Ritual 2

“Ta-tapi nyai,” ucap Trisno yang gugup.

“Jika kau ingin keinginanmu bisa terwujud lakukan saja perintahku,” kertak nyai Asih.

Trisno pemuda baik-baik ia tidak pernah melakukan hal yang tidak baik sebelumnya namun karena kebutuhan perekonomian membuatnya harus mengikuti perintah nyai Asih. 

Trisno mulai melakukan apa yang di perintahkan oleh nyai Asih membuka bajunya.

“Layani aku!” ucap Nyai Asih.

Nyai Asih mulai membuka semua baju yang ia kenakan hingga tidak ada sehelai kain pun yang menutupi tubuhnya.

Terlihat lekukkan tubuh nyai Asih serta dua buang gunung kembarnya yang masih kencang.

Di hati Trisno sendiri ada rasa bersalah kepada sang istri ketika dirinya mulai melayani nafsu sang nyai.

Tubuh mereka berdua di tutupi oleh selembar selimut tipis.

Trisno yang hanya terdiam ketika dirinya ingin melayani nyai Asih.

“Cepat! Layani Aku!” bentak nyai Asih.

Mau tidak mau akhirnya Trisno pun mulai mencoba melayani nyai Asih.

Hingga ******* nyai Asih terdengar oleh Lasmi yang berada di luar pintu kamar.

Lasmi yang sangat penasaran pun ingin mengetahui apa yang sebenarnya mereka berdua lakukan.

Lasmi mulai mendekati pintu kamar yang terbuat dari kayu tersebut, lalu mencari celah untuk mengintip mereka berdua.

Lasmi mulai mengintip mereka berdua yang berada di dalam kamar di celah pintu, masih terlihat dengan sangat samar apa yang mereka lakukan.

Namun ******* nyai Asih yang mulai kencang membuat Lasmi tidak kuasa menahan rasa penasarannya.

Lasmi memfokuskan apa yang ia lihat di celah pintu kayu.

Barulah terlihat dengan jelas suaminya tanpa busana yang sedang berada di atas tubuh nyai Asih.

Nyai Asih begitu menikmati gerakan Trisno suaminya, Lasmi yang melihat pandangan yang tidak pantas itu hanya bisa menangis.

Dirinya ingin sekali memberontak, namun mengingat hari sudah malam dan makhluk menyeramkan itu masih berada di luar Lasmi hanya bisa mengurungkan niatnya.

Ia hanya dapat meneteskan air mata ketika Trisno meniduri wanita selain dirinya.

‘Mas Trisno,' batin Lasmi yang sangat sakit. 

Lasmi tak kuasa melihat sang suami melakukan hal semacam itu ia pun akhirnya menghentikan mengintip Trisno di balik celah pintu kamar.

Lasmi terduduk di lantai air mata yang ia bendung tidak dapat ia tahan lagi hingga meneteskan air mata.

Satu jam kemudian nyai Asih yang telah merasa puas akan layanan dari Trisno pun mengakhiri permainan mereka.

Mereka berdua memasang baju yang telah mereka lepas. Setelah semua pakaian terpasang nyai Asih beserta Trisno pun keluar dari kamar itu.

Sementara Lasmi yang melihat sang suami keluar beserta nyai Asih pun segera mengusap air matanya.

Setelah ritual ke dua telah berhasil di lakukan oleh Trisno, tinggallah satu ritual lagi yang harus mereka selesaikan.

“Ikut denganku tinggal satu ritual lagi yang harus kalian kerjakan,” ucap nyai Asih.

“Iya Nyai,” sahut Trisno.

Mereka pun berjalan mengikuti nyai Asih di belakang hingga akhirnya mereka berdua masuk kembali ke kamar tempat ritual nyai Asih.

Nyai Asih mengambil sebuah kotak kayu di dalam lemari yang berada di kamar ritual itu.

Kotak kayu yang berukuran sedang sebesar bungkus Mei istan, nyai Asih membawa kotak tersebut lalu duduk kembali di tempatnya semula.

Setelah itu nyai Asih meletakkan kotak kayu tersebut di depannya di dekat tungku perapian, nyai Asih pun membuka kotak kayu tersebut terlihat sebuah benda berwarna hitam kecil dengan rambut yang panjang serta kuku tangan serta taring yang sangat panjang.

Trisno yang belum pernah melihat benda itu pun menanyakan kepada nyai Asih.

“Apa itu nyai?” tanya Trisni.

“Benda ini di namakan JENGLOT, yang akan membantu untuk mencapai keinginanmu menjadi kaya,” ujar nyai Asih yang menjelaskan kepada Trisno.

Setelah itu nyai Asih mengambil serpihan kemeyan akan di letakan di tungku perapian yang di dalamnya terdapat bara api. Saat serpihan kemeyan itu berubah menjadi gumpalan asap yang tipis Lalu nyai Asih pum mengambil jenglot tersebut dari dalam kotak kayu.

Jenglot itu di asap-asapkan di atas tungku perapian sembari membacakan matra.

Setelah di rasa telah cukup nyai Asih mengembalikan jenglot tersebut ke dalam kotak kayu tadi.

“Ulur kan jari tengah kalian berdua!” perintah nyai Asih.

Mereka berdua pun segera mengikuti perintah nyai Asih.

Nyai Asih mengambil sebuah jarum di depannya lalu menusukkan jarum tersebut ke jari tengah mereka berdua.

Terlihat darah segar saat nyai Asih menusukkah jarum ke jari tengah mereka berdua.

“Teteskan darah kalian ke mulut jenglot ini!” nyai Asih yang memerintahkan mereka kembali.

Tanpa pikir panjang Trisno beserta Lasmi langsung meneteskan darah mereka masing-masing ke mulut jenglot tersebut.

Fenomena aneh pun terlihat oleh mereka berdua, jenglot itu tidak terlihat bergerak namun darah mereka berdua yang menetes di mulut jengkot tersebut seperti di hisapnya.

Terlihat tidak ada noda sama sekali di mulut jenglot itu.

“Ritual kalian telah selesai, ambillah jenglot ini, dan berikan dua makan, setiap malam jumat kalian harus memberi sajen lengkap beserta ayam cemani yang masih hidup letakan di kamar khusus berikan pencahayaan berupa satu buah lilin saja. Kau bisa minta apa saja kepada jenglot ini namun saranku mintalah sebuah nomor togel untuk awal modalmu nanti berikan sajen yang cukup yang telah aku katakan tadi dan sebuah kertas kosong kalian tidak boleh berada di dalam kamar itu sebelum matahari terbit apa kalian mengerti?” Pekik nyai Asih.

“Kami mengerti nyai,” sahut Trisno.

“Bagus jika begitu, ada satu hal lagi yang paling penting setiap tiga tahun sekali kalian harus memberikan jenglot ini tumbal berupa bayi yang baru lahir.”

“Bayi baru lahir? Bagaimana kami mencarinya nyai?” ucap Lasmi yang bingung.

“Itu urusan kalian, kalian berdua sudah terikat dengan jenglot ini dengan darah kalian, mau tidak mau kalian harus memenuhi syaratnya jika tidak kalian berdua yang akan menjadi tumbalnya!” nyai Asih yang menjelaskan kepada mereka berdua.

Penjelasan nyai Asih membaut mereka berdua merasa takut, namun mau tidak mau mereka berdua harus menjalani semua ini karena mereka sendiri pun sudah terikat oleh jenglot tersebut.

“Ambilah jenglot ini simpan ruangan khusus, dan jagalah baik-baik jangan ada orang lain yang mengetahui jenglot ini kalian mengerti! Malam ini sebaiknya kalian berdua bermalam di rumahku, besok pagi kalian bisa pulang, karena di luar sana jika malam hari sangat berbahaya untuk kalian,” nyai Asih memberikan saran untuk mereka berdua.

“Ba-baik nyai, kami mengerti” sahut Trisno mengambil kotak kayu tang berisi jenglot di tangan nyai Asih.

Setelah itu Trisno beserta Lasmi pun di antar di ke kamar khusus tamu oleh nyai Asih.

Mereka berdua masuk ke kamar tersebut  mendatangi tempat tidur yang beralas kasur kapuk.

Trisno beserta Lasmi pun mulai merebahkan di tempat di kasur kapuk tersebut.

Hari semakin larut jam pun telah menujukan waktu tengah malam Trisno yang merasakan sangat lelah menempuh perjalanan jauh pun akhirnya tertidur pulas.

Sementara Lasmi tidak bisa memejamkan matanya karena Lasmi masih teringat-ingat bayangan Trisno yang sedang bermain dengan nyai Asih.

Namun Lasmi mencoba untuk berdamai dengan hatinya, Lasmi mencoba berpikir positif dan percaya kepada Trisno jika Trisno melakukan hal itu hanya berdasarkan mengujudkan keinginannya menjadi kaya raya.          

 

Bersambung dukungannya sekilasnya ya gaes nantikan cerita selanjutnya terima kasih  

     

Terpopuler

Comments

Nhamee

Nhamee

apa itu yang membuat nyi asih awet muda🤔🤦‍♀️🤦‍♀️

2024-06-06

0

Desy Rs Azuz

Desy Rs Azuz

Awal kehancuran adalah perselingkuhan

2023-05-01

1

O Z

O Z

Waah menang banyak si Trisno..

2023-03-11

0

lihat semua
Episodes
1 Perkenalan
2 Rencana pergi ke hutan Kawi
3 Warung kopi
4 Penunggu hutan Kawi
5 Ritual
6 Ritual 2
7 Kebengisan Herman
8 Sajen
9 Kematian
10 Kemenangan Trisno
11 Syarat dari nyai Asih
12 Roda berputar
13 Kehidupan Trisno berubah
14 Berhubungan dengan Nyai Lasmi
15 Penampakan Jenglot
16 Pindah ke Desa
17 Kedatangan Surti
18 Suara dari kamar ritual
19 Incaran jenglot
20 Teror terhadap Surti
21 Pertolongan Mbah Minah
22 Rencana tumbal bayi kembar
23 Surti kabur
24 Meninggalnya bayi Surti
25 Di pasung
26 Tumbal
27 Tawaran bisnis baru
28 Kemarahan Trisno kepada Surti
29 Menuju pertambangan
30 Kebejatan Trisno
31 Percobaan Bunuh diri
32 Kejahatan Trisno
33 Kehamilan kedua Surti
34 Ritual memberi makan Jenglot
35 Vonis Dokter Untuk Lasmi
36 Mencari seorang bayi
37 Pengganti bayi Surti
38 Pemeriksaan Kandungan Surti
39 Jenglot menagih Tumbal
40 Teror sang Jenglot
41 Kekhawatiran Trisno
42 Tumbal berikutnya
43 Akal Jahat Trisno
44 Santet Jenglot
45 Meninggalnya Lasmi
46 Pesaing Baru
47 Pesaing Baru
48 Kelicikan Trisno terhadap Sobari
49 Hutan terlarang
50 Ditolong oleh Leluhur
51 Santet
52 Pencarian Gadis Perawan
53 Pencarian Sari si Kembang Desa
54 Sepuluh tahun kemudian
55 Kasus Hilangnya Sari
56 Kabar bahagia
57 Mimpi buruk Bayu
58 Jangan dekati kamar itu!
59 Perjanjian
60 Di tutupnya kasus kematian Sari
61 Mimpi buruk Ningsih
62 Hilangnya kandungan Ningsih.
63 Pergi ke Dokter
64 Pertemuan Trisno dengan sang Biduan
65 Teror nyai Asih
66 Mimpi yang sama
67 Kontak Batin Gendis dan Surti
68 Amarah Trisno
69 Keinginan Trisno kawin lagi
70 Pertikaian
71 Target
72 Amukan Ningsih
73 Kejadian 15 tahun yang lalu
74 Bayi laki-laki yang di buang
75 Mimpi buruk
76 Meminta bantuan
77 Kepergian Ningsih dan Sari
78 Mulai terkuak kebenaran
79 Melenyapkan Jenglot
80 Akhir Kisah Trisno
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Perkenalan
2
Rencana pergi ke hutan Kawi
3
Warung kopi
4
Penunggu hutan Kawi
5
Ritual
6
Ritual 2
7
Kebengisan Herman
8
Sajen
9
Kematian
10
Kemenangan Trisno
11
Syarat dari nyai Asih
12
Roda berputar
13
Kehidupan Trisno berubah
14
Berhubungan dengan Nyai Lasmi
15
Penampakan Jenglot
16
Pindah ke Desa
17
Kedatangan Surti
18
Suara dari kamar ritual
19
Incaran jenglot
20
Teror terhadap Surti
21
Pertolongan Mbah Minah
22
Rencana tumbal bayi kembar
23
Surti kabur
24
Meninggalnya bayi Surti
25
Di pasung
26
Tumbal
27
Tawaran bisnis baru
28
Kemarahan Trisno kepada Surti
29
Menuju pertambangan
30
Kebejatan Trisno
31
Percobaan Bunuh diri
32
Kejahatan Trisno
33
Kehamilan kedua Surti
34
Ritual memberi makan Jenglot
35
Vonis Dokter Untuk Lasmi
36
Mencari seorang bayi
37
Pengganti bayi Surti
38
Pemeriksaan Kandungan Surti
39
Jenglot menagih Tumbal
40
Teror sang Jenglot
41
Kekhawatiran Trisno
42
Tumbal berikutnya
43
Akal Jahat Trisno
44
Santet Jenglot
45
Meninggalnya Lasmi
46
Pesaing Baru
47
Pesaing Baru
48
Kelicikan Trisno terhadap Sobari
49
Hutan terlarang
50
Ditolong oleh Leluhur
51
Santet
52
Pencarian Gadis Perawan
53
Pencarian Sari si Kembang Desa
54
Sepuluh tahun kemudian
55
Kasus Hilangnya Sari
56
Kabar bahagia
57
Mimpi buruk Bayu
58
Jangan dekati kamar itu!
59
Perjanjian
60
Di tutupnya kasus kematian Sari
61
Mimpi buruk Ningsih
62
Hilangnya kandungan Ningsih.
63
Pergi ke Dokter
64
Pertemuan Trisno dengan sang Biduan
65
Teror nyai Asih
66
Mimpi yang sama
67
Kontak Batin Gendis dan Surti
68
Amarah Trisno
69
Keinginan Trisno kawin lagi
70
Pertikaian
71
Target
72
Amukan Ningsih
73
Kejadian 15 tahun yang lalu
74
Bayi laki-laki yang di buang
75
Mimpi buruk
76
Meminta bantuan
77
Kepergian Ningsih dan Sari
78
Mulai terkuak kebenaran
79
Melenyapkan Jenglot
80
Akhir Kisah Trisno

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!