Beberapa menit kemudian Arthur sudah sampai di mansion Elena. Ia pun bergegas turun dan segera memasuki mansion itu.
Ia menengok ke kanan dan ke kiri, ternyata tidak ada orang di mansion itu. Arthur pun berinisiatif untuk melihat kamar Elena.
“Sepertinya Elena ada di kamar,” batin Arthur sembari berjalan ke kamar Elena.
Arthur pun mengetuk pintu itu, kemudian terdengar sahutan dari dalam kamar itu.
“Tok - tok - tok”
“Masuk!” ucap Elena.
Arthur pun memutar gagang pintu, kembali setelah pintunya terbuka. Barulah Arthur memasuki kamar Elena.
“Elena!” ucap Arthur memanggil Elena.
Elena terkuai lemas di atas ranjang seperti tidak ada semangat untuk hidup.
Elena menoleh kepada Arthur, tiba-tiba saja ia menjadi ceria.
“Arthur aku ingin mangga muda,” pinta Elena dengan wajah puppy eyes andalan nya.
“Ya sudah, aku beli dulu,” jawab Arthur sembari berbalik badan.
“Stop,” teriak Elena membuat Arthur menghentikan langkahnya.
Arthur pun membalikkan badannya kembali sembari menaik turunkan alisnya.
“Aku ingin mangga muda yang ada di rumah tetangga,” pinta Elena sembari tersenyum.
“Tetanggamu yang mana? nanti biar aku yang bilang,” jawab Arthur.
“Yang Pak Burhan,” jawab Elena.
Arthur sontak membelalakkan matanya tidak percaya. “Pak Burhan yang benar saja. Kau kan tahu, tetangga mu yang satu itu sangat pelit,” jawab Arthur menolak.
“Tapi aku cuma mau mangga nya Pak Burhan,” rengek Elena masih tetap akan pendiriannya.
“Turuti saja Tuan, demi bayinya,” usul Bi Sri.
Akhirnya mau tak mau Arthur pun menurutinya. “Ya sudah, Elena. Akan aku coba,” jawab Arthur pasrah.
Arthur pun berjalan keluar dari mansion, ia kemudian berjalan ke arah rumah Pak Burhan untuk meminta mangga myda.
“Tok - tok - tok” pintu itu pun di ketuk dengan sangat keras.
Tidak menunggu waktu lama pintu itu dibuka, dari balik pintu muncullah seorang pria paruh baya yang masih terlihat bugar.
“Iya, Cari siapa?” tanya pria paruh baya itu.
“Saya cari Pak Burhan,” jawab Arthur sembari melihat intens orang yang ada di depannya.
“Saya sendiri, ada apa?“ tanya pria paruh baya itu, ternyata ia adalah Pak Burhan.
“Oh kebetulan pak, saya boleh membeli mangga muda milik bapak ini. Yang ada di depan rumah!” pinta Arthur sembari menunjuk sebuah pohon mangga yang sangat besar.
“Memangnya buat apa? Kamu mau membeli mangga muda ini?” tanpa Pak Burhan kembali.
“Ini pak istri saya sedang ngidam katanya ingin mangga muda yang ada dirumah Pak Burhan,” jawab Arthur.
“Ternyata istri kamu sedang ngidam, begini bapak kasih kamu mangga muda nya. Kamu tidak usah beli bapak kasih gratis,” ucap Pak Burhan, ternyata ia tidak seburuk yang mereka pikirkan.
“Hah? Beneran Pak?“ tanya Arthur memastikan takut pendengarnya salah.
“Ya beneran lah, massa enggak. Dan semoga jika anakmu lahir cowok maka akan tampan seperti saya,” ucap Pak Burhan dengan percaya diri.
“Cihhh... Percaya diri sekali dia,” batin Arthur sembari menggelengkan kepalanya.
“Saya akan ambilkan mangga mudanya, kamu tunggu di sinu,” ucap Pak Burhan sembari meninggalkan Arthur sendirian.
“Syukurlah jika sudah ada yang ingin mengambilkan mangga nya, setidaknya besok tidak ada berita tentang seorang milyader muda tengah memanjat sebuah pohon di rumah orang,” gumam Arthur sembari tertawa geli.
Arthur masih sentiasa menunggu mangga itu diambil, ia duduk di sebuah kursi kayu yang ada di teras rumah Pak Burhan.
Tiba-tiba sebuah suara yang sangat nyaring membuat atensi nya teralih kan.
“Arthur!” panggil Elena sembari berteriak.
Arthur agak menyipitkan matanya ketika ia melihat ke arah gerbang rumah Pak Burhan.
“Elena?” gumam Arthur melihat istrinya itu mendatanginya.
Arthur pun berdiri sembari menghampiri istrinya itu.
“Nona, kenapa Anda ada disini?” tanya Arthur heran.
“Aku hanya ingin mengambil mangga muda ku,” jawab Elena.
“Dimana mangga nya?“ sambung Elena ia pun bertanya kepada Arthur karena di tangan Arthur tidak terdapat sama sekali sebuah mangga muda.
“Itu sedang diambilkan sama Pak Burhan,” sahut Arthur sembari menunjuk Pak Burhan yang tengah mengambilkan mangga muda. Pak Burhan kini sudah nangkring di atas pohon saja.
“Loh? Kok jadinya yang ngambilin Pak Burhan sih? Kan aku nyuruh nya kamu?” tanya Elena ia tidak terima jika buahnya diambilkan oleh orang lain.
“Tadi Pak Burhan yang nawarin. Katanya dia mau ngambilin” jelas Arthur
“Tapi, aku maunya kau yang mengambilkan mangga muda itu,” ucap Elena masih menginginkan Arthur jika yang mengambilnya.
“Kan sudah di ambilkan sama Pak Burhan. Lihat beliau saja sudah turun,” ucap Arthur sembari menunjuk Pak Burhan yang turun dari pohon.
“Tapi aku maunya bukan Pak Burhan...” rengek Elena seketika.
“Huh... Iya saya yang naik,” final Arthur dari pada ia melihat Elena menangis dihadapannya.
“Pak kata Istri saya, dia maunya saya yang naik,” ucap Arthur sembari berjalan menuju pohon mangga.
“Turuti saja nak, siapa tahu itu kemauan dede bayi nya,” sahut Pak Burhan, karena ia juga pernah berada di posisi Arthur.
“Iya Pak,” sahut Arthur yang sudah bersiap-siap untuk menaiki pohon mangga.
Dengan susah payah Arthur memanjat pohon itu, akhirnya sudah bisa berada di atas pohon mangga itu. Kemudian ia melihat buah mangga yang masih muda. Arthur pun memetik lima buah mangga yang masih muda dan tiga buah mangga yang sudah matang kemudian ia menaruhnya di sebuah karung buah. Arthur memang sengaja membawa karung itu ke atas untuk membawa semua buah yang ia petik.
Sedangkan Elena yang berada di bawah sangat kegirangan, matanya berbinar melihat mangga muda yang sebentar lagi akan ia santap itu.
“Ayoo Arthur cepat turun!” teriak Elena dari bawah membuat Arthur secepatnya turun dari atas pohon itu.
“Hati-hati,” ucap Pak Burhan kepada Arthur mengingat jika pohon itu masih licin akibat hujan yang mengguyur tadi siang.
“Siap pak,” jawab Arthur sembari mengacungkan jempolnya.
Dengan hati-hati Arthur pun turun dari atas pohon dengan membawa sekarung mangga.
“Yee.... Akhirnya,” ucap Elena gembira.
Sampai bawah Elena segera merebut karung itu dari tangan Arthur.
“Terima kasih,” ucap Elena ketika ia sudah mengambil dua buah mangga muda.
“Iya,” jawab Arthur.
“Pak Terima kasih mangga mudanya, saya permisi,” pamit Elena kepada Pak Burhan, lantas ia pun segera bergegas pergi.
Arthur pun mengambil buah yang tersisa di karung itu. Ia pun mengambil kantong kresek yang ada di sakunya. Dimasukkan buah itu ke dalam kantong kresek hitam milik nya.
“Pak Burhan terima kasih banyak yah, semua buah mangga nya. Ini ada sedikit rezeki untuk bapak,” ucap Arthur sembari memberikan satu lembar uang bernilai seratus ribu rupiah di tangan Pak Burhan.
Pak Burhan pun lantas menolak uang itu.
“Tidak usah saya ikhlas,” tolak Pak Burhan.
“Saya juga ikhlas pak,” ucap Arthur menyakinkan Pak Burhan.
“Kalau begitu terimakasih Nak,” ucap Pak Burhan menerima uang itu.
“Saya permisi pak,” ucap Arthur berpamitan ingin pulang ke mansion Elena.
“Iya, hati-hati,” sahut Pak Burhan sembari melambaikan tangannya kepada Arthur.
Arthur pun bergegas pulang ke mansion Elena, takut jika Elena membutuhkannya lagi.
Sesampainya di mansion itu ia melihat Elena yang tengah mengupas mangga muda di teras.
Kemudian Elena memakan lahap mangga itu. Arthur yang melihatnya sontak kaget.
“Apa rasanya tidak asam?” batin Arthur melihat dengan lahap Elena memakan Mangga itu.
.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Muhamad Bardi
ok kak thor nanti aq mampir..
2023-03-01
1
Muhamad Bardi
Elena kamu yang makan buah mangganya aq ngilunya ga kebayang tuh rasanya kaya gimana pasti asem bangeeet..😁😁😁
2023-03-01
1