6. Cinta Tak Mudah Di Raih

Titan sudah memiliki warisan leluhurnya berupa tongkat dan lukisan. Ia menyimpannya dengan hati-hati dan lukisan itu di gantung bersama dengan lukisan yang ia buat.

Dia menatap kedua lukisan itu dan membaca kalimat puitis yang sama yang ada di bawah lukisan itu.

Ratu Reina dengan keanggunannya terlihat bahagia bersama sang Raja. Tapi tidak dengan Zara yang menyimpan kesedihannya dibalik wajahnya yang datar dan terlihat angkuh.

"Mengapa wajahmu sangat misterius Zara. Siapa kamu sebenarnya...?" Tanya Titan sambil berbaring menatap wajah cantik ratu Reina.

Sementara di istana milik Zara, gadis ini sedang memohon pada ibunya agar ia tidak dijadikan simpanan Tuan Nathan, putra dari presiden atas paksaan ayahnya.

"Mommy...! Aku tidak ingin menjadi gundik pria berengsek itu, mommy! Dia seorang pemain wanita dan aku tidak bisa hidup bersama dengan wanita-wanitanya.

Aku ingin punya impian sendiri. Pingin punya suami yang menikahi ku secara sah dan tidak menjadikan aku hanya pemuasan naf$unya semata."

Pinta Zara sambil meratap pada ibunya yang juga tidak berdaya saat ini.

"Nak, ini adalah permintaan ayahmu. Jika kamu menerima permintaan tuan Nathan, maka jabatan ayahmu lebih kuat sebagai salah satu menteri di negara ini." Ucap Nyonya Milan.

"Apakah selama ini, ibu bahagia hidup dengan lelaki terkutuk itu yang selalu menjual ibu pada pejabat lain demi kepentingan jabatannya?" Teriak Zara yang tidak tahan lagi dengan kehidupannya.

"Sayang ...! Nasib ibu memang seperti ini. Ibu juga ingin kamu menjadi hebat dan kita bisa bebas dari neraka ini. Tapi, sejauh apa kita lari dan bersembunyi, tetap saja kita akan ketahuan dan kembali ke neraka ini."

Ucap nyonya Milan terlihat hancur merasakan penderitaan putrinya.

Berada di istana mewah nan megah dengan segala fasilitas yang memanjakan dirinya namun hidupnya tidak lebih dari anjing piaraan suaminya yang selalu menuruti permintaan suaminya yang menjadikan tubuhnya sebagai pemuas para pejabat sialan untuk mempertahankan jabatannya.

Walaupun begitu, ia berharap agar putrinya tidak sepertinya karena Zara dijadikan simpanan oleh putra presiden bukan pejabat biasa seperti suaminya.

Karena merasa tidak ada lagi tempat ia bernaung Zara hanya memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.

Sekolahnya tinggal tiga bulan lagi agar ia bisa lulus dan melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi karena ia ingin bekerja dan menghasilkan uang sendiri.

Dengan cara itu, ia bisa membawa ibunya pergi dan hidup di luar negeri agar tidak menjadi lagi gundik ayahnya lagi.

...----------------...

Pesta para pejabat tinggi di istana negara di hadiri oleh para kalangan. Pengusaha sukses seperti Titan tidak terlepas dari pesta yang berbau politik itu.

Titan datang dengan asistennya Revo memenuhi undangan presiden. Saat ia sudah berada di tempat itu, hatinya terpana pada sosok cantik yang begitu sangat ia rindukan.

Zara tampil anggun dengan gaun mewah berdiri sendirian di sudut ruangan dengan wajah datar sambil memegang gelas minuman di sela jarinya.

Titan menghampiri Zara untuk menyapa gadis itu yang tersentak melihatnya.

"Selamat malam nona, Zara...!" Sapa Titan sambil tersenyum pada Zara.

"Malam master Titan..!" Sahut Zara gugup sambil melirik ke kiri dan kanan, takut anak buah Nathan memperhatikan tingkahnya.

"Apa kabar nona Zara...! Aku tidak sabar menunggumu magang di perusahaan ku." Ucap Titan penuh kerinduan pada Zara yang mencoba membuang wajahnya ke mana tempat.

"Ah .. iya. Aku juga ingin secepatnya magang di perusahaan anda master. Waktunya tinggal dua hari lagi dan aku sudah berada di sana." Ucap Zara sambil menggenggam erat gaunnya.

"Apakah kamu baik-baik saja, nona Zara?" Tanya Titan yang melihat wajah cantik Zara terlihat pucat dengan keringat dingin yang sudah menghiasi wajah cantiknya.

Ia melihat ibunya yang sedang tertawa hambar bersama kolega ayahnya. Wanita berusia empat puluh tahun itu sedang menanti perintah suaminya untuk melayani pejabat mana lagi yang akan diincar ayahnya itu.

"Cih ..! Kenapa bukan istrimu sendiri yang kau jual pada kolega mu itu. Kenapa harus mommy ku."

Batin Zara sambil menahan matanya yang sudah tampak panas melihat ayahnya merengkuh pinggang istri sahnya dan membiarkan ibunya melayani koleganya yang sudah mulai jail meremas bokong ibunya.

Zara meneguk minuman whisky yang usianya sudah satu abad itu.

"Dengan siapa kamu ke sini Zara?" Tanya Titan penasaran.

"Aku datang bersama ibuku." Ucap Zara buru-buru dan ia ingin meminta tolong pada Titan untuk membawanya pergi tapi tuan Nathan lebih dulu menghampirinya.

"Sayang ...! Mengapa kamu sendirian di sini? Bukankah aku sudah mengatakan kepadamu agar tidak bicara dengan orang asing?"

Ancam tuan Nathan memandang sinis pada Titan yang terlihat panas saat tangan Nathan merengkuh pinggang wanitanya.

Zara menatap wajah Titan dengan wajah sendu penuh penghibaan.

"Tolong aku Titan....! Bebaskan aku dari lelaki ini." Batin Zara seakan membisik di telinga Titan.

Rupanya Titan mendengar bisikan hati Zara. Ia merasa ada ikatan kuat dengan wanitanya.

Iapun mencoba membalas permintaan Zara."

Tenang saja, sayang, aku tidak akan membiarkan bajingan ini menyentuhmu.

Saat berkata seperti itu. Zara mendengarnya dan iapun mengulum senyumnya dan senyum samar itu begitu indahnya sama seperti senyum Reina yang ada di lukisannya.

Tuan Nathan yang berusia sepuluh tahun dari usia Zara yang baru berusia 17 tahun ini.

Zara di bawa pergi oleh Nathan dari pesta itu membuat Titan menatap terus mengikuti langkah keduanya pergi.

Ia tidak lupa membawa tongkat sihirnya ke manapun ia pergi dan sekarang menjadi bermanfaat untuk menyelamatkan wanitanya dari bajingan seperti Nathan.

Di dalam kamar sana, Nathan yang terbakar cemburu sedang mengamuk di hadapan Zara yang sedang menatap wajah Nathan tidak ingin terlihat lemah didepan putra penguasa ini.

"Kenapa kamu bicara dengan orang asing? Bukankah aku sudah melarangmu jangan bicara pada lelaki lain tanpa seizin aku....!" Teriak Nathan di hadapan wajah Zara.

"Dia bukan orang asing. Aku bicara padanya karena aku mengenal baik Tuan Titan." Balas Zara tidak kalah sengit.

"Kau itu milikku...! Aku tidak membiarkan orang lain menyentuhmu sekalipun dengan tatapan matanya yang melihatmu dengan mesra." Ucap Nathan.

"Aku milikmu...? Atas dasar apa kamu bicara soal kepemilikan? Apakah ada undang-undang yang mengatur ikatan itu yang terucap secara verbal?" Sarkas Zara.

"Aku tidak perlu undang-undang untuk memiliki tubuhmu. Dan aku tidak akan membiarkan kamu berbuat sesuka mu tanpa sepengetahuan aku." Ucap Nathan lalu mendorong tubuh Zara ke kasur empuk itu hingga Zara terjengkang.

Zara yang masih menjaga kesuciannya sampai hari ini begitu takut saat Nathan melepaskan gesper miliknya.

"Mau apa kamu...?" Tanya Zara dengan tubuh gemetar. Ia tidak rela tubuhnya di gauli oleh lelaki yang tidak ia sukai.

"Titaannnnn.... tolong aku..!" Pekik Zara dalam hatinya.

Terpopuler

Comments

Nyonya Gunawan

Nyonya Gunawan

Pasti titan akan menolongmu zara..

2023-02-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!