18. Kembali ke Masa lalu

Zara menyelesaikan lagi magangnya yang hanya tersisa dua pekan. Istri dari Titan sudah melepaskan masa lajangnya usai keadaan tubuhnya membaik.

Karena masih dalam suasana pengantin baru, jelas saja Titan tidak bisa kompromi dengan junior yang terus memaksanya untuk menggoda Zara yang terlihat serius bekerja.

Titan mendekati istrinya lalu memeluk pundak itu sambil mengecup pipi mulus Zara yang menggeram." Ini kantor tuan bukan hotel. Tolong beri saya ruang untuk bekerja!" Ucap Zara sambil memainkan jarinya dengan cepat di atas keyboard itu.

"Aku yang memberikan kamu nilai memuaskan jadi jangan menolak bosmu, hmmm?"

"Tapi saya ini pekerja keras dan ingin menyelesaikan pekerjaan saya tepat waktu bisa tuan tidak berbuat mesum kepada staff seperti saya?" Balas Zara cukup greget karena satu tangannya Titan sudah menyusup di balik punggungnya hendak melepaskan pengait.

"Statusku sebagai istrimu di rumah bukan di sini, Titan." Tolak Zara.

"Aku pemilik perusahaan ini, jadi untuk karyawan ku yang satu ini terpaksa aku harus membawanya ke ranjang ku." Ucap Titan lalu membalikkan kursi putar itu agar Zara menghadap dirinya.

"Bagaimana revo datang dan menganggu kita?"

"Dia tidak akan melihat kita sayang dan tolong jangan memberiku alasan lagi karena aku ingin bercinta denganmu." Ucap Titan dengan nafas yang memburu seakan sedang menahan hasrat yang menggebu.

Titan menggendong istrinya menuju kamar pribadi yang menyatu dengan ruang makan. Pergulatan suami istri itu yang masih tergolong pagi namun tidak berlaku bagi Titan yang menikmati tubuh muda istrinya yang saat ini berusia 17 tahun.

Rengekan manja disertai de$ahan menggoda menjadi instrumen indah bahkan lebih dahsyat dari kata-kata fulgar. Sikap manja Zara yang sangat disukai Titan saat ini.

Titan mengayun lembutnya tubuhnya memasuki ruang sempit yang menawarkan sejuta rasa hingga kedutan yang meremas pada benda pusaka nya menghimpit dengan sedotan yang membuat dirinya terbang ke alam nirwana.

Entah kapan Titan merubah suasana romantis ini yang sudah berada di istana tempo dulu yang mengingatkan kembali mereka di masa indah bersama yang hanya hadir di setiap mimpi mereka.

Zara begitu terkejut mereka bisa berada di lima abad yang lalu di mana raja dan ratu Reina berada di peraduan ini.

"Titan...! Kita berada di mana sayang?" Tanya Zara yang sedang mengimbangi permainan panas suaminya di atas tubuhnya.

"Aku hanya ingin membawamu lagi ke masalalu sayang. Waktu terus berulang. Yang sengaja di pisahkan di masa lalu akan dipertemukan lagi di masa depan. Aku tidak ingin orang lain datang menganggu percintaan kita saat ini." Ucap Titan sambil mempercepat permainannya hingga Zara fokus pada kenikmatan yang mulai datang menyapanya.

"Ahhhhh...! Lenguhan panjang keduanya kala bisa mencapai kenikmatan bersama. Titan menghempaskan tubuhnya di atas tubuh ramping sang ratunya.

Nafas keduanya berpacu dengan peluh membanjiri di sekujur tubuh. Nathan mengecup bibir Zara yang sudah mengijinkan dirinya untuk berkunjung.

"Titan ...! Aku ingin kembali lagi ke masa depan. Aku tidak mau terjebak di sini." Keluh Zara yang tidak mau berada di kastil saat ini.

"Kastil ini menyimpan banyak rahasia kehidupan masalalu kita sayang. Apakah kamu tidak ingin melihat bagaimana kehidupan kita di masa lalu yang berjanji sehidup semati dan akan kembali terlahir di masa depan?" Tanya Titan lalu mengajak istrinya untuk keliling kastil ini terlebih dahulu sebelum kembali lagi ke masa depan.

Keduanya keluar dari kamar mereka di sambut oleh pengawal Ziro yang menatap lekat wajah sang pangeran yang berubah penampilan tidak seperti dirinya seperti biasa dengan rambutnya yang agak panjang.

"Pangeran ...! Anda tidak diijinkan untuk mengenakan pakaian yang berbeda selain pakaian kerajaan." Ucap Zion sambil menunduk hormat.

Zara dan Titan saling menatap dan melihat lagi penampilan mereka yang berbeda dengan yang lain. Titan mengingat bagaimana gaya seorang pangeran Wilder dengan baju kebesarannya.

"Apakah kamu ingin mengenakan busana kerajaan sayang?" Tanya Titan.

"Sepertinya keren. Baiklah kita kenakan pakaian kerajaan sekarang." Ucap Zara hendak masuk lagi ke kamarnya.

"Tidak usah repot-repot sayang. Sekarang tutup matamu karena aku akan merubah penampilan kita berdua. Dalam sekejap mata keduanya benar-benar disulap menjadi pangeran dan putri kerajaan.

Keduanya keliling istana di tengah danau itu." Apakah kamu melihat suasana istana ini di dalam mimpimu, Zara?" Tanya Titan penasaran.

"Mungkin apa yang ada dalam mimpimu sama dengan yang aku alami Titan Titan. Saat pertama kali melihatmu, Aku merasakan kalau kita berdua punya ikatan. Hanya saja aku takut menanyakan kepadamu saat itu karena aku tidak ingin kamu menganggap aku gila." Ucap Zara.

"Justru aku pertama kali melihatmu saat penghentian di lampu merah. Aku yang mengajukan perusahaan milikku menjadi tempat magang untuk kalian." Ucap Titan jujur.

"Jadi hanya ingin bertemu denganku kamu rela melakukan wawancara sendiri padaku?" Tanya Zara penuh curiga.

"Iya sayang. Demi ingin mendapatkan kamu, aku rela mendatangi sekolahmu yang seharusnya, asisten Revo bisa melakukannya sendiri." Sahut Titan.

"Aku tidak tahu apa yang akan terjadi kepadaku jika kamu tidak datang menolongku Titan." Keluh Zara terlihat sendu.

"Takdir tidak akan mengkhianati keyakinan seseorang untuk menemukan pasangannya." Ucap Titan.

"Tapi bagaimana kalau Nathan masih terus mengejar kita Titan?" Tanya Zara cemas.

"Tidak usah kuatir Zara. Aku sudah mendapatkan rahasia besar yang bisa menjerat ia dan ayahnya ke jalur hukum." Ucap Titan.

"Apakah kamu ingin melihat keadaan ibumu saat ia menjadi selir yang terbuang?"

"Apakah dia ada di istana ini?" Tanya Zara yang penasaran dengan masalalu ibunya.

"Dua ada di sini atas keinginan raja Wilder karena kekasihnya Reina tidak ingin tinggal terpisah dengan ibunya." Ucap Titan.

Tidak lama kemudian, pasangan ini melihat seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik diusianya sedang merajut switer di kursinya.

"Mami ..!" Seru Zara tercekat.

"Dia bukan ibumu, sayang karena dia adalah ibunya ratu Reina. Kehidupan kita berulang di masa depan dengan nama dan tempat yang berbeda." Ucap Titan.

Puas mengelilingi istana keduanya memutuskan untuk kembali lagi ke masa depan. Zara menutup matanya karena mereka akan melintas waktu.

Titan mengeluarkan tongkat sihirnya untuk membuka pintu gaib yang akan dilewati mereka. Tidak lama keduanya sudah berada lagi di tempat tidur mereka di perusahaan milik Titan dengan pakaian masa depan.

Zara memeriksa tubuhnya yang tidak lagi mengenakan gaun bertumpuk ala Putri masa kerajaan jaman dulu.

"Ini sangat mengagumkan Titan . Kita bisa pulang pergi antara masalalu dan masa depan hanya dengan tongkat sihirmu." Ucap Zara penuh kekaguman.

Tidak berapa lama, asisten Revo sudah mengetuk pintu ruang kerja milik Titan karena ada yang harus ia bicarakan dengan bosnya itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!