beri, semoga kau benar-benar bisa membantu aku menjadi kaya wahai jenglot,” ucap Trisno kembali kepada jenglot peliharaannya.
Trisno yang telah selesai mengajak Jenglot itu berbicara ia pun segera menyimpan kotak kayu berisi jenglot itu ke dalam laci meja kamarnya.
Walau pun jenglot itu tidak bicara atau bergerak Trisno tetap saja mengajak jenglot itu berbicara.
Jenglot itu akan berubah menjadi makhluk yang mengerikan di kala malam hari jenglot itu tidak ada di dalam kotak kayu yang mungkin sebagai rumahnya, namun jika di kala siang hari jenglot itu akan berubah menjadi sebuah patung yang kecil yang sesekali bisa mengerakkan kepalanya ke kanan dan ke kiri.
***
Di malam harinya ketika Trisno beserta Lasmi sedang bersantai di dalam kamarnya, tiba-tiba ada seseorang yang mengetuk pintu kontrakannya.
“Trisno! Trisno!” pekik Roy sembari mengeruk pintu kontrakan Trisno.
Lasmi yang mendengar ada seseorang memanggil suaminya pun segera memberitahukan Trisno.
“Mas ada yang mengetuk pintu memanggil kamu, Mas?” ucap Lasmi.
“Oh iya mungkin saja itu Roy,” ujar Trisno yang bergegas beranjak pergi dari tempat tidurnya.
Trisno pun berjalan keluar kamar menuju pintu utama.
Sesampainya di pintu utama Trisno membukakan pintu, dan ternya itu adalah Roy.
“Lama banget sih Trisno buka pintunya kamu mau duit gak?” ujar Roy yang bercanda.
“Ya mau lah Roy gak ada orang yang gak mau duit, yuk masuk Roy,” ajak Trisno.
Mereka berdua pun berjalan menuju ke ruang tamu duduk di sana sembari mengobrol santai.
“Tunggu bentar Roy, Lasmi! Lasmi! Tolong bikinin minuman,” pekik Trisno.
“Iya Mas,” sahut Lasmi yang bergegas pergi ke dapur.
Roy pun duduk di ruang tamu rumah Trisno.
“Trisno kau habis dapat nomor dimana? Nyari di kuburan ya?” tanya Roy.
“Ah mana berani aku ke kuburan. Aku cuma mimpi tadi malam dan di mimpiku itu muncul nomor itu. Ya langsung aju pasang lah siapa tahu hoki.”
“Gila memang kau Trisno. Nih kamu menang banyak hari ini.”
Roy menyerahkan uang yang telah di masukkan ke dalam ampop. Amplop itu sangat tebal, hal itu membuat Trisno semringah.
“Wah nomorku masuk berapa ini?” tanya Trisno.
“Semua masuk. Menang kau Trisno.”
“Hah beneran ini. Lasmi! Lasmi!” panggil Trisno.
“Iya tunggu sebentar Mas,” ucap Lasmi sambil membawa 2 gelas teh hangat.
“Ada apa sih Mas, teriak-teriak gitu?”
“Lasmi. Nomorku masuk semua. Kita kaya Lasmi ... Kita kaya!”
Lasmi dan juga Trisno tertawa girang, Trisno membuka isi dari amplop itu.
Terlihat beberapa gepok uang pecahan 100.000 di dalam amplop itu.
“Mas uangnya banyak banget, besok aku mau beli kalung emas.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Nhamee
ini baru beberapa hari....ntar giliran udah 3 thn mulai resah....dan. gelap mata
2024-06-06
0
Kustri
kira" brp jmlh uang'a🤔
2024-05-11
1
Desy Rs Azuz
Dan awal kehancuran dimulai
2023-05-01
0