Malam pun tiba, dua pria yang dewasa itu tengah turun dari sebuah mobil ferrari yang terparkir di sebuah club malam yang mewah.
Ya pria itu adalah Arsya dan Arthur, mereka ingin menghabiskan malam ini untuk bersenang-senang karena memang sudah lama mereka tidak melakukan ini.
Kemerlap lampu malam, disertai bau asap rokok dan bau minuman keras menjadi ciri khas club itu.
Arthur dan Arsya menginjakkan kakinya di lantai club, sontak menyita perhatian semua orang yang sedang melakukan aktivitas nya.
Mereka pun segera duduk di sebuah ruang VIP yang selalu mereka tempati ketika mereka berkunjung ke Club itu.
Arthur mendadak mematung di tempat melihat seorang room attendant yang sedang membersihkan sebuah kamar. Kenangan akan dirinya pernah bekerja seperti itu membuat ia tersenyum, karena pekerjaan itulah ia sekarang sudah mempunyai sebuah anak di rahim Elena.
Merasa jika sahabatnya hanya diam saja membuat Arsya menoleh kearah Arthur.
“Heyyy!” panggil Arsya kepada Arthur sembari menggoyangkan tubuh Arthur, Arthur pun mendadak gelagapan di buatnya.
“I- iya?” jawab Arthur sembari mengerutkan keningnya.
“Apa yang sedang kamu pikirkan?” tanya Arsya.
“Huh... Aku melihat orang yang bekerja menjadi room attendant, membuat ingatan ku kembali. Aku teringat ketika menjalankan sebuah misi malah aku bercinta dengan Elena sehingga Elena mengandung dan aku terpaksa menikahi nya,” ucap Arthur mengeluarkan unek-unek nya.
“Kau tidak akan mendapatkan apa-apa jika kamu menyesalinya sekarang, seharusnya kau harus berfikir dulu sebelum melakukannya waktu itu,” nasihat Arsya kepada Arthur.
“Ya, mau bagaimana lagi. Tubuhnya sangat menggoda,” jawab Arthur jujur sembari membayangkan tubuh Elena waktu itu.
“Arthur?” panggil seorang pria dari belakang.
Mereka berdua pun sontak menoleh kebelakang dan mendapati seorang pria dengan setelan jas hitam datang menyapanya.
“Oh hai Tuan Darma,” jawab Arthur kembali.
“Senang bertemu dengan Anda,” ucap Darma sembari berjabat tangan dengan Arthur.
Melihat itu Arthur pun segera membalas jabatan tangan Darma. “Saya juga Tuan,” jawab Arthur.
“Oh ya, Tuan perkenalkan ini sahabat saya. Namanya Arsya,” ucap Arthur mengenalkan sahabatnya itu kepada rekan kerjanya.
“Perkenalkan saya Arsya Permata, sahabat Arthur,” ucap Arthur memperkenalkan dirinya sembari menjabat tangan Darma.
“Salam kenal, saya Darma. Pemilik Club ini silakan bersenang-senang saya permisi,” ucap Darma sembari berlalu pergi meninggalkan mereka berdua.
Setelah kepergian Darma, Arthur mendadak frustasi di club itu.
“Argh.... Dasar Olivia..” teriak Arthur sembari mengacak-acak rambutnya.
Melihat sahabat nya seperti itu membuat Arsya segera menutup pintu ruangan itu. Arsya pun berinisiatif untuk mengambil kan satu gelas wine untuk ia berikan kepada Arthur.
“Ini minum dulu,” ucap Arsya sembari memberikan satu gelas wine.
Arthur pun segera mengambil wine dari tangan Arthur kemudian meneguknya hingga tandas tak tersisa.
“Again!” ucap Arthur sembari memberikan gelas wine tadi.
Arsya pun mengambil gelas itu kemudian mengisi kembali dengan wine. Segera Arthur pun meneguk hingga tandas.
Tiba-tiba Arthur meracau tidak jelas.
“Elena... Jangan kau bunuh bayi itu, Aku rela melakukan apa pun supaya kau tidak membunuh bayinya.. Argh....,” racau Arthur seketika.
Arsya yang melihat pun hanya bisa menghela napas sembari menunggu Arthur mengeluarkan semua unek-unek nya selama ini.
.
Waktu sudah berganti pagi, matahari menampakkan dirinya di ufuk timur. Arthur menggeliat kan tubuhnya, ia pun bangun dari tidurnya.
Arthur duduk di tempat tidurnya kemudian ia mengambil segelas air di atas nakas karena tenggorokan nya kering. Arthur pun meminum air itu. Setelah itu barulah ia berdiri dan mulai membersihkan dirinya. Arthur baru sadar jika tadi malam ia sedang mabuk berat dan di antar pulang oleh Arsya.
Setelah mandi dan berganti pakaian Arthur pun turun dari kamarnya untuk ke ruang makan. Disana sudah tersedia banyak makanan dan minuman untuk Arthur sarapan.
“Arthur, kau sudah bangun!“ ucap Arsya gembira sembari tangannya membawa sebuah tablet yang biasa ia gunakan untuk memantau berita di perusahaan.
“Hm...” sahut Arthur sembari menatap Arsya dingin, mata Arthur terus melihat tablet yang ada di tangan Arsya. Entah kenapa benda itu bisa membuatnya tertarik ingin melihatnya.
“Ada apa?” tanya Arthur karena ia melihat ada yang disembunyikan darinya.
“Kau tahu? Lihat,” ucap Arsya sembari memberikan tabletnya kepada Arthur.
Arthur kesal, karena ia bertanya dengan baik-baik malah disuruh melihat tablet. Tetapi Arthur tetap saja mengambil tablet itu dan melihatnya.
Sontak Arthur tersenyum licik karena melihat salah satu perusahaan kecantikan yang ada Di Jakarta mengalami ke bangkrutan.
“Bagus,” satu kata lolos begitu saja dari mulut Arthur.
“Ya, dan apakah kamu tidak ingin kembali ke mansion neraka itu?” tanya Arsya.
“Apa kau tidak ingin melihat kehancuran mereka?” tanya Arsya.
Arthur masih melihat tablet itu. Kemudian sesekali ia menggeser layar tablet itu.
“Pasti! aku ingin melihat kehancuran mereka,” ucap Arthur kemudian ia mengembalikan tablet itu.
“Kau makan sendiri saja, aku ingin ke mansion Elena, yang sebentar lagi akan di sita,” ucap Arthur kemudian ia kembali ke kamarnya untuk mengambil dompetnya.
Arthur terlalu gembira mendapatkan kabar jika perusahaan yang dimaksud bangkrut itu adalah perusahaan milik Elena. Ya Arthur lah yang membuat perusahaan Elena bangkrut dalam satu malam.
Ia tidak sabar untuk menemui Elena dan menjadi sebagai seorang yang bersiap membantunya ketika Elena kesusahan.
“Aku akan ke mansion Elena,” ucap Arthur sembari bergegas keluar rumahnya.
“Ya,” jawab Arsya sembari menyantap makanan di ruang makan.
.
Sedangkan di rumah Elena.
Elena dan Olivia menangis karena perusahaan mereka mengalami kebangkrutan yang cukup parah hingga membuat Elena menjual semua aset - aset berharga miliknya.
Dan mungkin sebentar lagi, pihak bank akan datang menyita mansion yang tengah di tempati Elena dan Mamanya.
“Elena!!! Mama nggak mau hidup miskin! Mama lebih memilih mati daripada hidup sengsara,” ucap Olivia frustasi sembari mengacak-acak rambutnya sendiri.
“Elena, juga tidak mau ma, tapi mau bagaimana lagi?” jawab Elena ia sangat pusing memikirkan perusahaan miliknya yang sudah berada di ambang kehancuran.
“Elena ada apa?” tanya Arthur, ia tiba-tiba sudah berada di ambang pintu.
“Lihat suamimu yang tidak berguna itu, dia datang dan hanya bertanya ada apa? Heyy pria miskin lihatlah perusahaan istri mu mengalami kebangkrutan. Dan apakah kamu bisa mengembalikannya? Pasti tidak bisa kan, maka lebih baik diam!” ucap Olivia sungguh menusuk hati Arthur.
Sedangkan Arthur pun berpura-pura terkejut. “Apa Nyonya? Perusahaan milik Elena bangkrut? Bagaimana bisa yang saya ketahui jika perusahaan itu merupakan perusahaan yang terbesar di Jakarta bagaimana bisa bangkrut?” tanya Arthur beruntun.
“Ya mana saya tahu? Kau hanya membuat ku pusing! Argh....,” bentak Olivia ia pun mendudukkan dirinya di sebuah sofa yang ada di ruang tamu.
.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Muhamad Bardi
good job arthur biar kapok tuh si olivia...😂😂😂
2023-03-03
1