Pindah ke Desa

Trisno yang tersadar jika makhluk yang di bicarakan oleh Iwan tadi adalah sosok jenglotnya tapi untuk menghindari kedua pengawal itu tidak curiga Trisno pun mencoba menenangkan keadaan.

“Tidak ada apa-apa di sini mungkin kamu hanya mengantuk saja,” ujar Trisno.

“Tidak Pak saya tadi saya melihat sosok makhluk yang sangat menyeramkan,”  sahut Iwan yang mencoba meyakinkan Trisno. 

“Sudahlah aku tidak percaya hal semacam itu, mungkin saja kamu mulai mengantuk sebaiknya menepi sebentar, Usup gantikan posisi Iwan, Biarkan Iwan beristirahat,” Trisno yang memerintahkan Usup.

“Baik Pak,” ucap Usup.

Iwan pun menepikan mobilnya lalu ia keluar dari mobil menukarkan tempat duduk dengan Usup, setelah selesai Usup kembali menjalankan mobil Trisno.

Hingga hari menjelang pagi mereka semua yang berada di dalam mobil pun terbangun.

Melihat Trisno terbangun usul menanyakan sesuatu kepada Trisno.

“Pak ini kita masih lama sampainya?” tanya Usup.

“Iya masih lama, paling siang hari baru kita sampai. Oh iya kalau ada warung makam di pinggir-pinggir jalan ini sebaiknya kita mampir untuk sarapan pagi,” pesan Trisno.

“Baik Pak,” sahut Usup.

Selang beberapa menit mereka pun singgah di warung makan, mereka berempat menikmati sarapan pagi setelah satu jam beristirahat di warung makan Trisno memerintahkan untuk melanjutkan perjalanan jauhnya.

Tak berselang lama Usup pun berhenti di pom bensin, mengisi bahan bakar mobil yang ingin habis.

Setelah selesai Iwan menggantikan posisi Usup menyetir, untuk menghilangkan rasa bosan mereka berempat pun mengobrol satu sama lain.

“Mas kita di sana usaha apa? Di desa agak susah membangun judi online mereka tidak terlalu bisa bermain ponsel,” pungkas Lasmi kepada Trisno.

“Iya benar apa katamu Lasmi, kita lihat saja peluang yang cocok apa di sana?” sahut Trisno.

Setelah berjam-jam di dalam mobil dan mata hari pun mulai terik akhirnya Trisno telah sampai di kampung halamannya.

Terlihat sebuah rumah kayu dari kejauhan di depan teras rumah terlihat wanita paruh baya sedang duduk santai.

Usup mulai memarkirkan mobil di depan halaman rumah wanita paruh baya itu.

Wanita itu adalah ibu dari Trisno yang bernama Lastini orang desa sering memanggil dengan sebutan bu Tini.

Trisno keluar dari mobilnya tidak sabar untuk bertemu dengan ibunya yang sangat lama  ia tinggalkan.

“Bu,” panggil Trisno di depan halaman.

“Trisno? Itu kamu Nak,” ucap Tini yang berdiri dari tempat duduknya.

Trisno pun mendatangi ibunya dan memeluk erat sang ibu.

Tini yang melihat putra kembali ke rumah memeluk Trisno sembari menangis di pelukannya.

Setelah melepaskan rindu dengan pelukannya Trisno mengenalkan Lasmi istrinya.

“Bu ini kenalkan Lasmi Istri Trisno,” ujar Trisno.

“Lasmi Bu,” ucap Lasmi sembari mencium tangan Tini.

“Istrimu begitu cantik Trisno, ayo masuk ke dalam rumah. Ya begini rumah Ibu, sangat sederhana sekali,” ucap Tini mengajak mereka semua masuk ke dalam rumah.

Di dalam rumah mereka semua duduk di lantai hanya beralasan tikar dari anyaman bambu.

Setelah itu Trisno mulai bercerita kepada ibunya dirinya akan tinggal di sini bersama ibunya.

“Iya lebih baik kalian tinggal di sini saja lagi pula ibu sekarang sudah tua Trisno,” ucap Tini.

“Iya Bu, Trisno pun berpikir seperti itu,” sahutnya.

“Oh iya di rumah ini hanya ada tiga kamar, silakan jika kalian semua ingin beristirahat. Kalian semua menempuh perjalanan sangat jauh,” ujar Tini.

“Kamar satunya mau Trisno pakai Bu, dan kamar satunya untuk Trisno berserta Lasmi tidur, biar mereka berdua beristirahat di ruang tamu saja,” sahut Trisno.

 *** 

Dua tahun kemudian kini Trisno menjadi juragan di desanya, Trisno mempunya berhektar-hektar perkebunan karet dan Juga sawit. Tidak hanya itu Trisno pun ternyata masih melakukan bisnis ilegalnya menjadi bandar judi online kembali, belum lagi Trisno mengadakan judi saung ayam di desanya.

Kehidupan Tini sekarang telah berubah drastis, rumah gubuknya kini menjadi rumah beton yang sangat bagus dan lebih besar di desanya rumah itu di kelilingi pagar yang sangat tinggi.

Trisno melakukan itu karena dirinya tidak ingin warga desa tahu ke seharinya di rumah Iwan berserta Usup di perintahkan Trisno untuk menjadi penjaga di halaman rumahnya.

Trisno pun membangun ruangan bawah tanah untuk dirinya bersembunyi sewaktu-waktu polisi mengincarnya.

Namun Tini merasa sedih Trisno anaknya tidak seperti Trisno yang ia kenal dulu.

Harta dan ilmu hitam merubah Trisno menjadi seseorang yang licik dan jahat, belum lagi ritual sesatnya yang sudah lama di ketahui Ibunya membuat Tini menjadi sangat sedih, namun Tini yang sudah renta tidak dapat berbuat apa-apa karena kehidupannya sekarang di topang oleh Trisno.

Sesekali Tini menegur Trisno namun Trisno malah berbalik memarahi ibunya.

Di malam itu ketika Trisno telah selesai dengan ritual bersama Jenglotnya, Trisno pun keluar dari kamarnya Tini sebagai ibunya hanya bisa menasihati anaknya.

“Trisno sudah Nak, jangan kamu lakukan ritual sesat itu, itu hanya membuat hidupmu tidak tenang Nak, hal itu di laknat oleh Allah, kamu sudah bersekutu dengan iblis Nak,” ucap Tini yang menasihati Trisno.

“Alah Ibu tahu apa dengan hal ini, jenglot itu telah banyak membantu Trisno Bu, kita tidak akan kaya raya begini jika tidak di bantu oleh Jenglot itu. Dan sebaiknya Ibu diam saja jika ibu masih ingin tinggal di rumah ini bersama Trisni,” Trisno yang sangat marah kepada ibunya dan mengancam ibunya.

Trisno pun meninggalkan ibunya masuk ke dalam kamarnya sementara Tini sang ibu hanya bisa menangis sedih melihat tingkah laku anaknya yang telah berubah drastis.

Dengan emosi Trisno masuk ke dalam kamar lalu menutup kencang pintu kamarnya.

Hal itu membuat Lasmi kaget.

“Ada apa Mas?” tanya Lasmi.

“Biasalah orang tua itu selalu menegurku, aku sudah muak dengannya,” ucap Trisno yang sangat kesal.

“Sudahlah Mas, itu ibumu yang melahirkanmu Mas,” Lasmi yang mengingatkan Trisno.

“Iya aku tahu dia ibuku, tapi kalau tidak dengan jenglot itu kehidupan kita tidak akan berubah seperti ini Lasmi!” ucap Trisno dengan amarah.

“Iya Mas aku mengeri.”

  “Oh iya ini sudah menjelang dua tahun Mas. Mas masih ingat syarat yang di berikan oleh nyai Asih kepada kita?” Lasmi yang mencoba mengingatkan Trisno.

“Syarat? Bukannya semua syarat telah aku lalukan,” sahut Trisno yang melupakan syarat terpenting yang di berikan nyai Asih.

“Mas lupa, nyai Asih pernah bilang setiap tiga tahun sekali kita harus mencari bayi untuk di tumbalkan. Apa Mas ingat?” tanya Lasmi.

“Oh iya benar katamu, aku baru ingat. Ke mana aku harus mencari bayi itu?” ucap Trisno yang bingung.

 “Entahlah Mas, aku sendiri saja bingung ke mana harus mencari tumbal untuk jenglot itu,” ujar Lasmi   

 

Terpopuler

Comments

Mama Jihan

Mama Jihan

perasaan tas yg ada renselnya ketinggalan...🤔 isinya kan uang,emas & jenglot. tp kok ini masi ada jenglotnya...🤔🤭🙏

2024-04-12

0

lihat semua
Episodes
1 Perkenalan
2 Rencana pergi ke hutan Kawi
3 Warung kopi
4 Penunggu hutan Kawi
5 Ritual
6 Ritual 2
7 Kebengisan Herman
8 Sajen
9 Kematian
10 Kemenangan Trisno
11 Syarat dari nyai Asih
12 Roda berputar
13 Kehidupan Trisno berubah
14 Berhubungan dengan Nyai Lasmi
15 Penampakan Jenglot
16 Pindah ke Desa
17 Kedatangan Surti
18 Suara dari kamar ritual
19 Incaran jenglot
20 Teror terhadap Surti
21 Pertolongan Mbah Minah
22 Rencana tumbal bayi kembar
23 Surti kabur
24 Meninggalnya bayi Surti
25 Di pasung
26 Tumbal
27 Tawaran bisnis baru
28 Kemarahan Trisno kepada Surti
29 Menuju pertambangan
30 Kebejatan Trisno
31 Percobaan Bunuh diri
32 Kejahatan Trisno
33 Kehamilan kedua Surti
34 Ritual memberi makan Jenglot
35 Vonis Dokter Untuk Lasmi
36 Mencari seorang bayi
37 Pengganti bayi Surti
38 Pemeriksaan Kandungan Surti
39 Jenglot menagih Tumbal
40 Teror sang Jenglot
41 Kekhawatiran Trisno
42 Tumbal berikutnya
43 Akal Jahat Trisno
44 Santet Jenglot
45 Meninggalnya Lasmi
46 Pesaing Baru
47 Pesaing Baru
48 Kelicikan Trisno terhadap Sobari
49 Hutan terlarang
50 Ditolong oleh Leluhur
51 Santet
52 Pencarian Gadis Perawan
53 Pencarian Sari si Kembang Desa
54 Sepuluh tahun kemudian
55 Kasus Hilangnya Sari
56 Kabar bahagia
57 Mimpi buruk Bayu
58 Jangan dekati kamar itu!
59 Perjanjian
60 Di tutupnya kasus kematian Sari
61 Mimpi buruk Ningsih
62 Hilangnya kandungan Ningsih.
63 Pergi ke Dokter
64 Pertemuan Trisno dengan sang Biduan
65 Teror nyai Asih
66 Mimpi yang sama
67 Kontak Batin Gendis dan Surti
68 Amarah Trisno
69 Keinginan Trisno kawin lagi
70 Pertikaian
71 Target
72 Amukan Ningsih
73 Kejadian 15 tahun yang lalu
74 Bayi laki-laki yang di buang
75 Mimpi buruk
76 Meminta bantuan
77 Kepergian Ningsih dan Sari
78 Mulai terkuak kebenaran
79 Melenyapkan Jenglot
80 Akhir Kisah Trisno
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Perkenalan
2
Rencana pergi ke hutan Kawi
3
Warung kopi
4
Penunggu hutan Kawi
5
Ritual
6
Ritual 2
7
Kebengisan Herman
8
Sajen
9
Kematian
10
Kemenangan Trisno
11
Syarat dari nyai Asih
12
Roda berputar
13
Kehidupan Trisno berubah
14
Berhubungan dengan Nyai Lasmi
15
Penampakan Jenglot
16
Pindah ke Desa
17
Kedatangan Surti
18
Suara dari kamar ritual
19
Incaran jenglot
20
Teror terhadap Surti
21
Pertolongan Mbah Minah
22
Rencana tumbal bayi kembar
23
Surti kabur
24
Meninggalnya bayi Surti
25
Di pasung
26
Tumbal
27
Tawaran bisnis baru
28
Kemarahan Trisno kepada Surti
29
Menuju pertambangan
30
Kebejatan Trisno
31
Percobaan Bunuh diri
32
Kejahatan Trisno
33
Kehamilan kedua Surti
34
Ritual memberi makan Jenglot
35
Vonis Dokter Untuk Lasmi
36
Mencari seorang bayi
37
Pengganti bayi Surti
38
Pemeriksaan Kandungan Surti
39
Jenglot menagih Tumbal
40
Teror sang Jenglot
41
Kekhawatiran Trisno
42
Tumbal berikutnya
43
Akal Jahat Trisno
44
Santet Jenglot
45
Meninggalnya Lasmi
46
Pesaing Baru
47
Pesaing Baru
48
Kelicikan Trisno terhadap Sobari
49
Hutan terlarang
50
Ditolong oleh Leluhur
51
Santet
52
Pencarian Gadis Perawan
53
Pencarian Sari si Kembang Desa
54
Sepuluh tahun kemudian
55
Kasus Hilangnya Sari
56
Kabar bahagia
57
Mimpi buruk Bayu
58
Jangan dekati kamar itu!
59
Perjanjian
60
Di tutupnya kasus kematian Sari
61
Mimpi buruk Ningsih
62
Hilangnya kandungan Ningsih.
63
Pergi ke Dokter
64
Pertemuan Trisno dengan sang Biduan
65
Teror nyai Asih
66
Mimpi yang sama
67
Kontak Batin Gendis dan Surti
68
Amarah Trisno
69
Keinginan Trisno kawin lagi
70
Pertikaian
71
Target
72
Amukan Ningsih
73
Kejadian 15 tahun yang lalu
74
Bayi laki-laki yang di buang
75
Mimpi buruk
76
Meminta bantuan
77
Kepergian Ningsih dan Sari
78
Mulai terkuak kebenaran
79
Melenyapkan Jenglot
80
Akhir Kisah Trisno

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!